Antisipasi Gempa, BPBD DKI Akan Pasang 40 Alat Deteksi

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Ali Anwar

Selasa, 25 Desember 2018 14:59 WIB

Suasana gedung bertingkat terlihat samar oleh selimut kabut dan asap polusi di Jakarta Selatan, Kamis, 26 Juli 2018. Greenpeace Indonesia menyatakan, berdasarkan data dari pemantau kualitas udara AirVisual pada Selasa, 24 Juli lalu, Jakarta menjadi kota dengan polusi tertinggi di dunia dengan indeks kualitas udara (AQI) 183. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta Jupan Royter mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan memasang 40 alat deteksi gempa di Jakarta.

Baca juga: Tya, Finalis Abang-None Jakarta Korban Tsunami Selat Sunda

"Sedang dirapatkan dan koordinasi dengan BMKG," kata Jupan saat dihubungi, Selasa, 25 Desember 2018. Menurut Jupan, sejumlah titik yang bakal dipasang alat pendeteksi gempa berada di kawasan wisata seperti Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah, Utan Kayu, Srengseng Sawah, dan lainnya.

Menurut dia, alat deteksi gempa itu juga bisa mendeteksi potensi tsunami yang berada di lautan. Sebab, tsunami terjadi karena naiknya air laut akibat gempa. "Peringatan dini potensi bencana juga kami selalu berikan melalui akun media sosial BPBD," ucapnya.

Terkait dengan tsunami di Banten dan Lampung Sabtu kemarin, memang tidak ada peringatan dini. Alasannya, alat pendeteksi tsunami di kawasan tersebut rusak. "Untuk potensi bencana dan peringatan dini kami juga mengetahui dari BMKG."

Advertising
Advertising

Jupan menuturkan, begitu mengetahui ada bencana di Banten dan Lampung, pihaknya langsung menerjunkan tim ke lokasi. Setelah itu, untuk penanganan tanggap bencana pihaknya bekerja sama dengan Dinas Sosial, Pemadam Kebakaran, sampai Dinas Pemakaman.

Baca juga: Tsunami Selat Sunda, Anies Minta Warga Jakarta Tetap Waspada

"Kami membantu mengevakuasi korban dan mendirikan dapur umum bantuan dari Dinsos," ucap Jupan. Ia mengatakan BPBD DKI juga terus mengevaluasi kebutuhan untuk proses tanggap bencana yang terjadi.

Jupan memastikan tim BPBD DKI bakal siaga selama proses evakuasi tsunami Selat Sunda berlangsung. "Kami terus siaga selama dibutuhkan," kata Jupan.

Sebelumnya, Kepala BMKG mengatakan wilayah DKI Jakarta sangat rawan dan akan berdampak parah jika diguncang gempa bumi. Hal itu disampaikan saat membuka diskusi bertema “Gempa Bumi Megathrust Magnitudo 8,7, Siapkah Jakarta?” yang digelar Ikatan Alumni Meteorologi dan Geofisika.

"Karena Jakarta ini tanahnya lunak dan dikepung patahan aktif. Entah dari mana pusat gempanya, guncangannya pasti terasa kuat," kata Dwikorita di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2018.

Berita terkait

Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Sumber Dekat Gempa Merusak 2023

6 jam lalu

Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Sumber Dekat Gempa Merusak 2023

Gempa dirasakan di wilayah Sumedang utara dan selatan dengan skala intensitas gempa III - IV MMI.

Baca Selengkapnya

Ledakan di Tambang Emas Bikin Wisatawan Pulau Merah Berhamburan, Begini Respons Pemkab Banyuwangi

2 hari lalu

Ledakan di Tambang Emas Bikin Wisatawan Pulau Merah Berhamburan, Begini Respons Pemkab Banyuwangi

Peledakan di lokasi tambang emas dikabarkan menimbulkan getaran hingga lokasi wisata Pulau Merah, Rabu siang, 15 Mei 2024. Ada bau menyengat.

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Getarkan Cianjur, Lagi-lagi Aktivitas Sesar Cugenang

2 hari lalu

Gempa Terkini Getarkan Cianjur, Lagi-lagi Aktivitas Sesar Cugenang

Warga Cianjur kembali merasakan gempa pada Rabu malam, 15 Mei 2024, pada pukul 20.06 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG mencatat kekuatan gempanya bermagnitudo 3,0.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

2 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

TEMPO, Jakarta- Pada Rabu 15 Mei 2024 pukul 16.42.56 WIB wilayah Kepulauan Seribu, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,4

Baca Selengkapnya

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

2 hari lalu

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

2 hari lalu

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan, dan longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

3 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo selama kurang dari 10 detik menggoyang wilayah Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

4 hari lalu

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

Kekhawatiran BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengenai lonjakan UKT menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno Berita Terkini, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

4 hari lalu

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

BMKG Deteksi Gempa Magnitudo 5,8 di Bolaang Mongondow, Hasil Pergerakan Lempeng Laut Sulawesi

5 hari lalu

BMKG Deteksi Gempa Magnitudo 5,8 di Bolaang Mongondow, Hasil Pergerakan Lempeng Laut Sulawesi

Gempa M5,8 mengguncang Pantai Utara Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, pada Senin pagi, 13 Mei 2024. Tidak ada potensi tsunami.

Baca Selengkapnya