Ketua Dewan Pertimbangan Daerah Gerindra Jakarta Muhammad Taufikdan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DKI Gembong Warsonoberfoto bersama usai Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang digelar Dewan Perwakilan Daerah Partai Gerindradi Gedung Joeang, Jakarta, 8 Mei 2016. Tempo/Larissa
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengingatkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI tidak menduga-duga ada politik uang atau suap dalam Pemilihan Wagub DKI.
Gembong menasihati PSI bahwa informasi suap yang akurasinya belum bisa dipertanggungjawabkan sebaiknya jangan disampaikan ke publik. "Saya yang sudah di dalam (DPRD) aja enggak tahu, kok. Dia yang di luar tahu," ucapnya di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, hari ini, Senin, 15 Juli 2019.
Dia menuturkan kalau informasi suap tersebut belum betul-betul akurat sebaiknya jangan dilemparkan ke publik. Gembong khawatir manuver itu hanya akan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. "Janganlah."
Wakil Ketua PSI DKI Jakarta Rian Ernest hari ini menyatakan diduga ada transaksi uang dalam proses Pemilihan Wagub DKI. Menurut Ernest, dirinya memperoleh informasi itu dari dua elite politik. Modusnya, anggota Dewan yang menghadiri rapat paripurna pemilihan bakal dikucuri dana supaya memenuhi syarat kuorum agar pemilihan bisa digelar. Dua kader Partai Keadilan Sejahtera diajukan sebagai calon wagub. Namun, Ernest tak membeberkan secara gamblang siapa yang terlibat politik uang tersebut.
Gembong menyatakan dirinya kaget ketika mendengar kabar dugaan politik uang dalam Pemilihan Wagub DKI yang dilontarkan oleh PSI DKI. Menurut dia, selama ini proses pemilihan berjalan normal. Gembong pun mengatakan tak pernah menerima informasi ihwal suap jual-beli daftar hadir dalam pemilihan tersebut. "Enggak ada hujan enggak ada angin, tiba-tiba ada info seperti ini," ujar politikus PDIP ini.