"Yang penting kualitasnya semakin baik," kata Desi melalui telepon, Kamis (12/3).
Menurut dia, faktor yang paling penting untuk ditingkatkan adalah masalah keamanan. "Sekarang kalau naik taksi deg-degan juga," ujarnya.
Apalagi ia pernah dirampok didalam taksi tahun lalu dengan pelaku yang menodong dengan pisau. Ia menceritakan saat itu ia baru pulang menjenguk seorang kerabatnya di Rumah Sakit Sumber Waras, Grogol, Jakarta Barat.
Tak jauh dari jembatan layang Daan Mogot, taksi berhenti tiba-tiba. Dari pintu kiri dan kanan langsung masuk dua orang laki-laki sambil menodongkan pisau. Ia diancam akan dibunuh jika tidak menyerahkan uang dan telepon genggam yang dibawanya. Desi juga langsung diturunkan di lokasi itu. "Masih untung saya nggak diapa-apain," katanya.
Ia lalu melapor ke polisi dan ke perusahaan taksi. "Perusahaannya lepas tanggung jawab. Padahal itu kan sopir mereka," katanya.
Oleh karena itu, ia selalu memilih taksi tertentu yang ia nilai lebih aman. "Nggak apa-apa lebih mahal asal aman," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Arie, 27 tahun, warga Joglo. Menurut dia, taksi di Jakarta belum memberikan jaminan keamanan. "Istri saya dua kali dirampok ditaksi. Sekarang mending saya yang jemput kalau ia pulang malam dari kantor," katanya. Menurut dia, kalau perlu tarif taksi dinaikkan lagi asal lebih nyaman dan aman.
SOFIAN