Top 3 Metro: BEM UI Dipanggil Rektorat Usai Viral Kritik Jokowi, Bendungan Ciawi
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Dwi Arjanto
Senin, 28 Juni 2021 11:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler dalam Top 3 Metro diawali dengan buntut unggahan Jokowi The King of Lip Service, BEM UI dipanggil Rektorat Universitas Indonesia.
Selain itu ada pula Bendungan Ciawi di Kabupaten Bogor gagasan dari Presiden Jokowi yang masih terhambat pembebasan lahan. Selengkapnya:
1. Buntut Unggahan Jokowi King of Lip Service, BEM UI dipanggil Rektorat
Pihak Rektorat Universitas Indonesia memanggil Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra bersama pengurus lainnya sore ini, Ahad, 27 Juni 2021. Pemanggilan ini imbas dari unggahan BEM UI yang mengkritik pemerintah dan memberi gelar Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai "King of Lips Service".
"Iya betul (dipanggil karena postingan Jokowi)," ujar Leon saat dihubungi Tempo, Ahad, 27 Juni 2021.
Leon mengatakan surat baru sampai ke sekretariat BEM UI pukul 14.37. Sedangkan dalam surat panggilan itu, pihak BEM UI bersama Dewan Perwakilan Mahasiswa atau DPM UI diminta datang pukul 15.00.
Terkait alasan pasti pemanggilan yang dilakukan pada hari libur itu, Kepala Humas dan KIP UI Amelita Lusia belum membalas pesan yang Tempo kirimkan.
Dalam surat pemanggilan yang tersebar di media sosial, BEM UI bersama DPM dipanggil oleh Direktur Kemahasiswaan UI Tito Latif Indra. Pihak Rektorat hendak meminta keterangan terkait beredarnya foto Jokowi yang dikeluarkan oleh BEM UI.
"Untuk menyampaikan keterangan dan penjelasan terkait narasi yang disampaikan melalui poster tersebut," bunyi surat itu.
Sebelumnya, BEM UI melalui akun Instagram mereka @bemui_official, menggelari Jokowi dengan sebutan "King of Lips Service". Gelar ini diberikan karena Jokowi dinilai sering tak konsisten dalam ujarannya.
"Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu," bunyi siaran pers BEM UI di akun Instagram mereka @bemui_official pada Sabtu, 26 Juni 2021. Tempo sudah menghubungi narahubung BEM UI Fathan untuk mengutip siaran pers tersebut.
Selanjutnya: Salah satu kejadian yang membuat gelar King of The Lip Service…
<!--more-->
Salah satu kejadian yang membuat gelar King of Lip Service disematkan, seperti saat Jokowi menyatakan rindu ingin didemo agar pemerintahannya dapat dikontrol. Namun menurut data yang disajikan BEM UI, banyak aksi demonstrasi yang justru berujung penangkapan dan tindakan represif aparat kepada mahasiswa.
Seperti misalnya data dari KontraS yang dikutip BEM UI, sebanyak 1.500 laporan kekerasan aparat kepada pendemo tolak UU Cipta Kerja terjadi. Belum pada demo lain yang kerap berujung penangkapan dan penghalangan bantuan hukum.
"Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk "lip service" semata. Berhenti membual, rakyat sudah mual!" tulis akun BEM
2. Proyek Bendungan Ciawi Terhambat Pembebasan Lahan
Proyek yang digagas Presiden Joko Widodo saat menjadi Gubernur DKI yaitu Bendung Ciawi dan Sukamahi pembangunannya diperkirakan bakal molor dari target rampung pada pertengahan tahun ini.
Bendungan yang digadang-gadang Jokowi bisa mengurangi potensi banjir di Jakarta ini terganjal pembebasan lahan. Salah satunya adalah lahan pemakaman yang masih dipertahankan oleh para ahli warisnya.
Lahan makam seluas 500 meter persegi itu berisi 125 petam makam. Lokasinya berada di Pasir Kalong, Desa Sukakarya, Megamendung, Kabupaten Bogor.
Kepala Desa Sukakarya Hasan Sukandi mengatakan ada 22 ahli waris yang memiliki kawasan makam tersebut. "Sebagian ahli wargis menolak dibebaskan atau relokasi," kata Sukandi, Ahad, 27 Juni 2021.
"Yang tidak setuju ada empat ahli waris. Tapi meski 18 setuju, satu orang tidak setuju juga akan jadi hambatan dan masalah kan. Perlahan kami mediasikan terus, sudah lima orang bikin pernyataan," kata Hasan.
Mediasi melibatkan ketua RT dan RW setempat. "Nanti kalau sudah ada yang setuju, langsung kami kuatkan dengan surat pernyataan," kata Hasan.
Selanjutnya: Camat Megamendung berharap…
<!--more-->
Camat Megamendung, Endir Rismawan berharap permasalahan pembebasan lahan pemakaman itu segera bertemu titik kesepakatan dengan jalur musyawarah.
"Kita harus mendukung semua agar berjalan dengan baik, sesuai target. Ini kan proyek Nasional. Terkait permasalahan, kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait," kata Endi.
Luas bendungan yang akan dibangun ini adalah 39,40 hektare. Pembangunannya dimulai pada Desember 2016. Untuk biaya pembangunan, anggaran yang disediakan adalah Rp 798,7 miliar.
3. Alasan BEM UI Tak Mau Hapus Unggahan Jokowi The King of Lip Service
Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengungkapkan hasil pertemuannya dengan pihak Rektorat UI Ahad sore.
Pertemuan itu digelar imbas dari kritik BEM UI terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang disebut sebagai King of Lip Service.
Salah satu yang dibahas dan diminta oleh pihak rektorat, yakni menghapus atau take down unggahan kritik BEM UI itu di media sosial Instagram mereka.
"Iya nanyain itu (hapus postingan), tapi saya enggak mau take down," ujar Leon saat dihubungi Tempo, Ahad, 27 Juni 2021.
Alasan Leon tidak mau menghapus unggahan itu, karena menurut dia meme Jokowi menjadi media penyampaian propaganda agar bisa memunculkan diskursus atas kritik yang disampaikan.
Lebih lanjut, Leon mengatakan dalam pertemuan itu pihak Rektorat Universitas Indonesia tidak mempersalahkan substansi kritik King of Lip Service kepada Jokowi. Namun, mereka diprotes terkait penggunaan foto Jokowi sebagai meme dalam unggahan itu.
Menurut pihak rektorat, BEM UI telah melakukan penghinaan terhadap simbol negara. Leon pun mengatakan pihak kampus tengah membahas lebih lanjut terkait hal ini, termasuk mengenai sanksinya. "Terkait hasil pertemuan masih menggantung dan akan dibahas oleh pimpinan Universitas terkait peraturan," ujar Leon.
Baca juga: Alasan BEM UI Tak Hapus Unggahan Jokowi The King of Lip Service
M. JULNIS FIRMANSYAH | MA MURTADHO