Cerita KPPS Kabur dan Mundur di Balik Pleno KPU DKI yang Molor

Reporter

Imam Hamdi

Selasa, 21 Mei 2019 18:30 WIB

Pengunjuk rasa dari massa emak-emak membawa poster saat aksi unjuk rasa di KPU Provinsi Jawa Barat, Jumat 10 Mei 2019. Mereka meminta pemerintah mengusut kematian lebih dari 500 orang petugas KPPS yang meninggal dunia pasca Pemilu serentak. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan Pulogadung Heri Susanto mengakui proses pungut dan hitung suara yang baru lalu sangat menguras tenaga dan pikiran. Pulogadung adalah kecamatan terakhir di Jakarta dan sangat terlambat menyetorkan rekapitulasi suara karena petugas KPPS harus menjalani sejumlah besar hitung ulang.

Baca:
Sempat Pulih, Petugas KPPS Klender Sakit Lagi

Heri mengungkap ada sekitar 40 TPS yang akhirnya dihitung ulang saat proses rekapitulasi suara di tingkat kecamatan. Dia menjelaskan, banyak kesalahan yang ditemukan adalah suara caleg dan partai dihitung dua. Padahal seharusnya satu.

“Masalah ini kalau tidak diselesaikan, kami bisa dianggap menggelembungkan suara,” kata Heri ketika dihubungi Sabtu 18 Mei lalu, atau sehari setelah pleno KPU DKI usai atau enam hari lewat dari tenggat awal 12 Mei 2019 di antaranya karena menunggu hasil suara dari Pulogadung.

Salah hitung diperparah dengan petugas pemungutan suara mengundurkan diri hingga kabur dari tanggung jawab. Heri mencontohkan petugas KPPS Kelurahan Pulogadung yang meninggalkan tanggungjawabnya sebagai penyelenggara. Petugas itu menghilang justru saat proses rekapitulasi tingkat kelurahan baru mau dimulai.

Advertising
Advertising

Baca:
Ani Hasibuan Sangkal Racun dan Pembantaian KPPS, Ini Jawab Polisi

“Kami cari ke rumahnya tidak ada. Kabur begitu saja," kata Heri curhat.
Ada juga di KPPS Kelurahan Kayuputih yang menyatakan mundur karena alasan sibuk dengan pekerjaannya. Akhirnya, PPK Pulogadung meminta agar KPU Jakarta Timur mencari pengganti petugas KPPS yang kabur dan melarikan diri dari tugasnya tersebut.

Heri mengatakan, keterlambatan proses pungut hitung suara sudah bisa diperkirakan dari minimnya kelas yang dibuka untuk proses pungut hitung di kelurahan. Padahal, sejak awal PPK Kecamatan telah meminta tambahan kelas dari empat menjadi tujuh kelas agar proses rekapitulasi bisa berjalan lebih cepat.

Baca:
BPN Ungkap Penyebab Suara Prabowo Kalah di Pulogadung

Semua masih dikombinasi dengan keterlambatan PPK Pulogadung mendapat kepastian lokasi gedung menyimpan logistik dan proses rekapitulasi. “Kami telat 20 hari mendapatkan tempat logistik pemilu,” ujarnya.

Berita terkait

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

1 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

KPU Solo Siapkan 1.052 TPS untuk Pilkada 2024, Pendaftaran PPK Dibuka Mulai Hari ini

5 hari lalu

KPU Solo Siapkan 1.052 TPS untuk Pilkada 2024, Pendaftaran PPK Dibuka Mulai Hari ini

Jumlah TPS di Kota Solo untuk Pilkada 2024 berkurang dibandingkan dengan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

10 hari lalu

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Berterima Kasih ke KPPS karena Pinjamkan HP untuk Keperluan Negara

24 hari lalu

Ketua KPU Berterima Kasih ke KPPS karena Pinjamkan HP untuk Keperluan Negara

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengucapkan terima kasih kepada anggota KPPS dalam sidang sengketa hasil Pilpres di MK.

Baca Selengkapnya

5 Dugaan Bentuk Kecurangan Pemilu 2024, TPN Ganjar-Mahfud Serahkan 15 Kontainer Bukti Tambahan ke-MK

31 hari lalu

5 Dugaan Bentuk Kecurangan Pemilu 2024, TPN Ganjar-Mahfud Serahkan 15 Kontainer Bukti Tambahan ke-MK

TPN Ganjar-Mahfud serahkan 15 kontainer berisi dugaan kecurangan pemilu 2024. Ini 5 dugaan kecurangan pemilu

Baca Selengkapnya

Hindari Kecurangan, KawalPemilu.org Sarankan KPU Setop Penghitungan Berjenjang dan Buat Sistem Canggih

39 hari lalu

Hindari Kecurangan, KawalPemilu.org Sarankan KPU Setop Penghitungan Berjenjang dan Buat Sistem Canggih

Proyek urun daya netizen prodata Indonesia, KawalPemilu.org, menyarankan KPU RI membuat sistem penghitungan langsung dari TPS yang mumpuni

Baca Selengkapnya

Aplikasi E-Voting BRIN Dipakai untuk 1.800 Pilkades, Begini Cara Kerjanya

39 hari lalu

Aplikasi E-Voting BRIN Dipakai untuk 1.800 Pilkades, Begini Cara Kerjanya

Aplikasi pemilihan suara buatan BRIN, E-voting, dipakai selama lebih dari sedekade terakhir untuk mengikis potensi kecurangan pilkades.

Baca Selengkapnya

Ketua NasDem Malaysia Balik Menuding PPLN Kuala Lumpur Lobi Partai Politik untuk Menambah Pemilih KSK

40 hari lalu

Ketua NasDem Malaysia Balik Menuding PPLN Kuala Lumpur Lobi Partai Politik untuk Menambah Pemilih KSK

Ketua Partai NasDem Malaysia Tengku Adnan mengatakan usulan menambah jumlah pemilih Kotak Suara Keliling atau KSK datang dari PPLN Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Ratusan Warga Negara Rusia Ikut Pemilu 2024 dari Indonesia

41 hari lalu

Ratusan Warga Negara Rusia Ikut Pemilu 2024 dari Indonesia

Ratusan warga negara Rusia berpartisipasi dalam pemilu dari Indonesia, tepatnya di TPS yang bertempat di Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Sorot Balik PSU Kuala Lumpur, Intimidasi hingga Kurang Antusiasme Pemilih

45 hari lalu

Sorot Balik PSU Kuala Lumpur, Intimidasi hingga Kurang Antusiasme Pemilih

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menjelaskan, pelaku intimidasi PSU Kuala Lumpur, Malaysia bisa kena pidana

Baca Selengkapnya