Perlawanan Warga Mess Cenderawasih Terhadap Pemprov Papua

Reporter

magang_merdeka

Rabu, 26 Oktober 2022 13:31 WIB

Awalnya, Presiden Soekarno memberikan Mess Cenderawasih untuk putra-putri Irian yang tengah menempuh pendidikan di Jakarta. Kini, bangunan itu ditempati sekitar 300 kepala keluarga atau sekitar 1.000 warga keturunan Papua. TEMPO/ Muhammad Ilham Balindra

TEMPO.CO, Jakarta - Kedatangan Satpol PP di Mess Cenderawasih, Jakarta Pusat, pada Senin pagi, 24 Oktober 2022, untuk melakukan relokasi atas permintaan Pemprov Papua ditolak oleh warga karena tidak adanya koordinasi.

"Mereka datang tanpa ada koordinasi, maka itu tadi kami kunci pintu, mereka tidak boleh masuk," ujar Zakeus Sabarofek, Ketua Ikatan Keluarga Cenderawasih Tanah Abang, di Mess Cenderawasih, Senin, 24 Oktober 2022.

Perwakilan Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat DPC PDI Perjuangan, James E Tamba, mengatakan bahwa rencana relokasi oleh Pemprov Papua merupakan tindakan sepihak. Pasalnya, tidak ada koordinasi secara resmi sejak awal sehingga membuat warga resah.

Menurut keterangan, rombongan dari Satpol PP beserta Pemprov Papua sudah berkumpul di depan Mess Cenderawasih sejak pukul 10.00 WIB. Namun, warga menahan mereka di depan gerbang dan meminta penjelasan mengenai tujuan kedatangan untuk menjaga keamanan agar tidak terjadi kerusuhan.

Saat itu kedua pihak mencoba melakukan mediasi, dibantu oleh kepolisian serta TNI yang turut berupaya meredam situasi. Dalam kesempatan itu, Pemprov Papua memberikan daftar nama berisi 30 orang yang disebut menyetujui relokasi. Tetapi setelah diperiksa, data tersebut tidak sepenuhnya benar, bahkan beberapa nama yang tercantum mengaku tidak pernah memberikan persetujuan.

Advertising
Advertising

"Setelah dicek ternyata ada beberapa yang kami temukan itu merasa itu tidak benar," ungkap James.

Setelah bernegosiasi, pihak warga memberikan kebebasan kepada nama-nama yang disebut mau melakukan relokasi, dengan catatan pihak kepolisian menjamin keamanan. Selain itu, hanya sebagian pekerja yang diperbolehkan masuk dan Pemprov Papua tidak diizinkan ikut ke dalam.

"Udah ada sejarahnya mereka berupaya melakukan upaya paksa, warga disini kan merasa resah," kata James.

Namun, tiba-tiba listrik padam ketika mobil pengangkut barang dan sebagian pekerja sudah masuk. Hal ini pun menimbulkan keresahan bagi warga sehingga situasi sempat bersitegang dan proses relokasi tersebut akhirnya dibatalkan.

"Mereka datang listrik mati, mau melucuti atau gimana, itu kecurigaan," tambah James.

Menurut warga, pemutusan listrik tersebut menunjukkan bahwa Pemprov Papua telah melakukan tindakan premanisme. Sementara, diketahui pemutusan air juga sudah dilakukan sejak seminggu lalu.

"Batallah prosesnya itu jadi warga sudah menunjukkan itikad baik tapi dari mereka seperti itu," pungkasnya.

Warga Mess Cenderawasih Minta Dialog Dengan Pemprov Papua

Benny Maran, Ketua RW 09, Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, menyebut bahwa warga Mess Cenderawasih tidak ingin menghalangi proses tersebut jika ada pembicaraan dari kedua belah pihak. Menurutnya, warga sudah lebih dulu tinggal di tempat pemberian Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno, itu selama puluhan tahun dan Pemprov Papua seharusnya tidak memiliki hak untuk mengambil alih Mess Cenderawasih.

"Segala sesuatu kalau kita bicarakan dengan baik, duduk bersama dan bicara pasti ada solusinya," kata Benny.

Warga Mess Cenderawasih merupakan masyarakat asli Papua yang sudah tinggal sejak lama di Jakarta. Secara administrasi, mereka merupakan warga DKI Jakarta.

Zakeus mengaku bahwa mereka selalu menjadi garda terdepan dalam menyampaikan aspirasi kepentingan Papua. Namun, tindakan dari Pemprov Papua saat ini justru mengintimidasi warga disana.

"Kami warga Papua tapi kami tinggal di DKI dan punya KTP DKI, berarti kami juga warga DKI," kata Zakeus.

Janji Fasilitasi Mediasi, Kepala Staf Presiden Belum Bergerak

Sebelumnya, ratusan warga Mess Cenderawasih sempat berunjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada hari Rabu, 12 Oktober 2022. Dalam aksi itu, ada 6 perwakilan warga yang menemui Kepala Staf Kepresidenan untuk membahas persoalan tersebut.

Dari pertemuan itu, KSP menyatakan siap memfasilitasi penyelesaian masalah antara penghuni Mess Cenderawasih dengan Pemprov Papua. Namun hingga saat ini, belum ada pergerakan dari pihak KSP.

"KSP janji untuk membantu, tapi sampai sekarang si Pemprov Papua ini datang tidak ada koordinasi," tutur Benny.

Sementara, pihak yang mendatangi Mess Cenderawasih pagi itu seluruhnya berasal dari unsur Papua. Kedatangan Polisi dan TNI juga mulanya disebabkan karena adanya kerumunan di sekitar jalan, sehingga mereka datang dan turut membantu mediasi.

"Hari ini kita tidak ada menerima unsur dari DKI, Setneg, dari pihak manapun kecuali dari Pemprov Papua," tutur James.

VANIA NOVIE ANDINI

Baca juga: Demo di Patung Kuda, Ratusan Warga Papua Tolak Tinggalkan Mess Warisan Presiden Soekarno

Berita terkait

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

4 jam lalu

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya