Ini Bukti Kerang Hijau Bisa Bersihkan Air, Bukan Untuk Dimakan

Reporter

Antara

Editor

Febriyan

Senin, 7 Oktober 2019 11:57 WIB

Seorang pekerja membersihkan kotoran pada kulit kerang hijau di Muara Angke, Jakarta, 5 Desember 2016. Para pekerja diberi upah sebesar Rp. 5.000 setiap ember kerang yang sudah dibersihkan. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Satu kilo Kerang Hijau (perna viridis) dalam kondisi hidup itu dimasukkan ke dalam akuarium berisi air yang sangat keruh, cokelat pekat dan tebal oleh lumpur sedimentasi. Di sebelahnya, sebuah akuarium dengan besar yang sama berisi air kotor namun tak ada kerang di dalamnya.

Dua akuarium tersebut dipajang di hadapan peserta kegiatan Restorasi Kerang Hijau di tepian Pantai Ancol, dekat Restoran Bandar Jakarta, Jakarta Utara, Ahad kemarin.

Bak melihat pertunjukan sulap, air yang kotor di dalam akuarium pertama berubah jernih sedikit demi sedikit. Sementara akuarium yang tak berisi kerang tetap kotor mengeruh.

"Satu kilogram kerang hijau mampu menjernihkan 10 liter air laut dalam waktu satu jam," kata Manajer Konservasi PT Pembangunan Jaya Ancol, Yus Anggoro Saputra menerangkan simulasi tersebut.

Ya, kerang hijau memang diakui memiliki kemampuan untuk menjernihkan air secara alami. Departemen Konservasi PT Pembangunan Jaya Ancol telah melakukan penelitan soal fungsi kerang hijau untuk mengurangi polutan di lautan sejak 2018 lalu, saat program restorasi Kerang Hijau akan dimulai.

Advertising
Advertising

Menurut Yus, Ancol pernah melakukan eksperimen pada 13 Februari 2018. Mereka meletakkan lima kilogram kerang hijau dalam akuarium di Karantina Seaworld Ancol dan dalamnya ditambahkan air laut hasil backwash filter sebanyak 50 liter. Setelah didiamkan selama satu jam kondisi air menjadi jernih dan mengalami penurunan N03 (nitrat) dari 13,5 mg/l menjadi 3,4 mg/l.

Kondisi air laut di Teluk Jakarta yang memprihatinkan membuat Ancol merancang program penanaman kerang hijau tersebut. Menurut catatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2018, setiap hari sebanyak 21 ton sampah mengalir masuk ke Teluk Jakarta dari 13 sungai yang bermuara di sana. Sampah tersebut membawa material limbah cair dari pemukiman maupun industri yang mencemari perairan Teluk Jakarta hingga mengancam ekosistem hewan laut.

Ancol sebenarnya sudah mulai mengimplementasikan program ini pada akhir 2018 lalu. Hasilnya, menurut Yus yang merupakan dokter hewan, cukup signifikan.

Pada Februari lalu, dua bulan setelah dilakukan penebaran kulit kerang, beberapa biota laut mulai tampak. Jenis ikuan seperti Golden travelly, ikan buntal, sersan mayor, ketang-ketang hingga bulu babi mulai tumbuh subur di area penebaran.

Nantinya, menurut Yus, jika populasi kerang hijau di Teluk Jakarta telah terbentuk, maka keanekaragaman serta jumlah biota laut yang ada di sana akan bertambah, Dia menjelaskan, kerang hijau merupakan substrat atau landasan keras untuk meletakkan telur berbagai biota laut.

"Kerang hijau dapat menjadi struktur berlindung dari berbagai jenis ikan kecil dan sumber makanan dari berbagai jenis ikan," katanya.

Menurut dia, restorasi Kerang Hijau baru dikenal lima hingga 10 tahun terakhir. Program serupa juga dilakukan sejumlah negara di dunia seperti Revive our gulf di New Zealand pada 2012 dan Billion oyster project di New York pada 2009.

Gerakan ini menginspirasi Ancol melakukan upaya serupa merestorasi kerang hijau karena tantangan dan kondisi yang dihadapi pantai Ancol hampir sama yakni kualitas air menurun dan keanekaragamannya berkurang. Untuk Indonesia, Yus mengklaim program yang digagas Ancol ini merupakan yang pertama.

"Di Indonesia, Ancol yang pertama melakukan restorasi Kerang Hijau," kata Yus.

Dia menambahkan, untuk awal program ini ditargetkan bisa memfilter 10 ribu liter air laut perjam. Sementara untuk jangka panjangnya, Ancol menargetkan bisa memfiter 110 juta liter air laut per hari.

"Target tahun ini menumbuhkan 1.000 kg kerang hijau hasil restorasi yang akan memfilter 10 ribu liter air laut per jam secara alami. Target jangka panjang dapat menumbuhkan minimal 450 ton kerang hijau di laut Ancol, dengan asumsi memfilter volume air di laut monumen Ancol sebanyak 110 juta liter per hari," kata Yus.

Soal kerang hijau yang saat ini menjadi salah satu makanan favorit masyarakat, Yus pun berkomentar. Dia menyatakan tak menyarankan kerang jenis ini untuk dikonsumsi terutama yang berasal dari Teluk Jakarta.

"Kerang hijau memiliki peran memfilter kotoran dan logam berat, jadi tidak layak dikonsumsi. Kalau mau makan seafood, mending cari yang lain. Kalau pun mau konsumsi kerang hijau, cari di lokasi selain Jakarta," kata Yus.

Berita terkait

Debat Cawapres: Cak Imin Sebut Proyek Giant Sea Wall, Ini Proyek yang Ditargetkan Selesai 2030

22 Januari 2024

Debat Cawapres: Cak Imin Sebut Proyek Giant Sea Wall, Ini Proyek yang Ditargetkan Selesai 2030

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebut proyek Giant Sea Wall, proyek itu menurutnya bukan satu-satunya mengatasi masalah banjir air rob.

Baca Selengkapnya

Kesiapan Operasi Kereta Cepat Dipertanyakan

12 April 2023

Kesiapan Operasi Kereta Cepat Dipertanyakan

Empat bulan menjelang tenggat pengoperasian, skema operasi dan perawatan kereta cepat Jakarta-Bandung berubah.

Baca Selengkapnya

Cegah Jakarta Tenggelam, Heru Budi Genjot Giant Sea Wall dan Tanggul Pantai, Apa Bedanya?

5 Januari 2023

Cegah Jakarta Tenggelam, Heru Budi Genjot Giant Sea Wall dan Tanggul Pantai, Apa Bedanya?

Cegah Jakarta tenggelam, Heru Budi Hartono terus menggenjot pembangunan tanggul pengaman pantai.

Baca Selengkapnya

3.000 Mangrove Ditanam di Pantai Indah Kapuk, Wali Kota: 13 Sungai Bermuara di Teluk Jakarta

2 Oktober 2022

3.000 Mangrove Ditanam di Pantai Indah Kapuk, Wali Kota: 13 Sungai Bermuara di Teluk Jakarta

Sebanyak 3.000 mangrove ditanam di Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Baca Selengkapnya

6 Jenis Kerang Laut yang Aman Dikonsumsi, Pernah Cicipi Kerang Bambu?

6 Agustus 2022

6 Jenis Kerang Laut yang Aman Dikonsumsi, Pernah Cicipi Kerang Bambu?

Kerang laut merupakan salah satu jenis makanan laut yang banyak digemari. berikut 6 jenis kerang yang aman dikonsumsi, salah satunya kerang bambu.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Sampah Mikroplastik di Teluk Jakarta Meningkat 10 kali Lipat Semasa Pandemi

3 Agustus 2022

Pencemaran Sampah Mikroplastik di Teluk Jakarta Meningkat 10 kali Lipat Semasa Pandemi

Jumlah sampah mikroplastik di muara sungai yang menuju Teluk Jakarta meningkat semasa pandemi. Berasal dari APD dan masker medis.

Baca Selengkapnya

Mikroplastik dari Masker di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Meningkat Tajam

3 Agustus 2022

Mikroplastik dari Masker di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Meningkat Tajam

Terdapat peningkatan mikroplastik bentuk benang yang terindikasi memiliki bentuk asal dan jenis komposisi kimia yang sama dengan masker medis.

Baca Selengkapnya

BMKG Tanjung Priok Minta Warga Pesisir Jakarta Waspada Banjir Rob 6-7 Desember

6 Desember 2021

BMKG Tanjung Priok Minta Warga Pesisir Jakarta Waspada Banjir Rob 6-7 Desember

Wilayah pesisir Jakarta yang perlu waspada datangnya rob yaitu, Sunda Kelapa, Muara Angke, Muara baru dan Pluit.

Baca Selengkapnya

DKI Tutup Saluran Air Limbah PT B karena Diduga Sebabkan Pencemaran

30 November 2021

DKI Tutup Saluran Air Limbah PT B karena Diduga Sebabkan Pencemaran

Dinas Lingkungan Hidup DKI menutup saluran air limbah milik PT B di Jakarta Utara karena diduga menyebabkan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Saluran Limbah Pabrik Pencemar Paracetamol di Teluk Jakarta Ditutup Paksa

30 November 2021

Saluran Limbah Pabrik Pencemar Paracetamol di Teluk Jakarta Ditutup Paksa

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menutup paksa saluran limbah atau IPAL pabrik farmasi PT MEF yang mencemari Teluk Jakarta dengan Paracetamol

Baca Selengkapnya