Warga Sebut Anak-Anak Kampung Bayam Sakit saat Menginap di Depan JIS
Reporter
Anisa Hafifah
Editor
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Kamis, 1 Desember 2022 14:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Persatuan Warga Kampung Bayam (PWKB), Asep Suwenda, mengatakan beberapa anak-anak jatuh sakit saat mereka dan keluarganya menginap di depan Jakarta Internasional Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara
"Anak-anak, tuh, kemarin ada yang sakit, mungkin karena di luar. Ya, namanya polusi, kan. Kemarin itu hujan," kata Asep di depan Balai Kota, Kamis, 1 Desember 2022.
Baca juga: Warga Kampung Bayam Terlantar, DPRD Minta Dinas Cek Janji Anies Baswedan
Sebanyak 123 keluarga masih harus berjuang menempati Kampung Susun Bayam (KSB) lantaran belum mendapatkan kunci unit tempat tinggal dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Mereka sempat memasang tenda dan menginap di depan JIS sebagai bentuk protes terhadap Pemprov DKI dan Jakpro.
Sejak diresmikan pada 12 Oktober 2022 oleh mantan gubernur Anies Baswedan, Kampung Susun Bayam (KSB) belum bisa ditempati warga Kampung Bayam yang digusur demi pembangunan JIS. Warga dan Jakpro selaku pengelola belum menemui kesepakatan soal harga sewa per unitnya. “Terakhir, kami udah dua kali pertemuan perihal nominal. Pertama itu Rp1,5 juta, yang kedua itu Rp600 ribu sekian,” kata Asep.
Warga lain yang bernama Refly mengatakan beberapa warga Kampung Bayam berprofesi sebagai pemulung. Sebabnya, harga sewa yang diberikan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tidak sesuai dengan kemampuan warga kampung bayam.
"Harga tidak sesuai dengan kemampuan kita, rusun ini berdiri juga mereka telah mendata dan tahu kehidupan kita ada pemulung dan pengemis," ujar Refly.
Hari ini warga Kampung Bayam menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta. Mereka menyampaikan tiga tuntutan. Pertama, mereka menuntut agar bisa segera bisa menghuni Kampung Susun Bayam (KSB).
“Tuntutan kami, pertama, segera mungkin bisa masuk ke rusun. Yang kedua, segera mungkin kita ada penyerahan kunci. Terus yang ketiga, harga nominal sewa itu bisa terjangkau untuk masyarakat,” kata Asep.
Dia mengatakan akan melakukan unjuk rasa hingga mendapatkan tanggapan dari Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono. “Ya mudah-mudahan hari ini ada realisasi dan artinya keputusan yang memihak kepada masyarakat ya kita bubar," ucap dia.
Baca juga: Warga Kampung Bayam Geruduk Balai Kota DKI: Ingin Temui Pengambil Keputusan Bukan Mediator