Eks Ketua RT Ungkap Panggilan Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Anak Tan Giok Tjin

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 5 Desember 2022 20:08 WIB

Sejumlah polisi berjaga saat olah TKP di rumah satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat, Rabu, 16 November 2022. Polda Metro Jaya menggelar olah TKP lanjutan di tempat ditemukannya empat jenazah di dalam rumah Blok AC5/7 Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres. TEMPO/M. Faiz Zaki

TEMPO.CO, Jakarta - Eks Ketua RT 07 Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat, Muhammad Mundji mengetahui nama panggilan dari anggota satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat. Dia mengatakan keluarga itu memang terkenal sangat jarang bersosialisasi dengan tetangga sekitar sebelum pindah.

Namun dia cukup mengenal identitas mereka selama masih tinggal di sana. Mengingat keluarga tersebut adalah tetangga dekatnya dan pernah berhubungan langsung. "Rudyanto itu orang jarang kenal di sini, panggilannya Kating. Kalau adeknya si Budyanto, Otok. Margaretha itu nama panggilannya Ayin," kata Mundji saat ditemui di rumahnya Jalan Gunung Sahari XI , Senin, 5 Desember 2022.

Sebagaimana diketahui, empat anggota keluarga yang tewas di dalam rumah adalah Rudyanto Gunawan (laki-laki 71 tahun), Renny Margaretha Gunawan (perempuan 68 tahun), Dian Febbyana Apsari Dewi (perempuan 42 tahun), dan Budyanto Gunawan (laki-laki 68 tahun). Rudyanto adalah suami dari Renny, Dian merupakan anak dari mereka. Sedangkan Budyanto merupakan adik dari Rudyanto.

Mundji menjelaskan, Rudyanto adalah anak pertama, Budyanto anak kedua, dan Cacang merupakan anak ketiga. Tiga laki-laki bersaudara itu anak dari pasangan dari Tan Giok Tjin alias Setiadi Gunawan dengan istrinya, tetapi eks Ketua RT itu lupa nama perempuan tersebut.

Dia juga lupa nama asli dari Cacang. Sepengetahuan Mundji, laki-laki tersebut tidak bersama keluarga intinya lagi semenjak menikah. Kemudian anak terakhir itu pisah rumah dan tinggal di Sunter, Jakarta Utara. "Kalau si Cacang udah misah, rumahnya jauh," tutur Mundji.

Advertising
Advertising

Laki-laki berumur 71 tahun itu bercerita, dia merupakan tetangga lama keluarga tersebut sejak tahun 1950'an. Kemudian diamanahkan menjadi Ketua RT dari tahun 1980'an sampai dengan tahun 2007.

Dia mengatakan empat anggota keluarga itu pindah ke Kalideres sejak tahun 1997. Kemudian rumah lama di Gunung Sahari dijual kepada seorang yang berasal dari Surabaya setelah Setiadi Gunawan dan istrinya meninggal.

"Rumah lama mereka dibeli sama orang pribumi, orang Surabaya. Baru dijual sama anaknya ahli waris. Saya ngurusin surat pindahnya," ujar Mundji.

Saat menjual rumah di Gunung Sahari, kala itu Rudyanto dan Renny sudah menikah dan telah dikaruniai putri bernama Dian. Proses penjualan rumah, kata Mundji, tidak berselang lama dan diperkirakan hanya dalam waktu satu bulan. "Kejualnya cepet, mungkin dijual murah. Gak sampe sebulan udah ada yang beli," katanya.

Menurut sepengetahuan Mundji, Rudyanto dan Renny menikah di luar Jakarta. Seingatnya mereka mengadakan pernikahan di Kebumen, Jawa Tengah, tanah kelahirannya Renny.

Baca: Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Ketua RT Jelaskan Posisi Penemuan 4 Jasad di 3 Ruangan Berbeda

Pekerjaan Empat Anggota Keluarga

Mundji menuturkan bahwa Rudyanto pernah bekerja sebagai karyawan di suatu percetakan tidak jauh dari rumahnya. Padahal ayahnya, Tan Giok Tjin beserta istri, membuka usaha percetakan sendiri di rumah, namun tidak dibantu oleh para putranya.

Eks Ketua RT itu juga mengatakan pernah membantu mengantarkan pesanan hasil usaha keluarga tersebut. Sedangkan Rudyanto, Budyanto, tidak pernah terlihat olehnya untuk membantu.

"Rudy kerja percetakan juga, bukan punya orang tuanya. Dia gak bantu, yang justru panggil karyawan. Saya tahu rumahnya tapi udah gak ada, udah meninggal karyawannya, udah tua," ujar Mundji.

Usaha keluarga tersebut akhirnya tutup seiring Setiadi dan istrinya meninggal dunia akibat sakit. Mundji mengatakan penyebab sakit yang diderita oleh Setiadi Gunawan karena terjatuh, namun tidak diperhatikan kesehatannya oleh tiga putranya.

"Dia buka percetakan, ayahnya masih sehat, 'Tolong ini hasil percetakan, anterin ke mana aja, Jakarta Barat, Jakarta Utara', saya yang antar," kata Mundji.

