4 Hari Pencemaran Kali Sunter, DLH DKI Terjun ke Lokasi

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Ali Anwar

Senin, 6 Mei 2019 10:56 WIB

Kondisi air di Kali Sunter yang sempat berubah warna menjadi biru. dok. UPK Badan Air Jakarta Timur

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta masih menelusuri pelaku usaha yang melakukan pencemaran limbah cair ke saluran penghubung Kali Sunter Cipinang Muara di RT 8 RW 3 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Baca juga: Dinas LH Curigai Bengkel Bodi Mobil Buang Limbah ke Kali Sunter

Kepala Seksi Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa DLH DKI Jakarta, Rusliyanto, mengatakan hari ini pihaknya menjadwalkan untuk berkoordinasi dengan Suku Dinas Sumber Daya Air untuk mengindetifikasi aliran air menuju Kali Sunter.

"Kami cari apakah ada crossing saluran air (pelaku usaha) menuju Kali Sunter," kata Rusliyanto melalui pesan singkat, 6 Mei 2019.

Petugas Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Jakarta Timur, Mahfud, menemukan aliran Kali Sunter berwarna biru pekat pada Kamis, 2 Mei 2019, sekitar pukul 11.00 WIB. Mahfud langsung merekam perubahan warna air menggunakan telepon genggamnya untuk menjadi bukti ke atasannya. Laporan Mahfud pun langsung ditindaklanjuti DLH DKI.

Advertising
Advertising

Rusliyanto menjelaskan pihaknya berkoordinasi dengan Sudin SDA Jakarta Timur, karena mereka yang mengetahui aliran air yang ada di penghubung Kali Sunter. Setelah proses itu selesai, DLH DKI akan mengidentifikasi pelaku usaha yang diduga membuang air limbahnya ke Kali Sunter. "Diduga limbah itu hasil sisa dari pengecatan," ujarnya.

Petugas UPK Badan Air Jakarta Timur, Mahfud, 50 tahun, mengatakan limbah cair tersebut telah mengalir sejak 2014. "Sepekan sekali atau dua pekan sekali pasti ada yang membuang limbah itu dari selokan warga yang mengalir ke Kali Sunter," kata Mahfud saat ditemui di Kali Sunter, Jumat, 3 Mei 2019.

Pada Kamis kemarin, Mahfud menemukan aliran kali tersebut berwarna biru pekat sekitar pukul 11.00. Mahfud langsung merekam perubahan warna air menggunakan telepon genggamnya untuk menjadi bukti ke atasannya. "Sebab ini sering. Dan kemarin itu warnanya sudah sangat pekat banget. Jadi, harus dilaporkan," ujarnya.

Menurut Mahfud, warna cairan yang biasa mengalir dari selokan warga ke aliran kali beragam. Mahfud pernah melihat aliran kali tersebut berubah menjadi merah atau kuning.

Mahfud menduga ada industri yang sengaja membuang limbah tersebut ke kali. Kata Mahfud, cairan tersebut baunya seperti tiner cat. "Tapi belum tahu juga itu dari mana. Harus dicari saluran di tempat usaha di sekitar selokan yang crossing (menyilang) ke selokan yang dijadikan tempat pembuangan."

Baca juga: DLH Bakal Jatuhkan Sanksi Pengusaha Buang Limbah ke Kali Sunter

Setelah ditemukan sumber pencemaran, ujar Mahfud, cairan berwarna itu baru hilang dari aliran Kali Sunter keesokan harinya Kamis dinihari, 02.00. "Harus dicari siapa yang membuangnya. Sebab sudah lama dan sering limbah ini dibuang ke kali," ujarnya.

Berita terkait

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

5 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

11 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

40 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

DKI Ingin Tambah Zona Rendah Emisi, Klaim Tebet Eco Park dan Kota Tua Sukses Tekan Polusi

21 Januari 2024

DKI Ingin Tambah Zona Rendah Emisi, Klaim Tebet Eco Park dan Kota Tua Sukses Tekan Polusi

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengkaji lokasi lain yang akan dijadikan zona rendah emisi menyusul Tebet Eco Park dan Kota Tua

Baca Selengkapnya

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

27 November 2023

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

Busa sampai menutup lima rumah dan menjebak pemancing. Dulu sekali, peristiwa serupa pernah terjadi di Kali Baru Depok.

Baca Selengkapnya

Kesadaran Warga Jakarta untuk Uji Emisi Rendah, Pemprov DKI Ingin Ada Sanksi

19 November 2023

Kesadaran Warga Jakarta untuk Uji Emisi Rendah, Pemprov DKI Ingin Ada Sanksi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan perlu ada sanksi terhadap kendaraan yang tidak lulus uji emisi

Baca Selengkapnya

DLH DKI Pastikan Razia Uji Emisi Tetap Berlanjut Mesti Tidak Disertai Tilang

6 November 2023

DLH DKI Pastikan Razia Uji Emisi Tetap Berlanjut Mesti Tidak Disertai Tilang

Sanksi tilang bagi kendaraan yang tidak memenuhi ambang batas emisi dihapus, namun razia uji emisi masih akan dilanjutkan.

Baca Selengkapnya

57 Kendaraan Kena Tilang Uji Emisi, DLH DKI Ingatkan Pemeliharaan Rutin Kendaraan

2 November 2023

57 Kendaraan Kena Tilang Uji Emisi, DLH DKI Ingatkan Pemeliharaan Rutin Kendaraan

57 kendaraan terkena tilang tidak lulus uji emisi.

Baca Selengkapnya

Nasdem Pertanyakan Alasan DLH DKI Menambah Pengolahan Sampah TPS3R di Jaksel

16 Oktober 2023

Nasdem Pertanyakan Alasan DLH DKI Menambah Pengolahan Sampah TPS3R di Jaksel

Saat ini sudah ada dua pengolahan sampah TPS3R di Jaksel dan akan dibangun satu lagi. Nasdem pertanyakan efektivitasnya.

Baca Selengkapnya

Perda Pasar di DKI Wajib Kelola Sampah Mandiri Belum Berjalan

11 Oktober 2023

Perda Pasar di DKI Wajib Kelola Sampah Mandiri Belum Berjalan

Pasar-pasar di Jakarta masih bergantung dengan layanan pengangkutan sampah DLH DKI. Seluruh sampah dibuang ke Bantargebang.

Baca Selengkapnya