Jurnalis Arswendo Atmowiloto Wafat, Ini Rekam Jejaknya

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Ali Anwar

Sabtu, 20 Juli 2019 06:22 WIB

Sastrawan dan wartawan senior, Arswendo Atmowiloto wafat pada Jumat petang di kediamannya di Kompleks Kompas, Petukangan, Jakarta, pada Jumat sore, 19 Juli 2019. Kabar duka ini telah dikonfirmasi kebenarannya oleh salah satu sahabat dekatnya, Eros Djarot. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis dan sastrawan Arwsendo Atmowiloto, wafat di rumahnya, Jalan Pulogayung, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Jumat petang, 19 Juli 2019. Selama ini Arswendo sakit kanker prostat.

Dari pantauan Tempo, di lokasi rumah duka tampak beberapa sahabat almarhum, di antaranya Olivia Zalianty, Bre Redana, Seno Gumira Ajidarma, Slamet Rahardjo, dan Novia Kolopaking, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Semoga keluarga diberikan ketabahan," kata Anies di rumah duka. Anies mengaku mengenal sosok Arswendo Atmowiloto saat masih duduk di bangku SMA.

Berikut sepak terjang Arswendo di dunia jurnalistik, kepenulisan, serta kontroversi yang sempat menghinggapi Arswendo.

1. Dunia Jurnalistik

Advertising
Advertising

Arswendo memulai perjalanan karirnya di bidang jurnalistik sebagai wartawan di harian Kompas. Selanjutnya, Arswendo sempat menjabat sebagai pimpinan redaksi di majalah Hai, majalah Senang, dan tabloid Monitor.

Salah satu jejak kewartawanan Arswendo, sempat diunggah oleh jurnalis Tempo, Leila S Chudori, di akun Instagramnya. Unggahan tersebut berisi foto halaman majalah Hai tahun 1978, berisi tulisan Arswendo hasil wawancara dengan Leila, yang saat itu dikenal sebagai penulis remaja yang karyanya banyak dimuat media.

"Habis menjenguk mas Arswendo Atmowiloto yang sedang sakit. Kebetulan ada pembaca yang posting wawancara mas Wendo dengan saya di majalah Hai puluhan tahun silam waktu saya 16 tahun. Cepat sembuh, mas," tulis Leila di akun Instagramnya @leilachudori, 21 Juni 2019.

2. Kontroversi

Saat menjabat di tabloid Monitor, Arswendo dirundung kontroversi. Pada 1990 ia dipenjara karena dalam sebuah jajak pendapat di tabloid Monitor tentang “50 tokoh yang dikagumi pembaca.”

Hasil jajak pendapat tersebut menunjukan posisi Arswendo ada di peringkat ke-10, berjenjang sembilan nomor dari mantan Presiden Soeharto yang duduk di posisi pertama. Namun yang menimbulkan kontroversi adalah, Arswendo berada tepat di atas Nabi Muhammad, yang bertengger di nomor sebelas.

Ia pun dianggap melecehkan agama, banyak tokoh Islam yang mengecam Arswendo dan Monitor. Atas persoalan ini, Arswendo akhirnya diadili di pengadilan, dan divonis penjara lima tahun.

3. Naskah dan Buku

Pengalamannya di penjara tersebut membuahkan karya, setidaknya sebuah buku berjudul “Khotbah di Penjara”. Di luar buku ini dan dunia jurnalistiknya, Arswendo memang aktif menulis.

Arswendo Atmowiloto merupakan sosok penulis di balik sinetron populer era 1990-an, Ali Topan Anak Jalanan. Ia juga diketahui sempat menyabet penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta atas naskah drama yang ditulisnya.

Berita terkait

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

2 hari lalu

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

ksekutif Produser Musikal Keluarga Cemara, Anggia Kharisma mengatakan, kisah keluarga hangat ini tak lekang oleh zaman.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

7 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

19 hari lalu

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan

Baca Selengkapnya

Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

23 hari lalu

Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

Ada beberapa profesi yang tidak bisa mengenal libur lebaran, selain tenaga kesehatan dan pemadam kebakaran, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

24 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

26 hari lalu

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

26 hari lalu

Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

Juru bicara TPNPB-OPM mengatakan penembakan terhadap anggotanya terjadi ketika korban sedang mendulang emas dan tanpa perlawanan.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

27 hari lalu

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.

Baca Selengkapnya

Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

28 hari lalu

Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

Direktur Polairud Polda Malut membantah bahwa kapal pengangkut minyak milik mereka ditangkap KRI milik TNI AL. Berbuntut penganiayaan jurnalis.

Baca Selengkapnya

Cerita Jurnalis di Halmahera yang Dianiaya Tiga Prajurit TNI AL: Jangan Bunuh, Anak Saya Masih Kecil

29 hari lalu

Cerita Jurnalis di Halmahera yang Dianiaya Tiga Prajurit TNI AL: Jangan Bunuh, Anak Saya Masih Kecil

Sukandi, jurnalis di Halmahera Selatan, disiksa usai memberitakan penangkapan kapal pengangkut minyak Dexlite milik Polairud Maluku Utara oleh TNI AL.

Baca Selengkapnya