2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut, 1 Meninggal & 1 Suspek, DKI Jakarta: Kami Pantau

Reporter

Mutia Yuantisya

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 10 Februari 2023 11:02 WIB

Massa Class Action Korban Gagal Ginjal Akut, Menghadiri Sidang Lanjutan Perkara Gagal Ginjal Akut di PN Jakarta Pusat, 7 Februari 2023. TEMPO/Farrel Fauzan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes ) DKI Jakarta Widyastuti menyatakan pihaknya masih memantau kondisi satu pasien suspek gagal ginjal akut. Kementerian Kesehatan mendeteksi dua kasus baru pada anak dengan kondisi satu pasien dilaporkan meninggal dan satu lain masih suspek.

“Kami pantau (kondisinya),” kata Widyastuti saat ditemui di SMP Negeri 51 Jakarta, Pondok Bambu, Jakarta Timur, 10 Februari 2023.

Soal arahan Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono, Kepala Dinkes itu menyatakan pihaknya tengah melakukan investigasi terhadap penyebab dua kasus gagal ginjal yang baru ditemukan.

“Karena pasien dirawat di rumah sakit vertikal, kami bersama-sama dengan tim rumah sakit vertikal, dari Kementerian Kesehatan, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), dan pihak terkait untuk melakukan investigasi,” ujarnya.

Dia mengatakan upaya pencegahan dari Dinkes berupa imbauan kepada para orang tua, yaitu meminum air dalam jumlah yang cukup, memadai, kompres air hangat, minum obat sesuai anjuran BPOM jika anaknya demam.

Advertising
Advertising

“Kami menganjurkan, mengimbau, sudah kami bikin rilisnya. Apabila belum sehat, silakan hubungi puskesmas,” kata dia.

Baca juga: 2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut di Jakarta, Emak-emak Depok Resah dan Anggap BPOM Kecolongan

Dua pasien gagal ginjal minum obat berbentuk sirup

Sebelumnya, Kemenkes mengungkap obat sirup penurun panas yang dikonsumsi pasien gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) di DKI Jakarta.

Juru Bicara Kemenkes M. Syahril menjelaskan kedua korban tersebut diketahui sempat mengonsumsi obat sirup. Dari dua kasus tersebut, satu kasus sudah terkonfirmasi, sedangkan satu kasus lainnya masih dalam tahap suspek.

"Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek," kata M. Syahril dalam keterangannya, Senin, 6 Februari 2023.

M. Syahril mengungkapkan, satu kasus yang terkonfirmasi GGAPA tersebut dialami anak berusia 1 tahun. Menurutnya, anak tersebut awalnya mengalami demam pada 25 Januari 2023 dan diberikan obat sirup penurun panas merk Praxion yang dibeli dari apotek.

Pada 28 Januari 2023, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (anuria). Selanjutnya pasien dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo Jakarta sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Adhyaksa pada 31 Januari 2023. Namun, karena pasien mengalami gejala GGAPA maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM, tetapi pihak keluarga menolak.

Pilihan editor: Mengenal Kembali Gagal Ginjal Akut yang Menyerang Anak-anak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

3 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

3 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

8 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

10 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

11 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

12 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya