Massa Front Pembela Islam alias FPI membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid saat berunjuk rasa di Bandung, Jawa Barat, terkait insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh anggota Banser Nahdlatul Ulama di Garut, Selasa, 23 Oktober 2018. Polda Jawa Barat telah menahan sejumlah tersangka serta terus melakukan pendalaman untuk meredam dampak dari insiden yang berpotensi meluas tersebut. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi melakukan pengalihan arus lalu lintas di sejumlah jalur di Jakarta Pusat secara situasional saat berlangsung demonstrasi Aksi Bela Tauhid pada Jumat siang.
"Ada pengalihan arus lalu lintas seperti biasanya," ujar Kasat Lantas Polres Metro Jakpus, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Juang Andi Priyanto di Jakarta, Jumat, 26 Oktober 2018.
AKBP Juang menjelaskan seluruh personel pengamanan disiagakan di beberapa jalur yang menyebabkan kemacetan, seperti Harmoni dan Tugu Tani. "Kita lihat berapa jumlah massanya, tapi kami tidak akan menutup jalan, hanya arusnya saja yang dialihkan," tukasnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menerima surat pemberitahuan demonstrasi Aksi Bela Tauhid yang akan digelar di Kantor Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Jakarta Pusat.
"Aksi akan berlangsung pukul 13.00 WIB," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono.
Argo menyebutkan jumlah massa Aksi Bela Tauhid diperkirakan mencapai 1.000 orang dari berbagai kelompok masyarakat.
Massa yang akan menyampaikan aspirasi tersebut akan berkumpul di Patung Kuda Jalan MH Thamrin.
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Nahdlatul Ulama juga menyiagakan 2.000 anggota Ansor-Banser (Barisan Ansor Serbaguna) guna mengantisipasi Aksi Bela Tauhid.
Demonstrasi Aksi Bela Tauhid dilakukan terkait kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid yang diduga bendera berlambang HTI oleh oknum Banser di Garut, Jawa Barat pada beberapa hari lalu.