Warung Kaleng atau yang terkenal dengan sebutan Kampung Arab di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat 27 Desember 2019. TEMPO/M.A MURTADHO
Zaki mengatakan hilang mata pencaharian akibat tidak adanya turis Arab ke Puncak, juga dialami oleh para juru masak yang biasa disewa oleh para turis dari Arab. Zaki mengatakan para kuli juru masak biasa mendapat penghasilan Rp 250 ribu per hari. Namun kini para juru masak pun banyak yang pulang kampung ke Cianjur dan Sukabumi. "Mungkin mereka di kampungnya sampai ramai lagi Puncak sama Arab," kata dia.
Sementara Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia, Boboy Rustandi, mengatakan tidak mengalami penurunan pendapatan yang signifikan karena sepinya Arab. Sebab, Boboy mengatakan tamu yang bermalam di hotel anggota PHRI mayoritas adalah wisatawan lokal. Terkecuali hotel yang biasa menerima tamu dari luar kecuali Arab, Boboy menyebut kemungkinan ada sedikit penurunan omzet dari biasanya. "Kan (turis) Arab mah sewa vila, hotel-hotel mah tetap ada tamu. Bahkan tuh jalan macet, karena wisatawan lokal tetap ada," kata Boboy.