5 Hal Unik Reuni Akbar 212: Heboh Awan sampai Untung Rp 15 Juta
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Untung Widyanto
Senin, 3 Desember 2018 13:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Juru bicara Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin mengklaim acara Reuni Akbar 212 di Lapangan Monas, Jakarta pada 2 Desember 2018 dihadiri 3-4 juta orang.
Baca juga: Reuni Akbar 212, Penumpang KRL Melonjak Hingga 15 Kali Lipat
Pada acara yang berlangsung sejak pukul 03.00 sampai dengan 12.00 itu, hadir sejumlah pejabat dan tokoh yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Antara lain Ketua Majelis Permusyawaratam Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan, dan dua Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yaitu Fadli Zonn dan Fahri Hamzah. Selain itu ada Amien Rais dan Prabowo Subianto.
Tempo yang meliput Reuni Akbar 212, sejak sehari sebelumnya dan pada puncak acara di Lapangan Monas, mencatat lima hal unik. Yakni:
1. Massa dihebohkan oleh bentuk awan
Di pelataran Monas, massa dibuat riuh karena bentuk awan. Awan yang menggantung di langit Jakarta dianggap mirip dengan lafaz Allah. Seorang wartawan salah satu media daring, Indra K, mengatakan turut menyaksikan awan itu. Ia mengenang, awan yang dianggap mirip lafaz ini muncul pukul 08.00 WIB.
Dalam rekonstruksi ceritanya, massa yang berkumpul di sekitar halaman Monas sempat menghentikan aktivitas. Mereka bersama-sama melihat langit dan memotret awan tersebut.
<!--more-->
2. Lagu untuk Rizieq Shihab
Peserta Reuni Akbar 212 yang melintasi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat menyanyikan lagu yang mengandung lirik Rizieq Shihab.
Para pelantun itu berbaris membentuk saf. Barisan muka diisi oleh sekelompok laki-laki. Sedangkan barisan belakang adalah para perempuan. Sembari bernyanyi, barisan depan membawa spanduk bak karnaval.
Baca juga: Beredar Pesan Reuni 212 Ditunggangi HTI, Ini Kata Indosat
"Ya Habib Bana, Habib Rizieq Shihab," lantun massa dengan intonasi yang sedikit datar. Kalimat tersebut diulang-ulang. Sesekali mereka menyisipkan lontaran takbir di sela nyanyi. "Habib Rizieq Shihab," ujar mereka lagi.
Pada spanduk itu terpampang wajah Rizieq Shihab, beserta tulisan: Imam Besar Umat Islam. Rizieq Shihab dalam spanduk persegi panjang iti tampak mengenakan baju putih dan sorban warna hijau. Begitu juga dengan para rombongan. Mereka mengenakan busana putih senada.
3. Ada lagu "Ganti Presiden Tak Cerdas"
Meski mengklaim tak membawa narasi politik, Panitia Reuni Akbar 212 tetap memutar lagu bertajuk ganti presiden. Lagu itu didengarkan setelah pentolan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, memberi ceramahnya melalui sebuah rekaman.
Lagu itu berlirik demikian: 2019, ganti presiden yang tidak cerdas. 2019, ganti presiden yang tidak jelas. 2019, ganti presiden yang tidak cerdas. 2019, ganti presiden yang tidak jelas.
Sejumlah politikus menolak itu sebagai aksi politik. Politikus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Fraksi Gerindra, Prabowo Soenirman, berkukuh 212 tak membawa isu politik. "Bukan ajang kampanye," ujarnya kala dihubungi Tempo, Senin, 3 Desember.
Simak juga: Panitia Reuni Akbar 212 Putar Lagu Ganti Presiden Tak Cerdas
<!--more-->
4. Rizieq menceletukkan kalimat politis
Ceramah Rizieq yang disampaikan melalui sebuah rekaman menuai kontroversi. Ia mengimbau massa memilih presiden yang merujuk pada salah satu pasangan calon.
"Saya mengajak semua yang ada di sini untuk berubah, dan perubahan yang paling dekat adalah 2019 ganti presiden," kata Rizieq. "Sekali lagi apa, 2019 ganti presiden." "Semuanya, 2019 ganti presiden," ujar Rizieq, mengimbuhkan.
Rizieq pun menyinggung, peserta 212 tidak dikenankan memilih presiden yang berasal dari partai yang mendukung penista agama.
5. Penjual kaus raup untung Rp 15 juta sehari
Gelaran Reuni Akbar 212 membawa untung sendiri bagi Eman Muherman. Ia, yang berjualan kaus bermotif Reuni 212, mengaku meraup cuan hingga Rp 15 juta sehari.
Simak juga: Cerita Eman Dapat Untung Rp 15 Juta dari Acara Reuni Akbar 212
Eman berjualan di kawasan Masjid Al-Ma'mur, Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Masjid itu menjadi arena transit massa dari daerah. Sehari sebelum Reuni Akbar 212 dihelat, dagangannya telah habis. Sekitar 20 kodi kaus ludes dalam sehari. Selembar kaus ia jajakan seharga Rp 75-85 ribu.