LBH Jakarta Sindir Polisi Tangkapi Massa Mau Demo Omnibus Law: Belum Ada Pidana

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 9 Oktober 2020 22:08 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Advokasi Lembaga Bantuan Hukum disingkat LBH Jakarta Nelson Nikodemus Simamora menanggapi tindakan polisi yang merazia dan menangkap massa yang hendak berangkat berdemo, termasuk aksi tolak Omnibus Law.

Menurutnya tindakan tersebut adalah dilarang, karena belum ada tindak pidana.

Baca juga : Anies Baswedan Janji Teruskan Suara Demonstran, Wagub DKI: Pro Maupun Kontra

“Soal penangkapan karena ‘hendak menuju lokasi’ itu akhir-akhir ini sangat sering terjadi. Itu seharusnya tidak boleh, karena belum ada tindak pidana,” kata Nelson saat dihubungi Tempo hari ini, Jumat, 9 Oktober 2020. Nelson mengecam tindakan aparat itu, lantaran menurutnya hak masyarakat untuk berpendapat di muka umum dijamin oleh undang-undang.

Perihal penangkapan massa yang hendak berangkat demo, sebelumnya hari ini Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menyatakan yang ditangkap pihaknya adalah kelompok yang hendak merusuh, bukan ingin berunjuk rasa. Ia berdalih polisi berkaca dari pengalaman demo-demo sebelumnya yang juga berujung ricuh, untuk kemudian melakukan razia agar terhindar dari oknum-oknum yang akan berbuat tindak pidana seperti pengrusakan.

Advertising
Advertising

“Sebelum dilakukan rusuh itu memang kita lakukan razia, karena kita ketahui pada pengalaman-pengalaman sebelumnya memang ada demo dan berakhir kerusuhan, ada indikasi itu ditunggangi oleh orang-orang yang memang anarko,” kata Yusri. “Kita belajar dari pengalaman dan melakukan razia mulai dari pagi hari dan sehari sebelumnya juga melakukan razia, sudah kita amankan 250 orang lebih.”

Mengenai identitas massa, Yusri menyatakan anarko bukanlah sebuah profesi melainkan orang yang berniat melakukan kerusuhan. “Mereka itu siapa-siapa saja, ada yang pelajar, ada yang pengangguran, hampir setengahnya dari 1.192 itu pelajar STM,” kata dia. Ia juga mengkonfirmasi adanya buruh dan mahasiswa di dalam massa tersebut.

"Tapi memang tujuannya ini bukan bergabung dengan teman-teman serikat dan mahasiswa lainnya yang memang bertujuan menyampaikan pendapat menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja. Tujuannya merusuh,” demikian Yusri.

WINTANG WARASTRI l DA

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

1 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Gedung YLBHI, Kapolres Jakpus Sebut Terdengar Ledakan dari Blower AC

23 hari lalu

Kebakaran Gedung YLBHI, Kapolres Jakpus Sebut Terdengar Ledakan dari Blower AC

Kebakaran melanda Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat

Baca Selengkapnya

Kantor YLBHI Kebakaran

23 hari lalu

Kantor YLBHI Kebakaran

Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat mengalami kebakaran

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

33 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

33 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

45 hari lalu

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

28 Februari 2024

Sidang Penghinaan Jokowi, Gugatan David Tobing Diangggap Hanya untuk Mengganggu Rocky Gerung

Kritik Rocky Gerung terhadap kebijakan UU Omnibus Law dianggap oleh David Tobing sebagai penghinaan terhadap Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Pembahasan RPP Mangrove, Walhi: Acuannya Bukan UU LH, tapi Cipta Kerja

20 Februari 2024

Pembahasan RPP Mangrove, Walhi: Acuannya Bukan UU LH, tapi Cipta Kerja

Berikut ini 6 catatan miring Walhi atas RPP Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove yang telah disusun KLHK.

Baca Selengkapnya

Aksi Gejayan Memanggil, Ketua BEM UGM: Kemarahan Rakyat karena Demokrasi untuk Oligarki

13 Februari 2024

Aksi Gejayan Memanggil, Ketua BEM UGM: Kemarahan Rakyat karena Demokrasi untuk Oligarki

Tanggapan Ketua BEM UGM terhadap aksi Gejayan Memanggil bersama masyarakat ajak nyalakan alarm untuk demokrasi.

Baca Selengkapnya