Lokasi tempat para remaja yang tergabung Geng Gusdon di kawasan Kalibaru Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, 4 September 2018. Di lokasi tersebut ada bangunan SMP Negeri 267 yang lebih dikenal dengan SMP Donat, yang tergusur. Tempo/Imam Hamdi
TEMPO.CO, Jakarta -Polisi mengembalikan separuh dari 26 pelajar SMA Negeri 32 yang sempat dijemput karena diduga terlibat tawuran yang menyebabkan siswa berinisial AH, 16 tahun, tewas di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Sabtu dini lalu.
"Sebanyak 13 siswa telah dipulangkan karena tidak terbukti dalam tawuran kemarin," kata Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 32 Jakarta Sujoko melalui pesan singkat, Selasa, 4 September 2018.
Duel maut pada Sabtu lalu, melibatkan Geng Gusdon atau Gusuran Donat dengan SMA Muhammadiyah 15 Slipi. Geng Gusdon merupakan gabungan dari gabungan dari tiga sekolah, yakni SMAN 32, Madrasah Anajah dan Husni Thamrin.
Adapun korban jiwa berasal dari SMA Muhammadiyah 15. Dia dihujani sabetan senjata tajam. Bahkan, korban pun masih disiram dengan air keras setelah terkapar bersimbah darah.
"Kami juga tidak menduga ada tawuran ini. Tawuran terakhir siswa sekolah kami pernah terjadi enam tahun lalu," ujarnya.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan menjelaskan tawuran antar geng remaja ini telah direncanakan sebelumnya. Sebab, salah satu dari anggota mereka membuat kesepakatan di media sosial untuk melakukan duel yang berujung maut. "Setelah saling tantang lewat Instagram, mereka janjian untuk menentukan lokasi tawuran," ujarnya. "Setelah itu, mereka kabari lagi teman mereka di grup Whatsapp masing-masing untuk tawuran.
"Tawuran yang terjadi pada Sabtu dini hari lalu itu, ujar Stefanus, melibatkan lebih dari 50 pelajar. Bahkan, kata dia, tawuran di kawasan Kebayoran Lama kemarin tidak bisa lagi disebut tawuran pelajar. Melainkan, Stefanus berujar, "Ini sudah tawuran antar geng remaja yang anggotanya adalah pelajar."