KRL berhenti di Stasiun Cawang saat uji coba operasi, Jakarta, Selasa, 9 Oktober 2018. Stasiun Cakung ini telah tersedia dua peron yang melayani 4 jalur kereta ke arah Bekasi dan Jatinegara. TEMPO/Muhammad Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Kereta Rel Listrik (KRL) tujuan Cikarang-Bekasi mengalami gangguan akibat sebuah truk bertonase berat jenis crane mogok di perlintasan kereta, Kamis pagi.
"Hingga saat ini petugas masih berusaha mengevakuasi truk agar tidak menghalangi jalur rel antara Tambun - Bekasi," ujar Humas PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa melalui pesan singkat di Bekasi, Kamis, 10 Januari 2019.
Menurut dia, kendaraan berat berdimensi panjang sekitar 10 meter dengan tinggi 4 meter itu mogok di pintu perlintasan JPL 78 yang berlokasi di antara Stasiun Tambun dengan Stasiun Bekasi.
Peristiwa itu terjadi sejak pukul 02.20 WIB saat kendaraan berat berwarna kuning milik salah satu perusahaan swasta itu melintas dari arah Jalan Pejuang mengarah ke Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Timur.
Pada pukul 06.10 WIB, kata Eva, listrik aliran atas di Stasiun Bekasi dan sekitarnya dipadamkan untuk membantu proses evakuasi. "Berbagai metode telah dicoba untuk evakuasi untuk mempercepat normalisasi lintasan kereta," katanya.
Akibat kejadian ini, perjalanan KRL antara Cikarang - Bekasi terganggu dan harus diatur bergantian melewati satu jalur rel yang tidak terhalang truk.
"Sebagian perjalanan KRL juga mengalami rekayasa pola operasi dengan perjalanan diatur hanya sampai Stasiun Bekasi untuk selanjutnya kembali ke arah Jakarta Kota," ujarnya.
PT KCI menghimbau para pengguna KRL untuk dapat menggunakan alternatif transportasi lain. Sementara itu para pengguna yang memilih untuk tetap naik KRL diminta selalu mengutamakan keselamatan dengan tidak berdesakan maupun memaksakan diri untuk naik ke dalam KRL yang telah penuh, serta selalu mendengarkan informasi yang diberikan petugas.
Sementara itu, ratusan penumpang KRL dari Stasiun Cikarang, Cibitung, Tambun dan Bekasi Timur, terpaksa beralih ke angkutan alternatif, seperti ojek online maupun angkot.
Penumpukan penumpang terjadi di Stasiun Tambun karena mereka yang sudah terlanjur masuk di dalam peron kereta, akhirnya terpaksa keluar stasiun untuk mencari alternatif angkutan umum menuju kantornya.
Sejumlah penumpang KRL harus merelakan uang elektronik mereka yang sudah terlanjur terpotong pintu masuk stasiun kereta. "Saldo di kartu sudah otomatis terpotong di mesin tap. Tapi tidak masalah, yang penting saya jangan telat sampai kantor," ujar Jiban (51) warga Tambun.