Tersangka Pelecehan Saat Rapid Test Klaim Baru Sekali Beraksi, tapi...

Sabtu, 26 September 2020 14:31 WIB

Ilustrasi pelecehan seksual. Therailmedia.com

TEMPO.CO, Jakarta -Tersangka penipuan dan pelecehan rapid test, dokter Eko Firston Y mengaku baru pertama kali melakukan aksinya terhadap seorang pasien. Pengakuan itu dia disampaikan kepada polisi saat menjalani pemeriksaan.

"Pertama dan sekali," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta Ajun Komisaris Alexander Yurikho saat dikonfirmasi Tempo lewat pesan singkat, Sabtu, 26 September 2020.

Baca Juga: Terungkap Alasan Dokter Melakukan Pelecehan Seksual Saat Rapid Test di Bandara

Eko ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penipuan dan pelecehan terhadap korban inisial LHI. Perkara tersebut berlangsung saat korban menjalani rapid test di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu, 13 September 2020 lalu.

Sebelumnya Tempo mewawancarai perempuan berinisial DD yang mengalami tindakan serupa. Kejadian berlangsung saat DD hendak berangkat ke Lampung dari Bandara Soekarno-Hatta pada Juli 2020. Sebelum naik pesawat, ia pun melakukan rapid test sebagai syarat penerbangan.“Berangkat lewat Soetta Terminal 3, rapid test di sana juga,” kata DD kepada Tempo.

Advertising
Advertising

Menurut dia, Eko menanyakan beberapa hal yang bersifat personal saat melakukan rapid test. Contohnya seperti menanyakan lokasi tinggal EFY di Lampung, berapa lama akan menetap dan lain sebagainya. Bahkan, Eko juga minta oleh-oleh. Serampungnya tes tersebut, DD beranjak meninggalkan lokasi.Tak lama kemudian ponselnya berdering.<!--more-->

“Ini saya dokter Eko,” ujarnya mengutip. “Dapat nomor saya dari mana?" lanjut DD. "Kan tadi kamu ngisi nomor, jangan lupa ya oleh-olehnya pas nanti kamu pulang, gampang deh nanti aku transfer,’” begitu DD menirukan.

DD merasa tidak nyaman lantaran Eko mengambil nomornya dari data medis yang ia isi untuk keperluan mengikuti rapid test. Ia pun mempertanyakan kepatutan tindakan tersebut.

Sesampainya di kota tujuan, DD menghabiskan waktu dengan keluarga lantaran ia sedang libur kerja. Namun Eko kembali menghubunginya, kali ini bukan sekedar lewat telepon namun videocall. Tidak hanya sekali dua kali, menurut dia, panggilan tersebut dilakukan berulang-ulang setiap hari.“Akhirnya saya WA, ‘ada apa ya dok?’ ‘Jangan lupa ya oleh-olehnya,’” kata DD lagi membacakan jawaban Eko.

Tidak berhenti di situ, Eko pun mengirimkan pesan-pesan yang menurut DD merupakan pelecehan verbal. “Di salah satu obrolan kita dia mengarah ke fisik, ngomongin saya ‘ih kamu tuh seksi banget ya, aku tuh suka gimana gitu kalo ngeliatin kamu,’ langsung saya bentak ‘maksudnya apa ya?” kata dia.

Menurut korban, Eko berdalih hal tersebut adalah pujian. Selain itu, DD mengaku Eko kerap menuliskan kata-kata diantaranya “kangen” dan “sayang” dalam pesannya. Masih lewat WhatsApp, Eko juga pernah berusaha mengajak DD untuk pergi makan bersama di Bandara.“Saya bilang dia tolong sopan, hubungan kita hanya dokter dan pasien, tolong jaga profesionalitasnya,” kata DD menanggapi hal tersebut.

M YUSUF MANURUNG | WINTANG WARASTRI | M. JULNIS FIRMANSYAH

Berita terkait

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

37 menit lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Kapolres Jakarta Timur Tak Tahu Bangunan Masjid Al Barkah Mangkrak

7 jam lalu

Kapolres Jakarta Timur Tak Tahu Bangunan Masjid Al Barkah Mangkrak

Pekerja di Masjid Al Barkah mengaku ada polisi yang pernah datang menanyakan proyek pembangunan rumah ibadah yang mandek itu.

Baca Selengkapnya

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

8 jam lalu

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember diharapkan tetap profesional dalam bekerja di masyarakat nanti.

Baca Selengkapnya

Begini Kondisi Bangunan Masjid Al Barkah yang Mangkrak Ditinggal Kontraktor

9 jam lalu

Begini Kondisi Bangunan Masjid Al Barkah yang Mangkrak Ditinggal Kontraktor

Kontraktor proyek Masjid Al Barkah tak kunjung menyelesaikan bangunan itu. Padahal pengurus masjid telah menyerahkan uang Rp 9,75 miliar.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

22 jam lalu

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

Seorang pejabat di Kemenperin menyalahgunakan jabatan untuk membuat SPK fiktif.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

3 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

5 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

5 hari lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

6 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya