Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat meninjau pengungsian warga terdampak longsor di Kelurahan Kebonkelapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Kamis (13/10/2022). (ANTARA/Linna Susanti)
TEMPO.CO, Bogor - Wali Kota Bogor Bima Arya patroli mitigasi bencana untuk memastikan camat dan lurah di wilayahnya menormalisasi aliran sungai untuk mencegah bencana banjir dan longsor.
"Saya minta seluruh wilayah bergerak untuk menormalisasi aliran sungai," kata Bima di sekitar sungai Kelurahan Tanahsareal, Kota Bogor, Sabtu, 15 Oktober 2022, seperti dikutip dari Antara.
Patroli mitigasi bencana ini bertujuan agar aparatur di wilayah turun langsung sesuai arahan Bima dalam Rapat Terbuka Siaga Bencana pada Jumat lalu. Rapat terbuka itu digelar di depan Jalan Dadali di halaman BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bogor.
Wali Kota Bogor itu menginstruksikan agar camat dan lurah membentuk posko siaga, percepatan proses penangan fisik dan memeriksa dan normalisasi saluran air secara terjadwal.
Titik pertama patroli mitigasi dan pengecekan siaga bencana yang didatangi Bima adalah proses normalisasi saluran air di Jalan Regional Ring Road. Kecamatan Bogor Timur tengah melakukan normalisasi di Kelurahan Katulampa.
Normalisasi sungai di Katulampa dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor dan petugas Sumber Daya Air (SDA). Saat patroli, Bima ikut membersihkan sampah di bantaran sungai.
Dari Katulampa, Bima juga meninjau Jalan Tumenggung Wiradireja, di perbatasan antara Kelurahan Tanah Baru dan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara. Di sana, dia melihat saluran air dan genangan air yang dilaporkan oleh warga.
Bima langsung masuk ke sungai untuk mengecek kondisinya untuk dilakukan normalisasi. Bima juga mengecek penyebab genangan air yang dilaporkan warga. Diduga genangan terjadi akibat bangunan milik warga sekitar yang menutup saluran air. Bima minta masalah itu langsung dikomunikasikan antara warga, aparatur wilayah serta pemilik agar bangunannya segera dibongkar.
Dalam patroli itu, Bima Arya juga mengunjungi normalisasi sungai di Kecamatan Tanah Sareal. "Memang ada air yang disebabkan karena volume yang tinggi, tapi ada juga air itu karena penyumbatan atau pendangkalan dan itu sudah harus kita pastikan clear," katanya.
