Top 3 Metro: Perlawanan Riang Prasetya yang Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Cerita dari Kolong Tol Jakarta
Reporter
Tempo.co
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Senin, 26 Juni 2023 08:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga berita terpopuler metropolitan pada Senin pagi dimulai dari Ketua RT Riang Prasetya mengatakan pelaporan dirinya ke Polda Metro Jaya soal pembongkaran ruko di Pluit tidak punya dasar hukum. Riang dilaporkan oleh 3 pemilik ruko serobot bahu jalan karena dituduh sebagai penyebab pembongkaran bangunan.
Berita terpopuler berikutnya adalah cerita awal penghuni kolong tol Jakarta mulai tinggal di bawah jalan tol. Permukiman kolong jalan tol di Jakarta bukan hanya di Jelambar. Puluhan keluarga juga memilih tinggal di bawah atap beton jalan tol di Penjaringan, Jakarta Utara.
Berita ketiga adalah soal pengendara motor dibegal 4 orang di Setu, Kabupaten Bekasi. Korban pasrah motornya diambil, bahkan minta ampun karena diacungi senjata tajam.
Berikut 3 berita terpopuler kanal metropolitan pada Senin, 26 Juni 2023:
1. Dilaporkan ke Polda Metro soal Pembongkaran Ruko, Ketua RT Riang Prasetya: Tak Punya Dasar Hukum
Ketua RT di Pluit, Riang Prasetya, menegaskan hanya memperjuangkan fasilitas umum di lingkungannya terkait aksi viral melawan sejumlah pemilik tempat usaha yang membangun di atas bahu jalan dan saluran air. Perjuangan itu dilakukannya sejak 2019 hingga akhirnya pada 2023 ini terbit rekomendasi teknis dari Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Jakarta Utara di kawasan itu.
Minta sikapi secara obyektif
Riang meminta perjuangan itu, yang diwarnai aksi viral saat dirinya berselisih dan beradu argumentasi dengan pemilik tempat usaha setempat, disikapi secara obyektif. “Jadi saya tekankan kembali permasalahan yang saya perjuangkan adalah hanya saluran air dan bahu jalan yang dibangun oleh pemilik ruko Blok Z4 Utara dan Blok Z8 Selatan,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu 25 Juni 2023.
Ketua RT sebut tak ada kepentingan lain
Dia menegaskan tidak ada kepentingan lain. “Jangan dihubung-hubungkan dengan hal yang tidak memiliki dasar yang jelas yang semuanya hal di luar logika berpikir sehat,” ucap Riang Prasetya menambahkan.
Ketua RT sebut pelaporan tak punya dasar hukum
Riang menyatakan itu menanggapi pelaporan dirinya oleh tiga pemilik ruko ke polisi atas tuduhan perusakan pada Rabu lalu. Mereka menuntut ganti rugi materil dan imateril kepada sang ketua RT atas pembongkaran paksa oleh aparat Pemerintah Kota Jakarta Utara pada akhir Mei lalu.
Tuduhan itu yang disebut Riang tidak memiliki dasar hukum. Dia menyatakan akan kembali melawan dan dalam waktu depat berencana mengajukan gugatan perdata kepada para pelapor atas perbuatan melawan hukum lewat serobot fasilitas umum. "Saya akan terus maju memperjuangkan kebenaran,” kata dia.
Selanjutnya cerita dari kolong tol Jakarta, datang dan langsung matok lahan....
<!--more-->
2. Cerita dari Kolong Tol Jakarta, Bagaimana Awal Penghuninya Datang dan Mematok Lahan
Belum lama viral permukiman di Jakarta di kolong jalan tol di kawasan Jelambar, Grogol, Jakarta Barat. Dikenal sebagai kolong tol Angke, keberadaan permukiman di sana memantik perbincangan soal pengawasan dan asal usul fasilitas yang ada hingga kawasan ilegal dan tak layak sebagai hunian itu bisa berkembang.
Tapi, faktanya, permukiman kolong tol di Jakarta bukan hanya di Jelambar. Puluhan keluarga juga memilih tinggal di bawah atap beton jalan tol di Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka ada yang berasal dari kampung sekitar, seperti Kampung Kubur Koja, ada pula warga pendatang dari luar Jakarta.
Satu di antara warga penghuni di sini adalah Slamet alias Bewok yang mengaku telah tinggal selama 20 tahun, dan melalui dua kali penggusuran. Pria berusia 71 tahun yang sehari-hari mengumpulkan barang bekas itu awalnya warga korban kebakaran di sebuah gang permukiman tak jauh dari lokasi sekarang tinggal.
“Karena enggak ada tempat lagi, yang penting bisa tidur,” ujarnya menjelaskan alasannya tinggal di kolong tol saat ditemui, Jumat, 23 Juni 2023.
Husni Mubarok, warga RT13/RW16 Kelurahan Penjaringan, membenarkan banyak warga kampungnya yang butuh lahan tempat tinggal bahkan lahan usaha menyeberang ke kolong jalan tol. Namun dia bersama orang tuanya mengaku tidak berani ikut-ikutan.
“Lahan kosong siapa yang berani? Masuk aja bikin matok-matok,” ujar Husni saat ditemui terpisah, Jumat.
Hanya, pria usia 40 tahun itu menerangkan pernah menjadi Ketua Pengurus Taman Pendidikan Al-Quran At-Taubah yang bertempat di kolong Jalan Tol Pelabuhan tersebut. “TPA itu tadinya tempat sampah, nggak ada yang mengelola,” katanya.
Menurut Husni, TPA itu dibangun ketika pembangunan tol sudah rampung sekitar 20 tahun lalu. Warga setempat berinisiatif membangun ruang publik untuk berkumpul dan menjadi tempat sarana keagamaan, sekaligus pendidikan bagi anak-anak.
Ketua Pengurus TPA AT-Taubah Husni Mubarok saat ditemui di kolong Jalan Tol Pelabuhan di wilayah Kelurahan Pencaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat, 23 Juni 2023. Tempo/M. Faiz Zaki
Bangunan semi permanen ini sangat sederhana, fondasi menumpang pilar beton penyangga jalan tol. Bata kapur putih lalu disusun menjadi tembok pembatas dengan ketinggian sekitar satu meter. Sisanya disambung pakai kayu dan besi yang mengelilingi TPA At-Taubah.
TPA, kata Husni, vakum sejak Juni 2022 karena karena kekurangan pengajar. Bangunan yang ada kini diaku digunakan untuk pertemuan warga ataupun pengajian.
Berawal dari Titip Kandang Ayam, Tanda Larangan Pun Diabaikan
Dia bercerita, pendirian TPA mengiringi tumbuhnya permukiman di kolong tol itu. Mulanya dimanfaatkan untuk titip kandang ayam, tempat sampah, tempat parkir, tempat bermain anak-anak, dan tempat berkumpul. Tapi kemudian satu per satu warga memberanikan diri membuat gubuk semi permanen.
Ada tanda larangan pemanfaatan atau memasuki lahan itu dari Direktorat Jenderal Bina Marga, tapi tidak digubris. “Ada plangnya gitu, dilarang menggunakan fasilitas di bawah jalan,” ujar Husni.
Ati, bibi Husni, adalah satu di antara yang pemilik usaha di sini. Dia membuka lapak warung di kolong tol. Perempuan itu sudah membuka usaha sekaligus tinggal di sana selama sepuluh tahun.
Ibu dari dua anak tersebut mengaku membuat bangunan di kolong tol dengan biaya sekitar Rp 10 juta. Fasilitasnya tentu serba terbatas, terutama ruang gerak dan kenyamanan. "Mau bagaimana lagi, faktor ekonomi," katanya.
Ati menuturkan, ada sekitar 50 rumah semi permanen berdiri bersamanya di kolong jalan tol ini. Mereka, kata Ati, kerap menjadi target aliran bantuan. “Kadang kalau orang kuliahan ngasih sembako, ngasih ke anak kecil,” ucapnya.
Selanjutnya pengendara motor dibegal 4 orang di Bekasi, korban minta ampun...
<!--more-->
3. Pemotor Dibegal Empat Orang di Bekasi, Korbannya Sampai Minta Ampun
Pengendara motor dibegal di Kampung Burangkeng, Setu, Kabupaten Bekasi, Jumat dini hari, 23 Juni 2023. Pelaku begal yang diduga berjumlah empat orang itu terekam CCTV.
"Korban dari arah Cileungsi lalu dari belakang si korban ini langsung dipepet hingga terjatuh," kata salah satu warga setempat, Eman Susanto saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu, 24 Juni 2023.
Eman menjelaskan saat korban terjatuh, dua pelaku turun dari motornya. Sementara satu pelaku mengacungkan senjata tajam kepada korban. Satu pelaku lainnya merampas motor korban.
Menurut Eman, saat peristiwa itu terjadi, situasi di tempat kejadian perkara (TKP) sedang sepi. Korban pun hanya pasrah motornya dirampas para pelaku. "Korban meminta ampun sempat berteriak karena situasi saat lagi sepi," ujar Eman.
Eman menjelaskan aksi begal kerap terjadi di wilayah Setu. Dia berharap polisi bisa sering patroli wilayah guna mencegah adanya aksi kejahatan di jalanan.
Wakil Kapolsek Setu Inspektur Satu Eko Pamungkas mengatakan polisi saat ini tengah menyelidiki kasus tersebut guna menangkap para pelaku.
"Saat ini perkaranya masih dalam proses penyelidikan," kata Eko kepada wartawan, Ahad, 25 Juni 2023.
Pilihan Editor: Dipolisikan Pemilik Ruko, Riang Prasetya Ancam Laporkan Balik