Polusi Udara Jakarta, Ini Beberapa Penyakit yang Mengancam Warga

Reporter

Syafiul Hadi

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 22 Agustus 2018 15:21 WIB

Suasana langit Jakarta yang dipenuhi kabut dan asap polusi, 27 Juli 2018. Greenpeace Indonesia mengajak masyarakat yang datang ke Jakarta menggunakan masker karena Jakarta adalah kota nomor satu dengan kualitas udara terburuk di dunia--skor 183. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Greenpeace Indonesia menyebut dalam sebulan terakhir kualitas udara di DKI Jakarta tergolong kategori tak sehat alias polusi udara tinggi.

Menurut versi aplikasi pemantauan udara AirVisual, Jakarta menduduki nomor satu predikat kualitas udara buruk di antara kota-kota besar di dunia pada 11 Agustus 2018. Dengan kata lain polusi udara terparah.

"Di mana angka rata-rata harian di stasiun pantau PM 2.5 di Kemayoran, Jakarta, milik BMKG menunjukan angka 87,3 µg/m³," ujar juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu, dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Agustus 2018.
Baca : Udara Jakarta Buruk Saat Asiang Games? Ini Penjelasan BMKG

Bondan mengatakan kualitas udara yang buruk ini dapat membahayakan kesehatan warga dan meningkatkan risiko kematian dini. Menurut dia, dalam kualitas udara yang buruk ini terdapat salah satu partikel polutan paling berbahaya yaitu partikulat (PM) 2.5. "PM 2.5 ini dapat terhirup dan mengendap di organ pernapasan," katanya.

Menurut Bondan, paparan PM 2.5 ini akan berbahaya dalam jangka panjang. Sebab, PM 2,5 dapat menyebabkan beberapa macam penyakit pernafasan. "PM 2.5 dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut terutama bagi anak-anak, hingga kanker paru-paru," ucapnya.

Bondan mengatakan PM 2.5 ini dapat meningkatkan kadar racun dalam pembuluh darah yang dapat memicu stroke, penyakit kardiovaskular, dan penyakit jantung lainnya. Partikulat ini, kata dia, dapat membahayakan ibu hamil karena berpotensi menyerang janin. "Ini adalah ancaman kesehatan nyata bagi semua orang," tuturnya.

Bondan menilai tingkat polusi udara yang sangat tinggi telah menimbulkan biaya kesehatan dan kerugian ekonomi yang besar. Dia mencontohkan, tahun 2010 penelitian Kementerian Lingkungan Hidup menyebut dari total penduduk Jakarta yang mencapai 9.607.787 jiwa, sebanyak 57,8 persen berpenyakit akibat polusi udara. "Total biaya kesehatan yang harus dibayar warga Jakarta mencapai Rp 38,5 triliun," katanya.

Kondisi udara di dekat Stadion Gelora Bung Karno yang penuh dengan kabut dan asap polusi di Jakarta, 27 Juli 2018. Bila dilihat dari aplikasi pemantau kualitas udara AirVisual pada Jumat, 27 Juli 2018, indeks kualitas udara (AQI) secara real time ada di urutan tiga dengan skor 161. REUTERS/Beawiharta

Menurut Bondan, pemerintah harus segera menekan sumber polusi yang menyebabkan kualitas udara Jakarta buruk. Hal ini, kata dia, harus dilakukan dengan jelas karena mencakup lintas kementerian dan kepentingan.

"Mulai dari permasalahan transportasi, industri, sampai pembangkit yang harus dibatasi dan diatur secara ketat," ucapnya.
Simak pula : Stasiun LRT Velodrome - Boulevard Utara Rampung Desember 2018

Sebelumnya, beberapa media asing menulis tentang buruknya kualitas udara di Jakarta mendekati Asian Games 2018. Pada 17 Agustus 2018 lalu, Al Jazeera menurunkan berita berjudul 'Air pollution welcomes athletes in Jakarta for Asian Games'. Dalam berita bahkan menyatakan bahwa tingkat polusi udara di Jakarta telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, pemberitaan BBC Indonesia juga menyebut soal polusi udara yang tinggi itu. Bahkan, BBC Indonesia menulis menjelang Asian Games 2018, Jakarta jadi kota berpolusi udara 'paling parah' di dunia.

SYAFIUL HADI | IMAM HAMDI

Berita terkait

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

2 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

3 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

7 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

19 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

23 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

30 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

31 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

33 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

33 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya