Karyawan Klinik Aborsi Raden Saleh Pesan Makan Selalu Dibungkus

Kamis, 20 Agustus 2020 06:37 WIB

Tersangka melakukan adegan rekonstruksi dari praktek aborsi ilegal di klinik kawasan Raden Saleh, Jakarta, Rabu, 19 Agustus 2020. Setidaknya ada 2.638 pasien aborsi yang tercatat sejak Januari 2019 sampai 10 April 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta -Seorang pemilik warung yang lokasinya dekat dengan klinik aborsi dokter Sarsanto W. S. di Jl. Radeh Saleh, Jakarta Pusat, menyaksikan ketika polisi menggerebek tempat yang dipasangi plang praktek dokter kebidanan. “Siang-siang gitu, saya lagi mengaduk kopi tahu-tahu banyak polisi,” katanya kepada Tempo, Rabu, 19 Agustus 2020.

Ia melihat sebanyak 17 orang digelandang polisi pada 3 Agustus 2020 lalu. Salah seorang diantaranya, ia menduga, adalah tersangka pasien aborsi. “Kepalanya nunduk, jalannya pelan-pelan banget. Kasihan juga sih lihatnya, tapi gimana,” lanjutnya.

Baca Juga: Pelanggan Klinik Aborsi Raden Saleh Mayoritas Remaja Bermobil

Ia tidak menyangka klinik tersebut melakukan praktek aborsi ilegal. Ia mengaku tidak banyak mengetahui perihal situasi dan kondisi sehari-hari klinik, karena tempat yang selalu terlihat tertutup dan karyawannya yang jarang bergaul dengan warga sekitar. “Kalau pesan makan selalu dibungkus,” katanya sembari memasak.

Terpisah, Luknah, 60 tahun, warga sekitar itu mengaku pernah bertegur sapa dengan salah satu pegawai wanita dari klinik tersebut, yang disebutnya sebagai ‘ibu bos’. “Orangnya ramah, suka nanya kabar,” katanya.

Advertising
Advertising

Ia juga mengaku pernah beberapa kali melihat dokter Sarsanto W.S., pemilik klinik tersebut. Meskipun tidak sering bertegur sapa, ia juga menilai sosok dokter yang kerap dipanggil dokter Soni ini sebagai murah senyum. “Iya kayaknya sih baik ya,” katanya.<!--more-->

Seorang pedagang kedai rokok, makanan dan minuman ringan, Udin, mengaku melihat beberapa orang yang diduga pelanggan memasuki klinik tersebut. Menurutnya rata-rata mereka berusia remaja, dan datang menggunakan mobil. “Yang datang banyak pakai mobil. Abis turun dari mobil langsung masuk ke dalam klinik,” katanya sembari menunggui kedainya yang bersebelahan dengan warung makan.

Udin telah berjualan di lokasi tersebut sejak tahun 1993, mengaku tahu bahwa lokasi tersebut awalnya adalah rumah tinggal biasa. Menurutnya, sejak 3 tahun lalu bangunan tersebut kemudian disewa seseorang untuk menjadi klinik seperti sekarang.

Klinik dr. Sarsanto W.S di Jalan Raden Saleh disegel polisi karena dugaan praktik aborsi ilegal, Rabu, 19 Agustus 2020. TEMPO/Wintang Warastri

Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di lokasi seusai proses rekonstruksi berlangsung. “Perlu saya pertegas bahwa ini memang rumah kontrak, dan izinnya untuk praktek pribadi, bukan klinik. Dalam aturan UU Kesehatan seperti itu,” katanya.

Dari hasil penggerebekan pada 3 Agustus 2020 lalu, diketahui klinik dokter Sarsanto W.S. ini melayani 2.638 pasien terhitung dari Januari 2019 hingga 10 April 2020. Tercatat pula mereka meraup keuntungan hingga Rp 70 juta per bulan.

WINTANG WARASTRI | M. JULNIS FIRMANSYAH | MARTHA WARTA

Berita terkait

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

12 jam lalu

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

YLBHI dan LBH Jakarta mengecam diskriminasi dan kekerasan oleh kelompok intoleran kepada sejumlah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

1 hari lalu

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol MBZ itu langsung diamankan di Induk PJR Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

1 hari lalu

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

Setelah uji coba pengiriman notifikasi tilang via WhatsApp lolos asesmen Polda Metro Jaya, sistem ini akan diterapkan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

2 hari lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

4 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

4 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

4 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

4 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

5 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

5 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya