Banyak Jalan Artis Terjerat Narkoba, Ini yang Terjadi
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 9 Mei 2019 22:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Memakai baju tahanan warna oranye, Agung Saga berjalan menunduk menuju ruang konferensi pers Polda Metro Jaya pada Rabu, 10 April 2019. Ia berusaha mengalihkan wajahnya dari kamera media. Agung, artis FTV, ditangkap polisi bersama temannya Harry Nugraha karena terjerat narkoba.
Baca:
Eksklusif: Zul Zivilia Ungkap Modus Tawaran Narkoba untuk Artis
Penangkapan Agung dan Harry berlangsung di Jalan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sehari sebelumnya. Barang buktinya berupa sabu seberat 1,49 gram.
Anggita Sari, model, membenarkan bahwa Agung Saga, sahabatnya, positif mengkonsumsi sabu. Itu ia ketahui dari tes urine yang disampaikan pihak kepolisian. Anggita berharap Agung Saga direhabilitasi. “Jelas dia bukan pengedar kok,” kata Anggita saat dihubungi pada Selasa, 7 Mei 2019.
Agung Saga menambah jumlah artis yang terjerat narkoba. Berdasarkan data di Direktorat Reserse Narkotika Polda Metro Jaya, lebih dari 20 orang pesohor hiburan dicokok polisi karena narkoba selama empat tahun terakhir.
Baca:
Wawancara Eksklusif Zul Zivilia, Pertama Kali Dapat Sabu dari EO
Perinciannya, pada 2016 sebanyak tujuh kasus artis, 2017 sembilan kasus, 2018 sebelas kasus dan sampai Maret 2019 sudah lima artis terjaringan razia. Sebagian dari mereka ada yang direhabilitasi dan sudah divonis pengadilan.
Menurut Kepala Bagian Operasional Direktorat Reserse Narkotika Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Anggun Cahyono, artis memang rentan terhadap narkotika. Mereka menjadi sasaran pengedar karena termasuk target potensial. “Setiap artis mempunyai komunitas, seperti pelawak, penyanyi, artis film dan lainnya,” kata Anggun, Senin, 11 Maret 2019 di Kantor Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.
Para pengedar, kata Anggun, biasanya menawarkan dagangan melalui satu bagian di komunitas artis tersebut. Bisa manajemen, tim make up, maupun asisten sebagai perantara. "Banyak di antara mereka yang direkrut bandar untuk menjual narkoba."
Baca:
Polisi Tangkap Artis Agung Saga dalam Kasus Narkoba
Satu artis yang diduga menjadi pengedar narkoba adalah musisi Zul Zivilia. Ia ditangkap pada 28 Februari 2019 lantaran kedapatan memiliki sabu seberat 9,54 kilogram dan 24 ribu pil esktasi. Hasil penyelidikan kepolisian, pelantun lagu Aishiteru itu disinyalir kuat sebagai pengedar narkoba.
Anggun menambahkan, pengakuan para pengedar dalam menjalankan modusnya berawal dari pemberian narkoba secara gratis kepada korban. Pemberian yang berulang-ulang membuat korban ketagihan alias ketergantungan. “Artis yang menjalani rehabilitasi tetapi kembali lagi memakai narkoba, itu karena sudah ketergantungan.”
<!--more-->
Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional Komisaris Besar Sulistyo Pudjo saat ditemui dalam sebuah acara di Hotel Bidakara, Jakarta, mengungkapkan public figure menjadi sasaran pengedar narkoba di antaranya karena punya banyak duit. Artis berpendapatan besar sangat mudah dipengaruhi untuk membeli barang-barang yang belum dikenali sebelumnya.
Baca:
Dari Fariz RM Sampai Jennifer Dunn, Artis Terjerat Narkoba 2018
“Artis salah satu profesi dengan pendapatan terbesar. Sekali tampil di televisi, bisa mendapatkan uang 20-30 juta rupiah," kata Sulistyo, Selasa, 26 Maret 2019. “Secara umum bandar narkoba menyasar konsumen yang memiliki kemampuan finansial di atas rata-rata. Di antaranya kalangan artis."
Menurut Sulistyo, harga narkoba pada umumnya mahal. Karena itu, bandar selalu mengincar kalangan berduit dan royal. Kehidupan glamor para artis, katanya menambahkan, disukai oleh pengedar narkoba. Perputaran uang di komunitas artis yang sangat tinggi, dorongan belanja pun juga besar.
Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Koentjoro, menilai penyebab artis menggunakan narkoba bukan hanya karena kekayaannya yang berlimpah. Menurut dia, artis terjerumus ke dalam pusaran kasus narkotika lantaran kehilangan jati dirinya.
Baca juga:
Karena Kasus Kokain, Richard Muljadi Cucu Konglomerat Makan Tempe di Tahanan
Fakta bahwa intensitas kemunculan di panggung bisa menurun hampir dialami semua artis. Ketika tidak bisa lagi tampil di televisi, para artis akan berusaha eksis. Cara yang ditempuh, kata Koentjoro, dengan berbagai macam supaya terus aktif di industri hiburan.
Koentjoro mencontohkan kalangan artis tidak sedikit yang mencoba mengalihkan masalahnya dengan memakai narkoba. “Sifat narkoba ketika dikonsumsi dimaksudkan sebagai stimulan atau perangsang. Inilah yang membuat arti yang sebelumnya tidak berani menjadi berani,” kata Koentjoro.
Apabila artis jarang muncul ke publik terutama melalui televisi, kata Koentjoro, biasanya membuat sensasi. Salah satunya memakai narkoba. Sang artis lantas membayangkan atau berhalusinasi bahwa dirinya masih terkenal. “Jadi, bukan artis menggunakan narkoba kemudian terkenal, tetapi ia menggunakan narkoba untuk membayangkan bahwa dirinya masih terkenal," kata Koentjoro saat dihubungi Tempo.co Jumat, 15 Februari 2019.
Baca juga:
Ditangkap Polisi, Tersangka Narkoba Mengaku Mantan Pacar Artis
Apapun alasannya, menurut Koentjoro, artis terus-menerus mengkonsumsi narkoba tidak dibenarkan. Baik dari sisi hukum, sosial, dan agama, memakai obat yang menimbulkan ketergantungan tidak dibolehkan. Kerugian yang dialami bukan hanya mereka selaku pengguna narkoba, tapi juga orang-orang di sekitarnya.
NABILA HANUN | ZW