Kegagalan Swasta Salurkan Air Bikin Penurunan Permukaan Tanah DKI

Minggu, 3 Maret 2019 13:57 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan dalam konferensi pers terkait pengambilalihan pengelolaan air dari pihak swasta, di Balai Kota, Jakarta, Senin, 11 Februari 2019. Menurut Anies pengambilalihan akses air sekaligus mengoreksi kebijakan yang dibuat pada masa Orde Baru tepatnya pada 1997 dan juga kinerja mitra swasta tidak mencapai target dalam melayani masyarakat selama 20 tahun berjalan. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kegagalan program swastanisasi air menyalurkan air bersih dituding ikut berperan pada penurunan permukaan tanah di Jakarta.

Baca: PAM Jaya Siap Jadi Pengelola Air Jakarta

Anggota Tim Tata Kelola Air DKI Jakarta Nila Ardhanie menyebut, program swastanisasi air yang tak mampu memperluas cakupan distribusi air bersih kepada warga menjadi salah satu penyebab penurunan permukaan tanah. Menurut Nila, pemerintah DKI dan pihak swasta gagal dalam pendistribusian air bersih.

"Kegagalan memperluas cakupan layanan ini menjadi salah satu faktor yang mendorong warga menyedot air tanah," kata Nila dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Ahad, 3 Maret 2019.

Nila berujar, pihak swasta mengklaim, cakupan layanan mencapai 62 persen. Angka ini berbeda dengan temuan Amertha Institute.

Riset Amertha Institute menunjukkan, pihak swasta cuma menyalurkan 35 persen dari 62 persen cakupan itu. Dari angka itu, hanya 8 persen yang dialirkan ke pelanggan berpenghasilan rendah.

Karena itulah, Nila menekankan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) harus membuat rencana strategis untuk distribusi air 20 tahun ke depan. Tujuannya untuk menjamin pelayanan air bersih dirasakan oleh seluruh pelanggan.

Advertising
Advertising

"Yang terlayani hingga 100 persen, airnya layak diminum, terjangkau oleh warga dan mengalir selama 24 jam setiap hari," ucap Nila.

Advokat dari Kantor Hukum dan HAM Lokataru Haris Azhar menambahkan kegagalan negara dalam penyediaan air bersih merupakan bentuk pelanggaran konstitusi. Haris berpendapat, pemerintah dapat meminta bantuan hukum kepada negara lain guna menyelesaikan persoalan air di Jakarta.

Landasan hukumnya, yakni Pasal 2 ayat 1 Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. "Landasan hukum internasional ini telah diratifikasi oleh Indonesia yang dapat digunakan Pemprov DKI," tutur Haris.

Pada 2017, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR mencatat, Jakarta mengalami penurunan muka tanah 5-12 cm per tahun. Jika laju penurunan muka tanah terus berlangsung, Jakarta akan semakin rentan tergenang air pasang dan banjir. Dampak lainnya adalah meningkatnya risiko kerusakan pada infrastruktur jalan dan jembatan, degradasi bangunan yang diikuti penurunan nilai properti.

Sebelumnya, pengelolaan air oleh perusahaan swasta atau disebut swastanisasi air dikeluhkan sejumlah warga. Warga merasa air yang tersalurkan ke rumahnya tak layak dikonsumsi sejak swastanisasi air. Saat ini, dua perusahaan swasta menjadi pengelola air di Jakarta, yaitu PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) di wilayah barat dan PT Aetra Air Jakarta (Aetra) menangani wilayah timur.

Baca: 7 Tahun Polemik Swastanisasi Air di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan bakal mengambil alih pengelolaan air di Jakarta dari pihak swasta, yaitu Aetra dan Palyja, sesuai dengan keputusan Mahkamah Agung yang mengabulkan gugatan Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ). Koalisi menilai kinerja swasta tidak menguntungkan warga. Seharusnya pengelolaan air dilakukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Berita terkait

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

9 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

10 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

Sopir dan Kernet Truk Tangki Pertamina jadi Tersangka BBM Bercampur Air di SPBU Bekasi

39 hari lalu

Sopir dan Kernet Truk Tangki Pertamina jadi Tersangka BBM Bercampur Air di SPBU Bekasi

Polres Metro Bekasi Kota menetapkan tiga tersangka dalam kasus BBM Pertalite bercampur air di SPBU 34.17106.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

40 hari lalu

Inilah 5 Alasan Kucing Takut Air

Ada beberapa hal yang membuat kucing takut dengan air. Salah satunya karena sifat genetik yang dibawa dari nenek moyang spesiesnya.

Baca Selengkapnya

Perempuan di Gaza Melahirkan Tanpa Air

41 hari lalu

Perempuan di Gaza Melahirkan Tanpa Air

UN Women melaporkan situasi terkini bagi perempuan di Gaza yang kekurangan makanan dan air, serta dampaknya bagi kehidupan mereka.

Baca Selengkapnya

Banjir Laten di Kota Semarang dan Pantura, Ini Penyebabnya

48 hari lalu

Banjir Laten di Kota Semarang dan Pantura, Ini Penyebabnya

Kota Semarang dan daerah Pantura kembali mengalami banjir saat cuaca ekstrem seperti belakangan ini. Apa Penyebabnya?

Baca Selengkapnya

21 Daerah yang Alami Penurunan Tanah di Indonesia, Ada Demak-Semarang di Pantura

49 hari lalu

21 Daerah yang Alami Penurunan Tanah di Indonesia, Ada Demak-Semarang di Pantura

Daerah di Utara Jawa memiliki potensi yang lebih besar alami penurunan tanah dan bisa akibatkan kerugian fisik sampai ekonomi.

Baca Selengkapnya

Banjir Semarang, Pakar UGM Peringatkan Berkurangnya Daerah Tangkapan Air dan Alihfungsi di Pesisir

49 hari lalu

Banjir Semarang, Pakar UGM Peringatkan Berkurangnya Daerah Tangkapan Air dan Alihfungsi di Pesisir

Salah satu penyebab banjir di Semarang diantaranya penurunan tanah dan berkurangnya wilayah resapan air

Baca Selengkapnya

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

28 Februari 2024

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

Krisis air diproyeksikan akan meningkat karena pertumbuhan populasi dan kebutuhan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Blokir Truk Kemanusiaan Masuk Gaza, Ekstremis Israel: Musuh Dibunuh, Bukan Diberi Makan!

3 Februari 2024

Blokir Truk Kemanusiaan Masuk Gaza, Ekstremis Israel: Musuh Dibunuh, Bukan Diberi Makan!

Ratusan ekstremis dan kerabat sandera Israel menghalangi masuknya truk bantuan kemanusiaan ke Gaza selama lebih dari sepekan terakhir

Baca Selengkapnya