Seorang Pemuda Mengaku Ketua Anarko Usai Mencuri Helm Polisi

Rabu, 15 April 2020 13:03 WIB

Jejak vandalisme massa berbaju hitam berupa coret-coretan mengotori sebuah taman di Dago, Bandung, Jumat, 3 Mei 2019. Pada aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 2019 lalu, kelompok massa Anarcho Syndicalism atau Anarko Sindikalisme melakukan sejumlah tindakan yang memancing kerusuhan pada peringatan Hari Buruh. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemuda bernama Pius Laut Labungan ditangkap polisi karena kedapatan mencuri helm milik Polisi Lalu Lintas di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan. Saat diinterogasi, pemuda yang memiliki tato di pipi itu mengaku sebagai ketua kelompok Anarko Sindikalis.

"Dari pengakuannya, dia (Ketua) Anarko," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Jerry Siagian, saat dihubungi, Rabu, 15 April 2020. Pengakuan Pius sebagai Ketua Anarko tersebar di media sosial. Jerry mengatakan video tersebut dibuat saat Pius tengah menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada Ahad lalu atau sesaat setelah ditangkap.

Jerry mengatakan petugas saat ini akan menindaklanjuti pengakuan Pius itu. Video pengakuan tersangka pencurian helm ini sedang diusut oleh Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya. "Videonya kami kasih ke Kamneg sebagai bahan penyidikan mereka," kata Jerry.

Dalam video pengakuan itu, Pius mengaku sebagai Ketua Anarko Sindikalis dan bertugas memberi doktrin kepada masyarakat. Pius yang mengaku kelahiran Ambon, 7 Juni 1995 mengatakan memiliki nama julukan sebagai A1. "Saya Ketua Anarko Sindikalis Indonesia dengan tujuan tatanan dunia baru tanpa pemerintahan," kata dia. Dalam video itu nampak tato huruf A besar di bagian perut hingga dadanya.

Pius mengatakan memiliki kaki tangan yang memiliki kode nama. Mereka adalah Johan alias A2 yang bertugas dalam pencarian dana, lalu Andreas Tagala alias A3 yang bertugas sebagai koordinator lapangan, dan Siamanaloho alias A4 yang bertugas sebagai pemberi doktrin kepada masyarakat.

Advertising
Advertising

Nama kelompok Anarko Sindikalis sempat menjadi perbincangan di masyarakat setelah melakukan aksi vandalisme di Kota Tangerang. Mereka membuat coretan di dinding toko dengan bahasa yang berbau provokasi seperti "sudah krisis saatnya membakar", "kill the rich", dan "mau mati konyol atau melawan".

Polisi kemudian menangkap lima orang yang diduga melakukan vandalisme. Kelimanya adalah MRR alias Bunga (21 tahun), AAM alias Aflah (18 tahun), RIAP alias Rio (18 tahun), RJ alias Riski (19 tahun), dan yang terakhir adalah MRH.

Polda Metro Jaya menangkap mereka karena diduga menyebar berita bohong dan menciptakan kerusuhan di tenaga pandemi Corona. Sampai saat ini, polisi masih mencari sisa anggota Anarko Sindikalis.

M JULNIS FIRMANSYAH

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

54 menit lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

3 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

4 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

6 jam lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

11 jam lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

23 jam lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

1 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

1 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya