Jenazah Covid-19 Terlantar di Depok, Relawan Pemusalaraan: Maaf, Sistem Antrian
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra (kontributor)
Editor
Dwi Arjanto
Minggu, 11 Juli 2021 15:22 WIB
TEMPO.CO, Depok – Relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 di Kota Depok menyebut saat ini pihaknya sedang mendapat banyak tugas, seiring dengan peningkatan kasus yang terjadi sejak awal Juni 2021 lalu.
Hal itu diungkapkan oleh salah seorang relawan pemulsaraan jenazah Covid-19 di Depok, Nurhikmahwati.
Wanita yang akrab disapa Mahwat itu mengatakan, sudah hampir 3 pekan ini, dirinya hampir tidak punya waktu istirahat untuk tidur bahkan sekedar makan.
Karena jika dirata-ratakan, laporan penyintas Covid-19 yang meninggal setiap harinya mencapai 5 hingga 10 orang, dan tiap laporan itu membutuhkan waktu setidaknya 1 jam untuk dilakukan penanangan.
“Sudah hampir 3 minggu ini memang sedang terjadi lonjakan jumlah orang meninggal, paling banyak itu sehari 15 orang,” kata Mahwat dikonfirmasi Tempo, Minggu 11 Juli 2021.
Mahwat pun mengatakan, seiring dengan peningkatan itu, dirinya meminta maaf apabila terjadi keterlambatan penanganan jenazah penyintas Covid-19.
“Ya kami mohon maaf sebesar-besarnya, harap keluarga bersabar menunggu, karena kami pun punya keterbatasan baik tim maupun kendaraan,” kata Mahwat.
Selanjutnya: Salah satu kejadian keterlambatan...
<!--more-->
Salah satu kejadian keterlambatan yang menyedot perhatian adalah, kejadian meninggalnya anggota keluarga dari Edwin Sumampauw warga Kecamatan Pancoran Mas pada Jumat, 9 Juli 2021 kemarin. Sejak sang adik menghembuskan nafas terakhirnya pada pagi hari, pemakaman baru bisa dilaksanakan pada sore hari.
Mahwat membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, keluarga Edwin menelponnya sekitar pukul 09.00, namun pihaknya baru bisa tiba dirumah duka sekitar pukul 15.30.
“Memang saat kejadian itu, sangat banyak pasien yang meninggal, di RS Bhakti Yudha aja ada 5 orang, rumah duka ada 6, almarhum ini masuk antrian ke 5, ada list yang masuk duluan sejak dini hari,” kata Mahwat.
Mahwat menambahkan, dengan adanya lonjakan kasus saat ini, pihaknya pun memberlakukan sistem antrian, "Jadi keluarga harap bersabar, pasti semua kita tangani kok, tapi maaf ada sistem antrian, jadi kami mendahulukan yang lapor pertama," kata Mahwat.
Sebelumnya, keluarga Edwin Sumampauw sempat kesal dan mengadu ke medi pada Jumat 9 Juli 2021. Muaranya, karena jenazah sang adik Ade Aditia Setiadi, 32 tahun, sempat ditelantarkan selama kurang lebih 5 jam karena pihak puskesmas tidak kunjung memberikan jawaban untuk mengurus jenazah sang adik.
Edwin mengaku pihak puskesmas sempat memberikan kabar pada pukul 08.00, tapi hingga pukul 10.00, tidak kunjung tiba. “Pihak puskesmas dari pagi nggak nyampe-nyampe, jenazah sudah kelamaan nggak diapa-apain,” kata Edwin, Jumat 9 Juli 2021.
Kekesalan Edwin rupanya sudah terakumulasi. Sebelumnya, ia sempat meminta sang adik di tracing karena dirinya yang tinggal bersama dalam satu rumah divonis positif Covid-19. Tapi hingga menghembuskan nafas terakhir tidak juga dilakukan.
“Sudah keluarga nggak dapat tanggapan soal swab, PCR, sekarang adik saya meninggal dunia, Puskesmas ditelpon nggak jawab-jawab,” klaim Edwin ihwal proses penanganan jenazah Covid-19 tersebut.
Baca juga : Top 3 Metro: Gaduh Pengawalan Nia Ramadhani, Hasil Survei Warga DKI Kena Covid
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA