Alasan Kuat Sebagian Pencari Suaka Bertahan di Gedung Eks Kodim

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Ali Anwar

Minggu, 1 September 2019 19:09 WIB

Pencari suaka masih bertahan di gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu malam, 31 Agustus 2019. Tempo/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta telah menghentikan bantuan terhadap ratusan pencari suaka di gedung eks Komando Distrik Kiliter (Kodim), Perumahan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat, sejak Sabtu, 31 Agustus 2019. Namun, masih ada pencari suaka yang bertahan.

Mayoritas pencari suaka yang masih bertahan adalah mereka yang menolak bantuan dari badan PBB untuk pengungsi atau UNHCR. Mereka beranggapan bantuan sebesar Rp 1-1,6 juta itu tak bersifat berkelanjutan.

Muhammad Sadiq, 25 tahun, pengungsi asal Afghanistan, mengaku punya alasan kuat lebih memilih bertahan di gedung eks Kodim. “Yang bertahan di sini memang menolak bantuan,” kata Sadiq saat Tempo temui di gedung eks Kodim, Ahad, 1 September 2019.

Sadiq menceritakan, UNHCR memberikan bantuan Rp 1 juta untuk pencari suaka yang masih lajang. Untuk yang telah berkeluarga 2-4 orang, kata dia, mendapat Rp 1,3 juta, sementara lebih dari 4 orang Rp 1,6 juta. Menurut Sadiq, bantuan itu diberikan untuk satu keluarga, bukan satu orang.

“Saya keluarga ada tujuh orang, kami ditawari bantuan Rp 1,6 juta. Saya menolak karena uang segitu tidak cukup,” ujar Said.

Advertising
Advertising

Pria yang sudah enam tahun berada di Indonesia itu mengatakan, para pencari suaka membutuhkan tempat tinggal dan makan selama berada di Indonesia sambil menunggu proses pengurusan untuk pindah ke negara penerima suaka oleh UNHCR.

Awalnya, ujar Sadiq, UNHCR menjanjikan akan memberi bantuan selama enam bulan. Namun, saat penyuluhan, tertera di kertas yang harus mereka tanda tangani kalau bantuan hanya untuk satu bulan. “Cerita dari teman-teman yang menerima bantuan, setelah dapat uang mereka dilepas, diminta cari tempat tinggal sendiri,” katanya.

Said menuturkan, seharus UNHCR bertanggung jawab untuk memberikan mereka tempat tinggal dan bantuan untuk kesejahteraan hidup. “Kami tidak ingin bulan ini dapat bantuan, lalu bulan selanjutnya kembali ke jalanan,” ucap dia.

Pemerintah DKI telah menetapkan tenggat penampungan di eks gedung Kodim itu per Sabtu, 31 Agustus 2019. Sebanyak 400-an orang telah dipindahkan oleh UNHCR sejak Kamis lalu. Mereka dibekali uang Rp 1,0-1,6 juta per orang atau keluarga sebelum 'dilepas' begitu saja.

Sebagian sisanya masih bertahan sehingga pemerintah pusat memutuskan menunda pengosongan hingga Senin 2 September 2019. Di antara yang masih bertahan itu ada yang mengancam kembali ke trotoar di depan kantor perwakilan UNHCR di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, lokasi mereka semula sebelum dipindahkan oleh Pemerintah DKI ke gedung itu.

Kepala Perwakilan UNHCR Indonesia, Thomas Vargas, mengaku tak dapat berbuat banyak terkait lokasi baru untuk para pencari suaka. Badan pengungsi PBB atau UNHCR menyerahkan keputusan kepada para pencari suaka untuk mencari tempat tinggal sendiri setelah penampungan Kalideres ditutup.

"Kami hanya memberi bantuan sebatas untuk bertahan hidup dan membangun proyek agar mereka bisa hidup secara mandiri," ujar Thomas di depan gedung eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu, 31 Agustus 2019.

Berita terkait

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

6 hari lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

9 hari lalu

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) DKI mengusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

10 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

10 hari lalu

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

Cuaca diperkirakan masih cerah berawan pada siang hari, kecuali Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

11 hari lalu

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

Seluruh wilayah DKI Jakarta diprakirakan cerah berawan pada pagi harinya dan sebagian besar berawan pada siang hari.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

22 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

23 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

23 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

24 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

25 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya