Cerita Sopir Bus Sekolah Sibuk Jemput Pasien Covid-19 DKI yang Terus Bertambah

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 18 September 2020 20:21 WIB

Petugas bis sekolah DKI Jakarta yang antar-jemput pasien Covid-19 ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Dok. pribadi

TEMPO.CO, Jakarta -Luswanto, salah satu sopir bus sekolah milik pemerintah DKI Jakarta, mulai sering bolak-balik Puskesmas untuk menjemput pasien Covid-19.

Dalam sehari dia bisa menyambangi 5-6 Puskesmas, bahkan 12 kali penjemputan.

"Saya paling lama itu tiga kali balik lagi, sampai pool jam 03.15 pagi, terus sianganya ada penjemputan lagi," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 18 September 2020.

Jumlah pasien Covid-19 di Ibu Kota terus bertambah lebih dari seribu orang setiap harinya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah meniadakan isolasi mandiri untuk semua pasien Covid-19.

Baca juga : Begini Prosedur di Dinas Kesehatan Buat Pasien Covid-19 Isolasi ke Wisma Atlet

Luswanto merasakan frekuensi antar-jemput pasien Covid-19 meningkat sejak awal September 2020. Sebelum itu, Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) Dinas Perhubungan DKI menetapkan bahwa setiap pengemudi yang sudah mengantar pasien corona seharian harus dikarantina selama tiga hari.

Akan tetapi, belakangan ini Luswanto tak sempat mengkarantina dirinya. Waktu kerja menjadi satu hari libur, masuk, lalu libur lagi. Namun, dengan jumlah pasien Covid-19 yang terus naik, kini para pengemudi harus siap menjemput meski sedang libur.

Advertising
Advertising

Pria 29 tahun ini pernah berangkat pukul 15.00 dan baru beres esok harinya 03.15 WIB. Dia yang sedang beristirahat tiba-tiba mendapat tugas lagi untuk mengevakuasi pasien Covid-19 di siang hari.

"Siangnya ternyata ada permintaan lagi dari puskesmas. Kurang orang, mau enggak mau kami yang tadi pagi abis istirahat naik (kerja) lagi, karena enggak ada orang," jelas dia.

Lama menunggu antrean bus masuk ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta juga membuatnya pulang larut. Dia pernah harus menunggu giliran kendaraan yang membawa pasien Covid-19 selama 3-4 jam.

Bus sekolah DKI dimanfaatkan sebagai kendaraan pengangkut pasien Covid-19 sejak Maret 2020. UPAS Dishub DKI telah memodifikasi bus menyerupai ambulans dengan kapasitas orang 20 orang.

Maksudnya, tak ada pendingin atau air conditioner (AC) di dalam bus, lalu terpasang sekat yang memisahkan ruang pengemudi dengan kursi penumpang. Bus dapat menampung paling banyak 20 orang.

Para pasien Covid-19 tinggal duduk diam di dalam bus sampai tiba di Wisma Atlet. Pasien yang dibawa hanya orang tanpa gejala (OTG), sehingga bus tak dilengkapi dengan ventilator atau alat medis lainnya. Namun, menurut Luswanto, harus ada ambulans serta tenaga medis yang mendampingi.

Bus akan menjemput pasien ke puskesmas atau rumah sakit atau tempat tertentu yang sudah ditentukan Dinas Kesehatan DKI sesuai permintaan. Dia mengutarkan, pengemudi harus tiba di lokasi penjemputan dalam dua jam setelah apel.

Luswanto berpesan agar warga terus menerapkan 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. "Semangatin kami yang berjuang demi Jakarta dan Indonesia sehat," ucap dia. "Kami bangga bus sekolah bisa bermanfaat buat masyarakat DKI Jakarta," tutupnya.

Berita terkait

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

29 hari lalu

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.

Baca Selengkapnya

Atap Puskesmas Jaten 1 Karanganyar Ambrol Akibat Hujan Deras, Layanan Rawan Jalan Terganggu

6 Maret 2024

Atap Puskesmas Jaten 1 Karanganyar Ambrol Akibat Hujan Deras, Layanan Rawan Jalan Terganggu

Atap bangunan unit layanan rawat jalan Puskesmas Jaten 1, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ambrol usai diterpa hujan deras

Baca Selengkapnya

25 Puskesmas di DKI Jakarta Siap Layani Caleg Stres yang Kalah Pemilu 2024

14 Februari 2024

25 Puskesmas di DKI Jakarta Siap Layani Caleg Stres yang Kalah Pemilu 2024

Dinkes DKI mengimbau para caleg yang kalah di Pemilu 2024 agar mencari bantuan profesional jika stres.

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Bantah Klaim Jubir KKB OPM Ihwal 2 Kampung Dibakar oleh TNI-Polri

6 Februari 2024

Satgas Damai Cartenz Bantah Klaim Jubir KKB OPM Ihwal 2 Kampung Dibakar oleh TNI-Polri

Kasatgas Humas Damai Cartenz menyebutkan klaim KKB OPM soal pembakaran kampung merupakan propaganda.

Baca Selengkapnya

KKB OPM Bakar Puskesmas Omukia Kabupaten Puncak Papua, TNI-Polri Tangkap 3 Pelaku

4 Februari 2024

KKB OPM Bakar Puskesmas Omukia Kabupaten Puncak Papua, TNI-Polri Tangkap 3 Pelaku

Menurutnya, pembakaran Puskesmas terjadi saat personel aparat TNI-Polri sedang patroli gabungan di Distrik Omukia, Papua, pada Sabtu, 3 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Belasan Warga Cihurip Garut Diduga Keracunan Makanan Usai Konsumsi Ceker dan Kepala Ayam

4 Februari 2024

Belasan Warga Cihurip Garut Diduga Keracunan Makanan Usai Konsumsi Ceker dan Kepala Ayam

Polisi mengambil sampel sisa makanan yang diduga menjadi penyebab 14 orang keracunan makanan tersebut untuk diuji di laboratorium.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Beberkan Langkahnya Pasca-Asap Hitam Racuni Ratusan Penduduk di Cilegon

2 Februari 2024

Chandra Asri Beberkan Langkahnya Pasca-Asap Hitam Racuni Ratusan Penduduk di Cilegon

Kegagalan fungsi atau kebocoran yang terjadi pada pipa air pendingin menjadi penyebab insiden di pabrik kimia Chandra Asri pada 20 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Berapa Biaya Cabut Gigi di Puskesmas? Segini Kisarannya

29 Januari 2024

Berapa Biaya Cabut Gigi di Puskesmas? Segini Kisarannya

Biaya cabut gigi di Puskesmas bagi peserta JKN atau pemegang KIS adalah gratis. Lantas, berapa biaya cabut gigi di Puskesmas bagi masyarakat umum?

Baca Selengkapnya