PSI Minta Anies Baswedan Tarik Rem Darurat sebelum Penyebaran Covid-19 Parah

Jumat, 21 Agustus 2020 06:01 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin (kiri) beserta jajaran tengah melakukan sidak penerapan PSBB di tempat makan di daerah Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Sabtu (8/8/2020). ANTARA/HO-Humas Satpol PP DKI Jakarta

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DPRD DKI Jakarta, Idris Ahmad, meminta Gubernur DKI Anies Baswedan menarik rem darurat sebelum penularan Covid-19 semakin meluas. Hal itu mengingat penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta kini rata-rata di atas 500 orang per hari.

"Jadi kalau dari PSI mendorong agar Pak Anies melakukan persiapan. Jangan keburu parah tapi baru direm, karena mengkhawatirkan kondisinya," kata dia saat dihubungil, Kamis, 20 Agustus 2020.

Baca Juga: Anies Bangun Kampung Akuarium, Ahok: Cagar Budaya Dirusak Demi Konstituen

Idris menanggapi pernyataan Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria yang melontarkan wacana bakal menarik rem darurat jika rasio positif atau positivity rate Covid-19 di atas 10 persen. Dia menilai, pemerintah DKI seharusnya tak berpatok hanya pada persentase positivity rate.

Lebih dari itu, eksekutif harus memiliki indikator yang jelas kapan akan menghentikan PSBB transisi. Menurut Idris, ada tiga indikator yang dapat dijadikan pertimbangan.

Pertama, jumlah tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit Ibu Kota. Dia berujar tingkat keterpakaian ruang isolasi dan ICU terus meningkat selama PSBB Transisi. Data yang diperoleh PSI bahwa sudah 65 persen tempat tidur isolasi dan 67 persen di ICU ditempati pasien.

Kedua, pasien positif Covid-19 harian yang konsisten bertambah 500 orang setiap harinya. Ketiga, munculnya klaster baru penularan virus corona, mulai dari pasar, perkantoran, dan menyebar ke hunian warga.

"Melihat kombinasi indikator tersebut, seharusnya Pemprov DKI sudah memikirkan untuk melakukan penarikan rem darurat," jelas anggota Komisi E Bidang Kesra DPRD ini.

Sebelumnya, Riza mengungkap positivity rate Covid-19 di atas 10 persen menunjukkan kondisi yang tidak baik. Positivity rate merupakan hasil dari pembagian jumlah orang positif Covid-19 dengan jumlah orang yang melakukan tes swab.

Sementara World Health Organization mengeluarkan standar agar positivity rate di bawah lima persen. Jika berada di atas 5 persen, maka wabah Covid-19 dianggap belum terkendali.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

10 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

1 hari lalu

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

2 hari lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

2 hari lalu

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

Anies Baswedan akan tetap berkegiatan mengunjungi masyarakat meski Pilpres telah usai.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

3 hari lalu

PSI Tuding Suaranya di Dapil Nias Selatan 5 untuk Kursi DPRD Berpindah ke Gerindra

PSI menduga suara partainya dalam pemilihan legislatif DPRD Nias Selatan, Sumatera Utara berpindah ke Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya