Warga bergotong royong membangun rumah baru karena sudah tidak betah tinggal di tenda pengungsian di Cileuksa, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Rabu 5 Februari 2020. TEMPO|M.A Murtadho
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Bogor akan membangun 2.704 unit hunian sementara (huntara) untuk para korban longsor Sukajaya. Longsor tersebut terjadi pada awal Januari 2020.
Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daeran (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah, mengatakan tengah menyiapkan persoalan administrasi ihwal pembangunan hunian sementara. Menurut dia, proses konstruksi relatif tidak sulit karena tinggal memasang saja.
“Paling ada kendala lahan yang masih berundak atau tidak rata semua, itu akan diselesaikan oleh TNI. Pesan bupati seperti itu,” kata Syarifah, Selasa, 21 April 2020. Menurut dia, hunian bagi warga berukuran 6 x 3 meter seharga Rp 11 juta per unit itu akan dibangun di tiga titik Kecamatan Sukajaya, yaitu Desa Cileuksa, Desa Pasir Madang, dan Desa Kiarapandak.
Ipah mengatakan pembangunan hunian akan dibantu oleh personel TNI dari Korem 061/Suryakancana. Ia berharap pembangunannya rampung sebelum Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada pertengahan Mei 2020.
Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan menambahkan Pemkab Bogor menganggarkan Rp 92,9 miliar untuk penanganan longsor Sukajaya dan beberapa wilayah sekitarnya. "Rp 92,9 miliar untuk pembangunan huntara, penyiapan lahan, penyediaan sarana pendukung hunian tetap, dan rehabilitasi rumah rusak," kata Iwan.
Menurut dia, anggaran dari Biaya Tak Terduga (BTT) hasil pergeseran beberapa kegiatan dalam APBD Kabupaten Bogor tahun 2020 itu akan digunakan untuk membangun sejumlah sarana hunian tetap (huntap) dan membangun hunian sementara (huntara) korban bencana di wilayah barat Kabupaten Bogor.
Iwan menyebutkan anggaran Rp 92 miliar yang disiapkan Pemkab Bogor akan digunakan untuk pembangunan hunian tetap dan hunian sementara sekitar Rp 41 miliar. Lalu perbaikan rumah rusak sedang di angka Rp 10 juta per unit dan rusak berat sebesar Rp 25 juta per unit.