Kasus Kekerasan Wartawan, AJI Sebut Belum Pernah Ada yang Tuntas

Minggu, 29 September 2019 13:16 WIB

Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memukul kentongan saat menggelar aksi jalan mundur dalam car free day di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad, 29 September 2019. Menurut Ketua Bidang Advokasi AJI Indonesia Sasmito Madrim, kentongan menjadi simbol tanda bahaya dan tanda kritis terhadap demokrasi di Indonesia. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Sasmito Madrin, anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) meminta kepolisian mengusut tuntas kasus kekerasan wartawan yang dilakukan oleh aparat pada saat demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR 23-24 September lalu. Menurut Sasmito, selama ini belum pernah ada kasus kekerasan kepada wartawan oleh aparat yang diusut tuntas.

"Jadi tanpa ada penyelesaian kasus yang melibatkan polisi, akan berulang terus (kekerasan terhadap wartawan) karena tidak ada efek jera," ujar Sasmito di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Ahad, 29 September 2019.

Karena ada preseden ini, Sasmito mengatakan AJI selalu memosisikan polisi sebagai musuh kebebasan pers. Berbeda dengan aparat TNI yang ketika melakukan kekerasan terhadap pers, pelakunya dijatuhi hukuman penjara.

"2012 lalu ada anggota TNI yang melakukan kekerasan terhadap jurnalis di Medan, itu divonis 6 bulan. Meskipun sedikit kami mengapresiasi ada sanksi ke TNI," kata Sasmito.

Dalam aksi 23-24 September 2019 di Gedung DPR RI, AJI mencatat ada 10 wartawan menjadi korban kekerasan aparat. Tempo pernah memuat tiga di antaranya, antara lain Farih Maulana Sidik dari Detikcom, Insan Al Fajri dan Evan Ato dari Harian Kompas.

Advertising
Advertising

Farih menuturkan polisi berpakaian huru hara tiba-tiba mendatangi dan meminta telepon genggamnya. Farih dan jurnalis lain dituduh telah merekam tindakan bengis polisi yang menggebuki massa.

"Isi handphone saya diperiksa semua dari isi WhatsApp sampai galeri. Polisi juga menghapus dua video dan beberapa foto," kata Farih.

Insan Al Fajri juga mendapatkan perlakuan serupa. Bahkan, seluruh isi foto dan video yang ada di telepon genggamnya dihapus polisi. "Tidak ada rekaman saat polisi memukuli massa di handphone saya. Saya menyesalkan tindakan polisi seperti itu," kata dia.

Wartawan Harian Kompas itu mengatakan melihat dari jarak dekat polisi menangkapi sejumlah massa demonstrasi dan menganiaya mereka hingga babak belur. Massa yang ditangkap masih mendapat kekerasan polisi seperti dipukul, diinjak dan dipentung. "Saya melihatnya dari jarak dekat polisi memukuli demonstran," kata dia.

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

3 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

4 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

4 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

9 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

10 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

10 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

16 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

17 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

17 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya