Gagal Buat Asian Games, Ini Perjalanan Proyek LRT Sejak Era Ahok
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Minggu, 12 Agustus 2018 11:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keraguan atas kesiapan kereta ringan atau LRT Jakarta untuk Asian Games menguat setelah jadwal uji operasi 10 Agustus 2018 kembali meleset. Uji operasi mundur setelah sertifikasi dan izin operasi dari Kementerian Perhubungan belum turun.
Baca:
Duh, LRT Jakarta Akhirnya Gagal Ikut Asian Games
Penelusuran Tempo, pekerjaan memang masih banyak dikebut di sepanjang rute 5,8 kilometer itu. Sekalipun jalur diklaim telah siap tapi fasilitas pendukung di stasiun terutama depo masih belum beres.
Proyek kereta ringan LRT Jakarta senilai Rp 5,3 triliun ini mengalami jatuh bangun dalam percepatan pekerjaan yang diembankan kepadanya. Sempat optimistis di awal lewat peran Presiden Joko Widodo dan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, proyek ini harus berjuang tidak hanya melawan waktu tapi juga musim dan anggaran di era gubernur berikutnya.
Berikut perjalanan proyek Kereta LRT Jakarta tersebut selengkapnya hingga jadwal uji operasi,
SEPTEMBER 2015
Dasar hukum pembangunan LRT di DKI Jakarta mengacu pada Peraturan Presiden No 99/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Provinsi DKI Jakarta. Peraturan yang ditandatangani Presiden Joko Widodo dikeluarkan dalam rangka percepatan pembangunan kereta api untuk mendukung pelaksanaan Asian Games 2018.
Untuk menegaskan Perpres tersebut dalam tataran teknis, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menugasi PT Jakarta Propertindo melalui Peraturan Gubernur Nomor 213 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan Prasarana Kereta Ringan.
JUNI 2016
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melakukan groundbreaking proyek terkait dengan agenda Asian Games 2018: Light Rail Transit koridor Kelapa Gading-Velodrome, arena equestrian di Pulomas, dan velodrome di Rawamangun.
NOVEMBER 2016
Presiden Joko Widodo meneken Peraturan Pemerintah Nomor 54 yang merupakan revisi dari PP Nomor 79 Tahun 2015. Dalam revisi terbaru, badan usaha milik daerah (BUMD) yang mendapat penugasan proyek strategis nasional bisa menunjuk langsung BUMD lain dan anak perusahaannya atau badan usaha milik negara dan anak perusahaannya. Revisi PP dibutuhkan agar Jakpro yang telah ditunjuk sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur kereta ringan ini bisa bekerja lebih cepat.
DESEMBER 2016
PT Wijaya Karya Tbk terpilih menjadi kontraktor utama pembangunan kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta. Nilai kontrak pembangunan rute Velodrome-Kelapa Gading Rp 5,295 triliun meliputi pembuatan fondasi, pembangunan rel, depo, dan stasiun. Wijaya Karya juga bertanggung jawab merancang sistem persinyalan, membuat pusat kontrol, dan menyusun pemungutan tiket otomatis. Daftar pekerjaan itu ditargetkan rampung dalam 610 hari.
Baca Halaman Berikutnya Perjalanan Proyek Sepanjang 2017
<!--more-->
FEBRUARI 2017
Jakpro memilih perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai Rotem, sebagai pemenang lelang pengadaan lokomotif dan gerbong (rolling stock) untuk proyek LRT Jakarta. Direktur Utama Jakproertindo, Satya Heragandhi, mengatakan anak usaha Hyundai Motor Group itu akan membuat 16 gerbong kereta dengan pagu anggaran Rp 640 miliar dalam 15 bulan.
Baca:
Tak Dipakai Asian Games, Kapan LRT Jakarta akan Siap?
APRIL 2017
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berjanji memprioritaskan penyelesaian proyek infrastruktur termasuk proyek LRT untuk pergelaran pesta olahraga Asian Games 2018. Prioritas langsung dibuatnya setelah hitung cepat seluruh lembaga survei menetapkannya kalah dalam pemilihan gubernur putaran kedua.
OKTOBER 2017
-Tanah di lokasi proyek jalur LRT di depan Menara Saidah, Cawang, Jakarta Selatan, ambles. Tanah yang bersinggungan langsung dengan pagar gedung Menara Saidah itu turun sekitar 2 meter ketika para pekerja menggarap fondasi tiang jalur LRT.
-Pantry portal gantry crane proyek LRT Jakarta di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, roboh menimpa ruko di bawahnya
NOVEMBER 2017
-Penyertaan modal untuk badan usaha milik daerah (BUMD) dialihkan untuk membiayai program yang diusulkan Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno. Jakpro mengalami pemotongan terbesar. Perusahaan itu semula diplot memperoleh Rp 3,5 triliun pada 2018 namun dikurangi Rp 1,2 triliun.
-Pemerintahan Anies-Sandiaga memperpanjang rute kereta ringan atau LRT fase II sampai ke Tanah Abang, Jakarta Pusat, dari rencana semula hanya sampai Dukuh Atas.
-Beton terlepas dari crane menimpa mobil di Jalan MT Haryono, atau tepatnya di depan PT Roda Mas, dekat Stasiun Cawang, Jakarta Timur.
Baca Halaman Berikutnya Perjalanan Proyek Sepanjang 2018
<!--more-->
JANUARI 2018
-Gelagar proyek LRT Jakarta di Jalan Kayu Putih Raya, Jakarta Timur, ambruk di tengah pengerjaan yang dikejar tenggat.
-Direktur Utama PT Jakpro, Satya Heraghandi, ‘mulai panik’. Satya mengatakan pembangunan baru dimulai pada Januari 2017. "Biasanya empat tahun. Dicoba dipercepat dalam jangka 1,5 tahun. Ini yang sedang kami lakukan," ujar Satya
FEBRUARI 2018
-Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempercepat kerja proyek pembangunan LRT. Hujan berintensitas tinggi, ditambah insiden gelagar patah dan ambruk, telah menyebabkan perlambatan atas proyek tersebut sebanyak 8 persen. Anies menginstruksikan penambahan giliran kerja dan jumlah alat berat yang digunakan.
-Satu hari setelah instruksi Anies Baswedan itu, pemerintah pusat memberlakukan penghentian sementara atau moratorium bagi semua proyek layang di dalam negeri termasuk LRT Jakarta. Moratotrium menyusul serangkaian kecelakaan yang terjadi.
Baca:
LRT Jakarta Batal untuk Asian Games, Anies Baswedan: Ngapain Atlet ke Mal?
APRIL 2018
DPRD DKI menyoal nilai anggaran pembangunan proyek LRT oleh PT Jakpro. harga pembangunan LRT Jakpro dianggap lebih mahal dibandingkan dengan LRT Jabodebek yang digarap PT Adhi Karya.
JULI 2018
Gubernur Anies Baswedan mencopot Direktur Utama Jakpro, Satya Heragandhi. Lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Jajaran komisaris juga dirombak.