Hasil Riset BRIN: Cahaya Buatan Wisata Glow di Kebun Raya Bogor Tidak Pengaruhi Tanaman

Jumat, 26 Agustus 2022 07:33 WIB

Glow Kebun Raya Bogor. dok. Kebun Raya

TEMPO.CO, Bogor - Hasil penelitian sementara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan lampu hias Glow di Kebun Raya Bogor tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Penggunaan lampu di area eduwisata Glow di kebun raya sempat mengundang kekhawatiran terhadap pengaruh cahaya buatan (Artificial Light at Night atau ALAN) terhadap koleksi tumbuhan di sana.

BRIN telah melakukan riset tahap pertama T0 dan T1 pada Januari hingga Juni 2022. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, hasilnya memperlihatkan intensitas cahaya Glow sangat rendah untuk menimbulkan dampak negatif pada tumbuhan.

"Tidak ditemukan adanya pemicu aktivitas fotosintesis di malam hari," kata Handoko dalam siaran pers BRIN, Kamis, 25 Agustus 2022.

Gerbang Masuk untuk memulai Glow Experience, di Kasawan Kebun Raya Bogor, di Kota Bogor, Jawa Barat, 5 November 2021. Glow Kebun Raya bertujuan memperkenalkan sejarah dan tumbuhan kepada generasi milenial. Tempo / Dika Yanuar

Pada saat ini BRIN melakukan riset T2, kali ini melibatkan aktivitas pengunjung di lokasi objek program Glow. Riset ini berlangsung hingga Desember 2022. Dari data T2, peneliti akan melihat kecenderungan pengaruh pengunjung.

Tidak Ada Pengaruh Signifikan Cahaya Artifisial Glow

Hasil riset tahap pertama BRIN menunjukkan cahaya buatan tak menimbulkan pengaruh signifikan terhadap pepohonan di Kebun Raya Bogor. Lampu warna-warni penghias 5 taman program Glow hanya memiliki tingkat pencahayaan yang rendah.

Handoko mengatakan, setiap program di Kebun Raya, termasuk Glow sudah melalui pertimbangan, kajian dan persetujuan dari BRIN. Program wisata di malam hari itu disebut mempunyai nilai edukasi tinggi serta sesuai kebutuhan masyarakat masa kini.

BRIN berharap Kebun Raya Bogor bisa menjadi tujuan dan rujukan bagi kaum muda. Tidak hanya berwisata, mereka juga bisa memahami akar budaya dan meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan alam. Program Glow hanya mengambil area sekitar 3 persen dari total luas KBR Bogor yang mencapai 87 hektare.

Wali Kota Bogor Minta Glow Dihentikan

Wali Kota Bogor Bima Arya pernah meminta wisata malam di Kebun Raya Bogor yang menggunakan lampu sorot (glow) dihentikan. Bima meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan IPB University melakukan penelitian terhadap pengaruh wisata malam glow terhadap ekosistem di kawasan konservasi itu.

Advertising
Advertising

Bima Arya telah berdialog dengan pengelola Kebun Raya Bogor dari PT Mitra Natura Raya (MNR). Dalam dialog di Balai Kota Bogor itu, Bima menyampaikan surat dari para ahli botani dan mantan pimpinan Kebun Raya yang keberatan ada wisata malam di sana.

"Wisata malam di Kebun Raya Bogor itu distop dulu," kata Bima di Balai Kota Bogor, Selasa 28 September 2021.

BRIN dan IPB University diminta membuat kajian ilmiah apakah wisata malam menggunakan lampu sorot di kawasan konservasi tumbuhan itu bisa mengganggu tanaman dan ekosistem yang ada.

"Hasil kajian BRIN dan IPB University akan menjadi landasan untuk memutuskan apakah wisata malam itu bisa dioperasikan atau tidak," tambah Bima.

Wali Kota Bogor itu menginstruksikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Deny Wismanto menangani koordinasi antara BRIN dan IPB. "Apapun jawaban BRIN dan IPB, akan kami komunikasikan dengan PT MNR," ujarnya.

Wisata malam ini diprotes lima eks Kepala Kebun Raya Bogor, yang mengajukan surat terbuka kepada PT Mitra Natura Raya sebagai pengelola. Wisata glow yang akan menggunakan permainan cahaya berlatar belakang pohon di kebun raya itu dikhawatirkan akan mengganggu hewan dan serangga penyerbuk di Kebun Raya.

Surat terbuka kepada BRIN dan Dirut PT MNR tentang program Glow itu disampaikan 5 mantan pimpinan Kebun Raya Bogor periode 1981 hingga 2008, yaitu Made Sri Prana, Usep Soetisna, Suhirman, Dedy Darnaedi, dan Irawati.

Baca juga: Polemik Wisata Glow di Kebun Raya Bogor, Bima Arya: Kembalikan ke Data

Berita terkait

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

7 jam lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

11 jam lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

11 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

1 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

2 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

2 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

2 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

2 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

2 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya