Seluk Beluk Pemadam Kebakaran, Dulu Dikenal dengan Nama Branwir
Reporter
Dimas Kuswantoro
Editor
S. Dian Andryanto
Selasa, 12 September 2023 11:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemadam kebakaran atau damkar merupakan salah satu instansi penting yang banyak dibutuhkan masyarakat. Pemadam Kebakaran mampu mengatasi berbagai masalah sekaligus. Tidak hanya rumah atau pohon yang terbakar, pasukan damkar ini pun mampu mengatasi berbagai masalah lain, seperti mengambil kartu ATM yang terjatuh ke selokan, melepas cincin yang tidak bisa dilepas, dan semacamnya.
Jika menghadapi situasi-situasi tersebut masyarakat dapat menelepon kontak darurat poemadam kebakaran di nomor 113.
Di Indonesia, Pemadam Kebakaran memiliki sejarah yang cukup panjang. Dilansir dari damkar.semarangkota.go.id, damkar ini dulunya dikenal dengan nama “Branwir” yang merupakan serapan dari bahasa Belanda Brandweer.
Branwir mulai beroperasi sejak 1873 ketika terjadi kebakaran besar di Kramat Kwitang. Pada 1915, Residen (Sekarang Gubernur) Batavia kemudian mengeluarkan peraturan atau reglement yang berjudul Reglement op de Brandweer in de Afdeeling stad Voorsteden van Batavia untuk membentuk Brandweer te Batavia, satuan Pemadam Kebakaran Batavia.
Kinerja Brandweer te Batavia ternyata disenangi oleh penduduk setempat sehingga Brandweer te Batavia mendapat penghargaan. Tanda penghargaan tersebut berbentuk sebuah prasasti yang bertuliskan “Tanda Peringatan Brandweer Batavia 1919-1929”. Penghargaan tersebut diberikan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Warga Betawi pada 1929 sebagai penghargaan atas kinerja 10 tahun Brandweer te Batavia.
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda ternyata tidak hanya mendirikan Brandweer di Batavia, tetapi juga di Surabaya. Bahkan, dalam buku Bandjarmasin Tempo Doeloe: Sketsa Kecil dari Bingkai Masa Lalu (2019), Pemadam Kebakaran di Kota Surabaya merupakan Pemadam Kebakaran tertua di Indonesia.
Dilansir pada Antaranews, damkar dalam menjalankan tugasnya sering mengalami hambatan mulai dari lalu lintas ke lokasi, masyarakat yang tidak mendukung, dan lokasi kejadian di gang sempit. “Jika lalu lintas macet maka armada tidak bisa datang dengan cepat ke lokasi,” kata Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Pusat Sudarno.
Kendala lainnya itu adalah sikap masyarakat. Sudarno menjelaskan, saat tim pemadam datang di lokasi, masyarakat langsung menarik selang yang terkadang belum terhubung dan terkadang selang tersebut ditarik tidak beraturan.
Hambatan ketiga adalah jalan menuju lokasi kadang terhalang kendaraan, gerobak, maupun barang yang memakan badan jalan. "Kalau ada kebakaran khususnya di pemukiman padat, kendaraan agar diparkir jauh supaya mobil pemadam bisa lancar keluar-masuk," kata Sudarno.
Ia mengatakan pemadaman api selalu memerlukan koordinasi dengan instansi lain.
“Kami selalu berkoordinasi dengan PLN, aparat kepolisian, Dinas Perhubungan dan instansi lainnya agar dalam penanganan pemadaman berjalan lancar,” katanya.
Ia mencontohkan pemadam berkoordinasi dengan kepolisian untuk keamanan di lokasi musibah kebakaran. Pemadam juga berkoordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pemadaman arus listrik di lokasi kebakaran.
Pilihan Editor: Kebakaran Kapal di Dermaga Sunda Kelapa, 15 Mobil Pemadam Kebakaran Dikerahkan