Petugas memeriksa rangkaian kereta MRT di Depo Lebak bulus, Jakarta Selatan, 12 April 2018. Rangkaian kereta ini tiba di Depo MRT Lebak Bulus sekitar pukul 03.00 Kamis dinihari. TEMPO/Muhammad Hidayat
TEMPO.CO. JAKARTA - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta William P. Sabandar mengatakan telah meminta kontraktor menambah kamera CCTV di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Penambahan kamera menyusul aksi vandalisme yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Di depo itu tambahan CCTV baru ada 14 buah,” tutur William saat ditemui di Mall Pacific Place, Jakarta Selatan, pada Sabtu 29 September 2018.
Menurut William, ia juga telah meminta kontraktor untuk menambah personel satuan pengamanan di lokasi. Setelah beroperasi nanti, kata dia, mereka akan kembali menambahkan tenaga keamanan dari pihak internal MRT.
Seperti yang pernah diungkap pula, kontraktor juga telah menambah tinggi tembok depo. Bagian atas tembok nantinya masih akan diberi kawat berduri.
Sebelumnya, PT MRT Jakarta menemukan keretanya yang terparkir di Depo Lebak Bulus menjadi sasaran vandalisme pada Jumat pekan lalu. Kereta yang belum beroperasi itu telah dicorat-coret dan diwarnai di satu sisinya dengan tulisan dan warna dominan ungu, merah muda, serta hijau.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan penyelidikan sudah pada tahap untuk mempelajari makna simbol vandalisme di badan kereta itu.
Untuk mengungkap makna simbol dan tulisan vandalisme tersebut, kata dia, polisi bakal melibatkan ahli desain, gambar dan kelompok grafiti yang ada di Jakarta. "Kami meminta mereka untuk membantu mengungkap pelakunya," kata Stefanus pada Jumat, 28 September 2018.
Kepala Polres Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan jumlah personel gabungan yang disiapkan mencapai 30 orang dari Polda Metro Jaya, Polres Jaksel dan Polsek Cilandak untuk memburu para pelaku vandalisme kereta MRT. "Kami sudah profiling orang yang diduga pelakunya," kata Indra.
Indra berujar polisi telah menggali keterangan sejumlah saksi dari PT MRT Jakarta maupun warga sekitar. Menurut Indra, pelaku adalah orang yang telah mempunyai keahlian untuk membuat grafiti. "Kami sudah tahu gambaran mereka," ujarnya.