Jokowi Sebut Gaji Pekerja Migran Indonesia di Korea Lebih Tinggi Gaji Menteri, Ditabung, Ditabung, Ditabung
Reporter
Antara
Editor
Sunu Dyantoro
Senin, 17 Oktober 2022 14:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi berpesan kepada pekerja migran Indonesia (PMI) untuk menabung dari gaji yang diterima di Korea Selatan agar bisa membeli rumah terlebih penghasilan yang diterima lebih tinggi dari gaji pokok menteri.
"Gaji pokok menteri itu Rp19 juta, tidak percaya tanya ibu Ida (Fauziyah), ibu Menteri Ketenagakerjaan, gajinya Rp19 juta. Saudara-saudara gajinya Rp22 juta," kata Jokowi saat melepas PMI G to G Korea Selatan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, 17 Oktober 2022.
Presiden berpesan hingga tiga kali kepada pekerja migran Indonesia (PMI), khususnya yang diberangkatkan secara resmi ke Korea Selatan melalui program kerja sama antarpemerintah (G to G), Senin, untuk tidak lupa menabung.
"Jangan nanti mentang-mentang sudah di Korea (Selatan), yang dibeli handphone yang bagus. Itu konsumtif, hati-hati, beli pakaian-pakaian yang bagus-bagus, yang bermerek. Ditabung, ditabung, ditabung," ujar Jokowi.
Baca: Pelajar dan Pekerja Indonesia Keluhkan Sulitnya Masuk Malaysia
Jokowi tidak mau uang yang dihasilkan dari kerja keras PMI di Korea Selatan terbuang percuma untuk benda-benda yang tidak produktif atau mendatangkan pemasukan kembali.
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menambahkan, seluruh PMI memiliki harapan besar di awal untuk bekerja di luar negeri dan kembali ke Indonesia dengan mimpi untuk menyejahterakan keluarganya.
Benny mengingatkan jangan sampai PMI nanti kembali ke tanah air tanpa memiliki apapun, karena tergiur dengan perilaku konsumtif.
Baca juga: Indonesia Hentikan Sementara Pengiriman Pekerja Migran ke Malaysia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.