Banyak Warga Bekasi Tak Coblos Pilkada Serentak, Ini Penyebabnya

Jumat, 29 Juni 2018 07:45 WIB

Calon Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (kanan), menunggu giliran untuk mencoblos di TPS 61 Jatiwaringin, Bekasi, Rabu, 27 Juni 2018. Deddy bersaing dengan tiga paslon lain, yaitu TB Hasanuddin-Anton Charliyan, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, dan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. TEMPO/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Bekasi - Sejumlah warga di Kota Bekasi memilih tidak mencoblos dalam pilkada serentak yang digelar pada Rabu, 27 Juni 2018. Mereka enggan menggunakan hak suaranya karena tak mendapatkan undangan mencoblos atau tak masuk dalam daftar pemilih.

"Sekali pun bisa mencoblos, diminta datang jam 12 siang," kata warga RT 2 RW 2, Kelurahan Pengasinan, Rawalumbu, Nosa, Kamis, 28 Juni 2018. Walhasil, perantau bersama dengan suaminya ini enggan kembali lagi ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menggunakan hak suaranya dalam pilkada serentak, dan lebih memilih menikmati libur kerja untuk santai di rumah.

Nosa mengatakan, sejak tahapan pemilihan kepala daerah, tak ada satu pun petugas KPU datang ke rumahnya untuk melakukan pencocokan dan penelitian. Dampaknyal, namanya dan suaminta tak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). "Saya belum pernah mencoblos di sini, karena tidak pernah dapat undangan," kata Nosa yang menyebut sejumlah tetangganya juga tak mencoblos karena tidak mendapat undangan.

Warga lainnya, Yulia Sari, juga mengaku tak mendapatkan undangan mencoblos, bahkan tak pernah didata sebagai daftar pemilih. Awalnya, ibu rumah tangga ini ingin menggunakan hak suaranya pada pagi hari. "Karena bisanya jam 12 siang, jadi tidak sempat lagi ke TPS," kata Yulia.

Di TPS 1 Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, ada sekitar 60 warga tak masuk dalam DPT. Sebagian dari mereka enggan mencoblos karena waktu untuk daftar pemilih tambahan ditetapkan mulai pukul 12.00 WIB. "Saya sudah pindah, datang ke sini untuk mencoblos, tapi tidak bisa," kata seorang warga, Meiwa.

Advertising
Advertising

Meiwa memilih untuk pulang ke rumah dan tak mau kembali lagi menggunakan hak pilihnya di TPS 1. Alasannya, ibu rumah tangga ini sudah menitipkan anaknya ke orang lain demi menggunakan hak suara, rupanya petugas KPPS meminta agar Meiwa mencoblos pukul 12.00 WIB sesuai dengan peraturan yang ada. "Kalau begini, saya enggak mau nyoblos," kata dia.

Komisionir Komisi Pemilihan Umum, Kota Bekasi, Yayah Nadiyah mengatakan, lembaganya tak bisa memaksa warga menggunakan hak pilihnya yang tak masuk dalam daftar pemilih tetap, meskipun ada komplain masalah undangan mencoblos. "Di Indonesia, mencoblos itu masuk sebatas hak, bukan sebuah kewajiban, jadi tidak bisa dipaksakan," kata Yayah.

Yayah menyangkal bahwa lembaganya tidak kerja dengan maksimal perihal mendata DPT sampai pemberian formulir C6. Justru, warga sendiri yang tidak aktif mengkonfirmasi kepada petugas di lapangan untuk memastikan masuk dalam daftar pemilih. "Harusnya sebelum DPT ditetapkan, warga yang belum masuk DPS lapor," kata Yayah.

Daftar pemilih tetap pilkada serentak di Kota Bekasi sebanyak 1,434,717. Jumlah itu lebih sedikit dari wajib kartu tanda penduduk elektronik (KTP Elektronik) di wilayah tersebut sebanyak 1.778.265 jiwa, sehingga sebanyak 343.814 jiwa tidak masuk DPT wilayah tersebut atau selisih hingga 20 persen lebih.

Berita terkait

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

7 jam lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Relawan Daftarkan Kaesang di Pilkada Kota Bekasi, PSI: Murni Aspirasi Warga

10 jam lalu

Relawan Daftarkan Kaesang di Pilkada Kota Bekasi, PSI: Murni Aspirasi Warga

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie mengatakan langkah relawan mendaftarkan Kaesang ikut Pilkada Kota Bekasi murni aspirasi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Kasus Penganiayaan Taruna STIP Hingga Tewas, Keluarga Syok Tegar Ditetapkan Tersangka

16 jam lalu

Kasus Penganiayaan Taruna STIP Hingga Tewas, Keluarga Syok Tegar Ditetapkan Tersangka

Akibat perbuatannya menganiaya adik kelasnya hingga meninggal, taruna STIP itu terancam hukuman penjara 15 tahun.

Baca Selengkapnya

Relawan Daftarkan Kaesang Ikut Pilkada Kota Bekasi Lewat PKB

1 hari lalu

Relawan Daftarkan Kaesang Ikut Pilkada Kota Bekasi Lewat PKB

Relawan Nasional Pro Prabowo - Gibran (Pa-Gi) mendorong Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep maju dalam pemilihan Kepala Daerah Kota Bekasi 2024.

Baca Selengkapnya

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

1 hari lalu

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

KPU RI meminta para peserta Pilkada serentak 2024 di Provinsi Bali agar menerapkan kampanye hijau. Apa itu kampanye hijau?

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

1 hari lalu

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

Teguh Prakosa akan menyerahkan syarat pendaftaran tahap penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota di PDIP Kota Solo pada 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bakal Calon Bupati Sragen Minta Dukungan Buruh untuk Maju di Pilkada 2024

2 hari lalu

Bakal Calon Bupati Sragen Minta Dukungan Buruh untuk Maju di Pilkada 2024

Putri mantan Bupati Sragen Untung Wiyono, Wina Sukowati, menggelar silaturahmi bersama Sahabat Buruh Sragen. MInta dukungan buat Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

3 hari lalu

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

RM, 49 tahun, korban pembunuhan pada kasus mayat dalam koper telah dimakamkan di kampung halamannya di Bandung

Baca Selengkapnya

Truk Tak Kuat Nanjak, Kontainer Terguling Timpa Mobil di Bekasi

3 hari lalu

Truk Tak Kuat Nanjak, Kontainer Terguling Timpa Mobil di Bekasi

Truk trailer bermuatan peti kemas Mitsubishi Fuso dengan nomor polisi B 9789 BEH terguling di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

3 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya