KontraS Akan Dorong Keluarga Maulana Suryadi Untuk Autopsi
Reporter
Taufiq Siddiq
Editor
Febriyan
Jumat, 4 Oktober 2019 20:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) menyatakan akan mendorong keluarga Maulana Suryadi, korban demonstrasi pelajar 25 September, untuk melakukan autopsi. Mereka menduga polisi tak menawarkan autopsi ketika keluarga menjemput jenazah Maulana di Rumah Sakit Polri Kramatjati.
"Polisi kami duga tidak ada menawarkan autopsi," ujar anggota Kontras, Rivanlee Anandar saat ditemui di kantornya di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat 4 Oktober 2019.
Rivan menyebutkan, saat menjemput jenazah pihak keluarga hanya diberikan surat keterangan kematian oleh polisi. Surat itu menyatakan Maulana meninggal akibat sesak napas.
Kontras siap mendampingi keluarga Maulana untuk membawa masalah ini ke jalur hukum. Namun, menurut Rivan, pihak keluarga belum menyatakan siap membawa masalah ini ke jalur hukum.
"Keluarga ingin tahu penyebab pasti kematian Maulana," ujarnya.
Maulana Suryadi merupakan juru parkir di Tanah Abang yang tewas saat demonstrasi pelajar 25 September lalu berujung kericuhan. Maspupah, ibunya, menyatakan baru mengetahui anaknya tewas setelah polisi menjemputnya pada Kamis malam itu.
Dia dibawa ke RS Polri Kramatjati dan ditunjukkan jenazah Maulana yang sudah terbujur kaku. Polisi menyatakan Maulana tewas karena sesak nafas, namun pihak keluarga meragukan alasan itu.
Pasalnya, Maspupah menyatakan melihat tubuh anaknya dipenuhi luka lebam seperti bekas benturan benda tumpul. Kakak tiri Maulana, Bayu, juga menyebut bagian belakang kepala adiknya terasa lunak.
Selain itu, Maspupah juga curiga karena darah mengalir deras dari telinga dan hidung Maulana Suryadi. Menurut dia, darah tersebut bahkan terus mengucur saat jenazah Maulana akan dikebumikan.