Detik Laporkan Penganiayaan Wartawannya di Munajat 212 ke Polisi
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Dwi Arjanto
Jumat, 22 Februari 2019 14:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Detik.com melaporkan tindakan penganiayaan dan kekerasan terhadap wartawannya, Satria Kusuma saat meliput acara Munajat 212 di Monumen Nasional pada Kamis malam, 21 Februari 2019 lalu kepada pihak kepolisian.
"Dengan harapan kejadian serupa tidak terjadi terhadap wartawan lain yang sedang menjalankan fungsi jurnalistik," kata Pemimpin Redaksi Detik.com Alfito Deannova dalam keterangan tertulis, Jumat, 22 Februari 2019.
Baca : Pengakuan Wartawan Munajat 212 Diintimidasi, Dipaksa Hapus Foto
Alfito mengatakan, Detik.com mengutuk keras kekerasan terhadap jurnalis dan upaya menghalangi peliputan yang jelas melanggar Undang-Undang Pers. Terutama, pada Pasal 4 tentang kemerdekaan pers.
"Detikcom adalah media yang independen, objektif, dan berimbang dan mendukung penuh perjuangan terhadap kebebasan pers," kata Alfito.
Dalam rilis yang telah dimuat di portal Detik.com itu dijelaskan, kejadian bermula saat terjadi kericuhan yang posisinya di dekat pintu keluar VIP, arah bundaran patung Arjuna Wiwaha sekitar pukul 20.30. Diduga, saat itu ada copet yang tertangkap.
Satria yang sehari-hari bertugas di kanal video 20detik.com langsung mengabadikan momentum itu dengan kamera ponsel. Satria tidak sendirian. Saat itu ada wartawan lain yang juga merekam peristiwa tersebut. "Pada saat merekam video itulah Satria dipiting dan kedua tangannya dipegangi," kata Alfito.
Alfito melanjutkan, massa meminta Satria menghapus video yang sudah direkamnya. Karena dipaksa dan jumlah orang yang berkerumun semakin banyak, Satria akhirnya setuju rekaman video itu dihapus.
Satria lalu dibawa ke ruangan VIP mereka. Di dalam tenda tersebut, intimidasi terus berlanjut. Adu mulut terjadi lagi saat mereka meminta ID card Satria buat difoto. Tapi Satria bertahan, memilih sekadar menunjukkan ID card dan tanpa bisa difoto.
Alfito berujar, dalam ruangan yang dikerumuni belasan atau mungkin puluhan orang berpakaian putih-putih tersebut, Satria juga sempat dipukul dan diminta berjongkok.
Simak juga :
Kisruh Munajat 212, Handphone Wartawan Dirampas dan Hapus Video
Singkat cerita, ketegangan sedikit mereda saat Satria bilang pernah membuat liputan FPI saat membantu korban bencana Palu. Begitu pun saat mereka mengetahui benar-benar bahwa Satria bukan wartawan 'bodrex'. Pun mereka juga tahu bahwa Satria sudah berkomitmen akan menghapus semua video di ponselnya.
Satria dilepas setelah diajak berdiskusi dengan salah satu dari mereka, yang mengaku sebagai pihak keamanan malam Munajat 212 dan mereka kebetulan sesama orang Bogor. Namun jaminannya bukan ID card dan KTP yang diberikan, melainkan kartu pelajar. Satria pun dilepas dan kembali menuju kantor.