Sebuah bangunan kios langsung ambruk dihantam alat berat saat penertiban ratusan kios pedagang di Terminal Depok, 8 Oktober 2014. Sebanyak 150 kios dan 180 lapak pedagang kaki lima dibongkar untuk revitalisasi terminal Depok. TEMPO/Ilham Tirta
TEMPO.CO, Depok -Pemerintah Kota Depok memulai pembangunan proyek Metro Stater atau terminal modern terpadu setelah menggeser armana dari lahan terminal Depok.
“Sosialisasi sudah dari tanggal 30 Juli 2018 dan memang kalau angkot sudah dipindahkan dari awal” ujar Endang saat ditemui Tempo di Stasiun Depok Baru Jumat 3 Agustus 2018.
Lokasi terminal sementara berada di lahan parkir Stasiun Depok Baru. Terdapat tiga blok sebagai tempat parkir kendaraan. Angkutan kota menempati blok khusus. Ada juga blok khusus untuk Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) serta Angkutan Penumpang Terintegrasi Busway (APTB) ikut dipindahkan.
Kepala Dishub Kota Depok Dadang Wihana menyampaikan bahwa terhitung 3 Agustus seluruh aktivitas di terminal lama tidak lagi. Jadi seluruh kendaraan diarahkan menuju ke Stasiun Depok Baru. “Selanjutnya lahan terminal akan dibangun Metro Stater” ungkap dia. Simak : DKI Menjawab Soal Pergantian Pejabat, Komisi ASN: Tidak Memuaskan
Sebelumnya Kepala Bagian Pembangunan Pemerintah Kota Depok Tito Ahmad mengatakan bahwa proyek Metro Stater merupakan kerjasama dengan PT Andyka Investa. Konsepnya itu terminal terpadu yang dilengkapi hunian vertikal dan pusat perbelanjaan. “Tapi MoU dengan kami hanya untuk terminal“ ujar dia.
Menurut Tito pembangunan terminal ditargetkan selesai pada tahun 2019. Setelah rampung maka pengembang menyerahkan ke Pemkot Depok. “Pengelolaan dilakukan oleh Dishub” ujar dia