INVESTIGASI: DKI Raih Opini WTP Meski Banyak Aset Terancam Hilang

Reporter

Tempo.co

Editor

Suseno

Rabu, 8 Agustus 2018 19:40 WIB

Kisruh Pembelian Lahan Cengkareng

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini wajar tanpa pengecualian atau WTP kepada DKI Jakarta tanpa memeriksa semua aset yang menyimpan konflik. BPK hanya mengambil sejumlah sampel untuk diperiksa yang nantinya dijadikan salah satu dasar penilaian.

Baca: DKI Raih WTP, Sampai di Mana Kasus RS Sumber Waras dan Cengkareng

“Jadi kami memotret obyek tertentu. Mana yang paling berisiko, itulah yang kami dalami. Termasuk aset-aset bermasalah. Jadi tidak diberondong semua, nanti pelurunya habis,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPK Jakarta Aryo Seto Bomantari, kepada Tempo, Kamis, 26 Juli 2018.

Pernyataan Aryo Seto itu dikutip dari laporan investigasi Majalah Tempo edisi 30 Juli-5 Agustus 2018. Investigasi ini terselenggara atas kerja sama dengan Change.org dan Kita Bisa dalam program #Bongkar.

Berdasarkan penelusuran Tempo, dua tahun laluBPK menemukan ada sekitar 1.400 surat izin penunjukan penggunaan tanah yang fasilitas sosial dan fasilitas umumnya belum ditagih. Pemerintah DKI diminta menyelesaikan problem tersebut. Namun, dalam laporan audit terbaru, BPK tidak menganggap itu sebagai masalah, meski jumlah fasilitas sosial dan fasilitas umum yang belum tertagih masih sekitar 1.100

”Asalkan dicatat dan diterangkan dalam laporan keuangan, audit tidak masalah,” kata Aryo Seto. “Kami melihat dokumen yang menjadi dasar pencatatan. Tentu saja sesuai dengan sampel yang kami temukan. Jika ragu, kami konfirmasi kepada lembaga yang bersangkutan.”

Contohnya adalah pembelian tanah oleh pemerintah di Cengkareng pada 2015. Belakangan diketahui, tanah itu ternyata milik pemerintah juga. Akibatnya, kepemilikan lahan itu tercatat di dua lembaga, yaitu Dinas Perumahan sebagai pembeli dan Dinas Kelautan sebagai pemilik lama.

Dalam laporan hasil pemeriksaan 2016, BPK meminta DKI membereskannya. Namun dalam audit 2017, masalah ini tidak lagi dipersoalkan. Uang negara sebesar Rp 668 miliar yang sudah terlanjur dikeluarkan untuk pembelian lahan, belum bisa diselamatkan.

“Tanah Cengkareng muncul karena dicatat di dua satuan kerja perangkat daerah. Dari situ saja sudah salah. Tapi, pada 2017, DKI memperbaiki laporan dengan mereklasifikasi aset tersebut ke dalam aset lain-lain,” kata Aryo Seto. “Untuk proses hukum tak kami pertimbangkan dalam audit. Hasilnya nanti kami pantau.”

Baca: WTP DKI, Begini Sandiaga Sepakat Soal Andil Jokowi, Ahok, Djarot

Menurut Aryo Seto, pelaporan aset merupakan salah satu faktor yang menjadi persoalan dalam pemeriksaan 2013-2016. Sebab untuk mendapat opini wajar tanpa pengecualian, laporan keuangan pemerintah daerah harus memenuhi standar akuntansi pemerintahan yang material, tidak ada pembatasan lingkup yang material, tidak ada sesuatu yang membatasi pemeriksaan. “Kalau semua itu dipenuhi, maka WTP,” katanya.

TIM INVESTIGASI MAJALAH TEMPO

Berita terkait

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

1 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP

Baca Selengkapnya

Suap demi Predikat WTP dari BPK

2 hari lalu

Suap demi Predikat WTP dari BPK

Suap demi mendapatkan predikat WTP dari BPK masih terus terjadi. Praktik lancung itu dinilai terjadi karena kewenangan besar milik BPK.

Baca Selengkapnya

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

4 hari lalu

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

Sadikin Rusli mengaku tidak mengetahui kode 'Garuda' digunakan untuk Mantan Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera dalam korupsi BTS Kominfo.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi BTS: Ada Usaha BLU Kominfo Hilangkan 17 Temuan BPK

4 hari lalu

Sidang Korupsi BTS: Ada Usaha BLU Kominfo Hilangkan 17 Temuan BPK

Pertemuan itu terjadi di ruang kerja Achsanul Qosasi di Kantor BPK.

Baca Selengkapnya

Achsanul Qosasi Sewa Rumah di Kemang untuk Simpan Uang Suap Rp 40 Miliar Kasus BTS

4 hari lalu

Achsanul Qosasi Sewa Rumah di Kemang untuk Simpan Uang Suap Rp 40 Miliar Kasus BTS

Mantan anggota BPK Achsanul Qosasi mengaku menyewa rumah di Kemang khusus untuk menyimpan uang suap Rp 40 miliar kasus BTS.

Baca Selengkapnya

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

6 hari lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo

9 hari lalu

Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo

Permintaan itu agar Kementerian Pertanian mendapat predikat WTP dari BPK karena ada kejanggalan anggaran proyek food estate era Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

10 hari lalu

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) DKI mengusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9

10 hari lalu

Kabupaten Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9

Kabupaten Batanghari raih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke-9, di Auditorium Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jambi, pada Selasa, 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Saksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban

10 hari lalu

Saksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban

Hermanto diminta untuk menyediakan uang di luar anggaran Kementerian Pertanian untuk membeli sapi kurban buat Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya