Ganjil Genap Diperluas, Warga Ini Tetap Cari Jalan Alternatif
Reporter
Adam Prireza
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 7 Agustus 2019 19:45 WIB
JAKARTA - Perluasan pembatasan kendaraan pribadi berdasarkan plat nomor ganjil genap di ibu kota menuai tanggapan beragam dari pengguna mobil pribadi. Ada yang bersedia beralih ke angkutan umum, ada pula yang tak menyerah akan mencari jalan lain.
Di antara yang menolak meninggalkan mobil pribadinya adalah Arya Mahesa, 27 tahun. Dari rumahnya di Rawamangun, Jakarta Timur, Arya biasanya menempuh Jalan Pramuka untuk mencapai kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Itu adalah jalur alternatif sebelum ada perluasan ganjil genap.
Dia menyatakan akan mencari jalan alternatif yang berbeda nantinya. “Sebelumnya Jalan Jenderal Ahmad Yani sudah kena ganjil genap. Jadi saya menghindari dengan lewat Jalan Pramuka, Manggarai, lalu Kuningan,” kata dia, Rabu 7 Agustus 2019.
Seorang karyawan swasta, Dea Deskarina, 25 tahun, berbeda dari Arya. Dari rumahnya di daerah Jatinegara, Jakarta Timur, Deska biasa memiliki jalur dari Matraman lurus sampai Gunung Sahari. Deska mengaku tak punya pilihan selain beralih ke angkutan umum, Transjakarta, pada hari terdampak ganjil genap.
Meski begitu, ia mengeluhkan sedikitnya armada Transjakarta yang lewat di jalur menuju kantornya dibandingkan jumlah pengguna. “Dari halte awal, Kampung Melayu, busnya sudah penuh sesak. Setuju saja ganjil genap tapi alangkah baiknya sejalan sama peningkatan kualitas dan kuantitas angkutan umumnya,” ucap Deska.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengumumkan secara resmi sosialisasi perluasan ganjil genap mulai hari ini, Rabu 7 Agustus 2019. Perluasan menyebabkan 25 ruas jalan nantinya menerapkan aturan pembatasan tersebut. Perluasan di antaranya dilakukan ke Jalan Pramuka, Salemba Raya, Kramat Raya, Senen Raya, dan Gunung Sahari.