Selama tinggal di alamat lama, Budyanto tidak diketahui apa pekerjaan pastinya. Mundji hanya mengetahui anak kedua dari keluarga Tan itu sering mengantar keponakannya pergi atau menjemput ke sekolah.

"Budyanto kerjanya cuma nganter ponakannya aja si Dian, dari TK, SD, SMP, dianter. Sekolahnya di Pasar Baru kalo gak salah. Mau pulang, jemput, saya lihat. Kalau saya lihat begitu aja lewat," tuturnya.

Lalu Renny, diketahui sebagai penjual kue di dekat rumahnya. Dia berjualan di pasar Gang Lilin yang tidak jauh dari rumah.

Karakteristik Renny juga dikenal tertutup di luar urusan pekerjaannya. Tetapi bersosialisasi juga dengan terbatas saat mengurus bisnis kue-kuenya di pasar.

Sedangkan Dian, Mundji tidak mengetahui ketika empat anggota keluarga itu pindah. Laki-laki tersebut mengatakan saat itu putri dari Rudyanto dan Renny masih remaja dan belum bekerja.

Tidak Percaya Mati Kelaparan

Mundji sampai saat ini tidak percaya empat orang tetangga terdahulunya tewas akibat kelaparan. Dia menilai mereka dari kalangan mampu dan perekonomiannya lebih baik daripada dirinya. "Itu mati kelaparan enggak makan, enggak minum enggak mungkin," tutur Mundji dengan heran.

Tempo juga menemui Eni alias Een yang merupakan kerabat dari keluarga tersebut. Perempuan itu tinggal tidak jauh dari Pasar Gang Lilin, namun dia tidak bersedia memberi keterangannya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi mengatakan hasil penelitian penyebab pasti kematian keluarga tersebut masih diteliti. Pihaknya mengevaluasi hasil penyelidikan kasus tersebut dengan berbagai ahli. Hengki memastikan kesimpulan perkara ini disampaikan pada akhir pekan.

"Nanti pada minggu ini rentang dua-tiga hari ke depan kita akan umumkan rilis akhir ataupun final hasil penyelidikan kami secara komprehensif. Saat ini kami sedang menanti hasil pemeriksaan dari pada Sosiologi Agama dan juga dari pihak tim ahli yang lain," katanya di Polda Metro Jaya, Senin, 5 Desember 2022.

Baca juga: Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Polisi Umumkan Hasil Penyelidikan Akhir Pekan Ini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

1 hari lalu

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta merasa tak ada kedala menangani kasus dugaan pemerasan oleh eks Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Lima Polisi Pesta Narkoba, Kompolnas: Tak Layak Dipercaya Jadi Anggota Polri

1 hari lalu

Lima Polisi Pesta Narkoba, Kompolnas: Tak Layak Dipercaya Jadi Anggota Polri

Kompolnas minta Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan secara transparan dan profesional terhadap lima polisi diduga pesta narkoba

Baca Selengkapnya

Seleb TikTok Galih Loss Tampak Gundul Setelah Jadi Tahanan, Adakah Aturan Menggunduli Tahanan?

1 hari lalu

Seleb TikTok Galih Loss Tampak Gundul Setelah Jadi Tahanan, Adakah Aturan Menggunduli Tahanan?

Setelah ditangkap karena kasus penistaan agama, seleb TikTok Galih Loss tampak tampil gundul. Bagaimana aturan menggunduli tahanan?

Baca Selengkapnya

IM57 Nilai Tak Ada Lagi Alasan Penyidik Polda Metro Jaya Tidak Menahan Firli Bahuri

2 hari lalu

IM57 Nilai Tak Ada Lagi Alasan Penyidik Polda Metro Jaya Tidak Menahan Firli Bahuri

Sebaiknya, kata IM57, persidangan SYL dan Firli Bahuri itu berjalan bersamaan sehingga masalah pemerasan ini bisa saling terkonfirmasi.

Baca Selengkapnya

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

2 hari lalu

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

3 hari lalu

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

Polda Metro Jaya mendalami dugaan pembunuhan dalam kasus penemuan mayat dalam koper yang ditemukan di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Puluhan Miliaran Digelapkan Mafia Tanah Bekas ART, Nirina Zubir Ungkap Pernah Mau Dicicil Rp 2 Juta per Bulan

3 hari lalu

Puluhan Miliaran Digelapkan Mafia Tanah Bekas ART, Nirina Zubir Ungkap Pernah Mau Dicicil Rp 2 Juta per Bulan

Bekas asisten Cut Indria Marzuki, Riri Khasmita, sempat berkelit telah menggelapkan surat berharga dan harta sebanyak miliaran rupiah dari ibunda Nirina Zubir.

Baca Selengkapnya

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

3 hari lalu

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

Niat itu kini berujung penahanan Galih Loss di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Depok Sering Lihat Pria Tak Dikenal Kunjungi Rumah Polisi Pesta Narkoba

3 hari lalu

Cerita Warga Depok Sering Lihat Pria Tak Dikenal Kunjungi Rumah Polisi Pesta Narkoba

Cerita penangkapan lima anggota polisi pesta narkoba mulai terendus warga Kampung Palsigunung, Depok, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

3 hari lalu

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.

Baca Selengkapnya