Kasus Covid-19 di Kota Bogor Naik, Dirut RSUD: Kesadaran Masyarakat Kurang
Reporter
Muhammad Sidik Permana (Kontributor)
Editor
Juli Hantoro
Kamis, 10 Februari 2022 21:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor dr Ilham Chaidir mengatakan tingginya tingkat penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron karena kesadaran masyarakat soal protokol kesehatan berkurang.
"Keadaan penyebaran varian Omicron saat ini memang berbeda dengan pada saat Delta, yang kelihatannya di saat Omicron, pasiennya lebih awarness hazard- nya agak kurang," kata dia di Bogor, Kamis, 10 Februari 2022.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor itu menambahkan, tingkat kesadaran yang kurang akan antisipasi penyebaran varian Omicron ini diakibatkan karena beberapa hal, yakni banyak masyarakat yang menganggap Omicron hanya kasus ringan. "Banyak yang menggap hanya virus ringan hampir sama dengan kasus influensa biasa, " kata dia.
Ditambah lagi banyak masyarakat yang sudah sangat jenuh dengan adanya pembatasan. Hingga banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. "Warga sudah jenuh dibatasi geraknya, jadi tidak lagi mengindahkan protokol kesehatan, " kata dia.
Akibatnya, banyak pasien terus berdatangan ke RSUD dengan berbagai gejala, sehingga pasien umumnya tetap tinggi. "Saat ini pasien umum yang datang pun sangat tinggi, sementara untuk pasien Covid masih terkendali," kata dia
Berdasarkan data, RSUD Kota Bogor memiliki fasilitas tempat tidur yang disediakan berjumlah 152 bed dan yang terisi sudah 66 tempat tidur.
"Artinya BOR di RSUD Kota Bogor mencapai 52,6 persen, sedangkan untuk persediaan obat dan oksigen yang dimiliki RSUD insya Allah masih tercukupi," kata dr Ilham.
<!--more-->
DPRD Bogor Nilai PPKM Level 3 Tepat Diberlakukan
Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor Karnain Asyhar menilai langkah yang diambil oleh pemerintah pusat adalah langkah yang cepat, tepat dan bijak. Karena, sejauh ini penambahan kasus harian di Kota Bogor sudah mencapai ratusan kasus.
“Ini langkah dan respons yang bijak untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Pemberlakuan PPKM level 3 ini memiliki tujuan untuk membatasi masyarakat agar penyebaran Covid-19 bisa ditekan,” ujar Karnain.
Sedangkan aktivasi RW Siaga yang saat ini diberlakukan di Kota Bogor menurut dia bertujuan agar warga mudah mendapatkan informasi penanganan Covid-19 secara mandiri.
"Aktivasi ini juga nanti ke depannya harus betul-betul diperkuat dengan sinergi antara RW Siaga dengan Puskesmas, agar masing-masing pihak berperan dengan baik dan berkolaborasi," kata dia.
Dengan demikian stok kebutuhan pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri baik obat-obatan dan kebutuhan pokok harus teralokasi dengan baik dari anggaran Pemerintah Kota Bogor.
Karnain mengatakan, berdasarkan pemantauan yang dilakukannya, saat ini rumah sakit di Kota Bogor telah siap menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Kebutuhan berupa tempat tidur, obat-obatan, tabung oksigen, hingga nakes, disebutkan oleh Karnain sudah terpenuhi.
“Jadi secara umum, rumah sakit sudah melakukan kesiagaan untuk merespons situasi sekaligus mengatasi lonjakan kasus," kata dia.
Baca juga: Disiplin Protokol Kesehatan Warga Tangerang Selatan Turun, Kasus Covid-19 Naik
M Sidik Permana.