Teror Pimpinan KPK: Soal Bom Daya Ledak Tinggi dan Novel Baswedan
Reporter
Adam Prireza
Editor
Dwi Arjanto
Kamis, 10 Januari 2019 09:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dua jenis bom sebagai teror pimpinan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yakni Ketua KPK Agus Rahardjo dan wakilnya Laode M. Syarif, Rabu kemarin mengejutkan publik.
Benda diduga bom ditemukan tergeletak oleh petugas keamanan Agus di depan rumahnya. Menurut Agus, bentuk teror itu berupa paralon yang dibungkus menyerupai bom.
Baca : Teror di Lingkungan KPK: Dari Novel Baswedan - Penculikan
Sementara itu, di hari yang sama, dua buah botol yang diduga bom molotov dilemparkan ke rumah Laode oleh orang tak dikenal.
Botol tersebut ditemukan oleh sopir Laode, Bambang, sekitar pukul 05.30 WIB. Tempo merangkum sejumlah fakta terkait angkaian teror terhadap pimpinan komisi antirasuah itu.
- Bom di rumah Agus diduga jenis high explosive
Polisi menduga benda di dalam tas yang berada di depan rumah Agus adalah bom rakitan jenis high explosive dengan daya ledak tinggi.
<!--more-->
Bom itu dirakit menggunakan pipa PVC, detonator, sikring, kabel kuning, biru dan orange. Selain itu, terdapat paku berukuran 7 sentimeter, serbuk yang diduga semen putih dan baterai Panasonic Neo 9 Voll berbentuk kotak.
Setibanya di lokasi, dua anggota gegana Brigade Mobil Kelapa Dua Ajun Inspektur Dua Sulaeman dan Brigadir Kepala I Nyoman Ardana langsung menjinakkan bom tersebut.
"Bom tersebut telah dijinakkan dua anggota Gegana dengan cara melepas baterai dan detenator yang berfungsi sebagai pemicu ledakan," kata Juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono.
- Tetangga Laode dengar letupan
Anita, 39 tahun, yang tinggal tak jauh dari dari rumah Laode, mendengar suara pecahan kaca diikuti letupan Rabu dini hari sekitar pukul 00.15 WIB. Tak lama setelah itu, ia mendengar suara motor ngebut.
"Suaranya sember banget," ujar dia. Pagi harinya, Anita melihat ada bekas terbakar di tembok sisi kanan rumah Laode, tepatnya dekat halaman.
<!--more-->
Rumah Laode dilempari dua botol diduga bom molotov. Botol pertama tidak pecah lantaran terbentur tembok dan jatuh ke dekat gerbang, sementara yang kedua pecah dan terbakar, namun tidak besar.
- Polri bentuk tim khusus
Kepolisian Republik Indonesia membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus teror ke rumah pimpinan lembaga antirasuah itu. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan tim itu akan dibantu oleh Detasmen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Selain itu, Kepolisian juga menawarkan pengamanan berlapis kepada para pimpinan KPK.
Polisi tengah memburu pelaku pelempar bom tersebut. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono, petugas sedang menyelidiki pelaku melalui rekaman kamera pengintai atau CCTV.
- Polisi patroli rumah Laode
Kepolisian Resor Jakarta Selatan memperketat patroli keamanan di sekitar rumah Laode seusai insiden pelemparan bom molotov.
Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan personelnya yang berpakaian preman diterjunkan untuk memantau situasi di sekitar rumah Laode.
<!--more-->
Namun Indra tak mendetailkan berapa personel yang telah diterjunkan. Ia mengatakan jumlah anggotanya lebih banyak ketimbang biasanya. Menurut Indra, polisi akan melakukan penjagaan selama 24 jam.
Adapun patroli kali ini bersifat pemantauan, terutama di gang-gang sempit di kawasan rumah Laode. Bila dirasa ada hal-hal yang mencurigakan, Indra menjamin polisi akan langsung bertindak.
- Diduga berkaitan dengan kasus Novel Baswedan
Wadah Pegawai KPK menduga teror bom ke rumah Agus dan Laode punya korelasi dengan kasus teror ke KPK lainnya. Ketua WP KPK, Yudi Purnomo, menduga kasus itu merupakan satu kesatuan rangkaian teror terhadap pimpinan KPK dan pegawainya yang hingga kini tak terungkap.
Menurut Yudi, teror terhadap 2 pimpinan KPK dan pegawai KPK diduga terkait lantaran kemiripan antara satu kasus dengan kasus lainnya. Dia mengatakan kemiripan itu ada pada jumlah pelaku.
Simak juga :
Teror Bom Molotov ke Rumah Laode, Polisi Periksa 6 Saksi dan Rekaman CCTV
Teror ke rumah Agus dan Laode dilakukan dua orang. Hal yang sama terjadi saat penyerangan terhadap penyidik senior Novel Baswedan pada 2017 dan teror ke rumah penyidik Afief Yulian Miftach pada pertengahan 2015.
Selain itu, Yudi mengatakan kemiripan di tiga kasus itu juga dapat dilihat dari modus teror pimpinan KPK. Yakni menggunakan bom dan air keras. Rumah Afief di Jakamulya, Bekasi, pernah disatroni dua pria tak dikenal. Keduanya kemudian meletakkan sebuah bungkusan mirip bom. Kap mobil Afief, yang diparkir di halaman rumah, juga pernah melepuh karena disiram air keras.
ADAM PRIREZA | FRANCISCA CHRISTY | M. ROSSENO AJI | IMAM HAMDI