Pasien Covid-19 Terus Naik, Epidemiolog: Situasi Sudah Kacau dan Mengkhawatirkan

Jumat, 28 Agustus 2020 11:29 WIB

Walkot Farm 4.0 tutup sementara sehubungan dengan antisipasi penyebaran Covid-19 di Wali Kota Jakarta Barat, Kamis (27/8/2020). (ANTARA/HO-Sudinkominfotik Jakarta Barat)

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Universitas Indonesia Syahrizal Syarif mengingatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius menangani wabah Covid-19 di ibu kota. Penularan Covid-19 yang semakin tinggi berpotensi menyebabkan terjadinya krisis di fasilitas kesehatan.

"Beban perawatan saat ini sekitar 37.000 pasien secara nasional," kata Syahrizal melalui pesan singkatnya, Jumat, 28 Agustus 2020.

Epidemiolog itu memberi contoh, pasien Covid-19 di Jakarta dan Surabaya sudah mulai kesulitan mencari tempat tidur di rumah sakit rujukan untuk mendapatkan perawatan.

Hingga hari ini kasus positif secara nasional telah mencapai 162 ribu. Sebanyak 37 ribu di antaranya masih menjalani perawatan. Menurut dia, jika telah mencapai 500 ribu kasus yang terpapar Covid-19 maka bakal ada kebutuhan 130 tempat tidur. "Ini yang bakal menjadi beban berat bagi fasilitas kesehatan."

Baca: Anies Perpanjang Lagi PSBB Transisi, Epidemiolog: Warga Wajib Punya 3 Masker

Tingkat okupansi tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) di 67 RS rujukan Covid-19 di Jakarta juga sudah mencapai 71 persen dari kapasitasnya, 483 tempat tidur.

"Berdasarkan data terakhir pada 23 Agustus, dari jumlah tempat tidur ICU sebanyak 483 di 67 RS rujukan, persentase digunakan sebesar 71 persen," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia di Jakarta, Selasa, 25 Agustus 2020.

Advertising
Advertising

Dengan demikian, tempat tidur ICU untuk Covid-19 kini tersedia sekitar 140 unit di 67 RS rujukan Covid-19.

Syahrizal memperkirakan jumlah kasus bakal mencapai lebih dari 500 ribu pada tahun depan. Bahkan ia memperkirakan angka 500 ribu kasus paling lama tercapai pada Februari 2021.

Data tersebut didapatkan dari hasil perhitungan penambahan kasus yang cukup tinggi dalam waktu singkat. Hal itu dapat dilihat dari jumlah 50 ribu kasus pertama di Indonesia dalam waktu 114 hari.

Penambahan 50 ribu kedua didapat dalam waktu 33 hari dan penambahan 50 ketiga hanya butuh waktu 23 hari. "Situasi sudah kacau dan mengkhawatirkan," ujarnya. "Kacau dalam ketidak disiplinan terhadap protokol kesehatan dan mengkhawatirkannya karena angka penambahannya akan jadi beban tenaga kesehatan."

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

21 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

2 hari lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

2 hari lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

2 hari lalu

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

Kecelakaan terjadi di lingkungan Universitas Indonesia. Mobil Honda HR-V milik mahasiswa kampus itu menabrak bis kuning.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Keterbatasan Tak Jadi Penghalang, 120 Peserta Difabel Ikuti UTBK SNBT 2024 di UI

3 hari lalu

Keterbatasan Tak Jadi Penghalang, 120 Peserta Difabel Ikuti UTBK SNBT 2024 di UI

UI menyiapkan berbagai fasilitas khusus bagi para peserta difabel, terutama untuk peserta tunanetra dalam UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya