Top 3 Metro: Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Curhat Pedagang Tak Engap-engapan dan Respons Heru Budi

Senin, 18 September 2023 06:54 WIB

Suasana Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu, 16 September 2023. Para pedagang mengeluhkan jumlah pengunjung yang menurun beberapa tahun terakhir. Foto: TEMPO/Alifya Salsabila Novanti

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga berita terpopuler metropolitan pada Senin pagi dimulai dari pedagang di Pasar Tanah Abang mengeluh sepi pembeli. Pedagang membandingkan pembeli pada saat pandemi Covid-19 dan sekarang.

Berita terpopuler berikutnya respons Heru Budi soal Pasar Tanah Abang sepi. Heru mengatakan, hal ini terjadi karena perubahan gaya belanja konsumen.

Berita ketiga adalah pedagang Blok G Tanah Abang mengeluhkan pembeli sepi dan kondisi pasar yang tak terurus. Kondisi mereka kian terpuruk, meski pemerintah bilang ekonomi bakal bangkit.

Berikut 3 berita terpopuler kanal metropolitan pada Senin pagi, 18 September 2023:

1. Akhir Pekan Tanah Abang pun Sepi, Pedagang: Biasa Melayani Sampai Engap-Engapan

Para pedagang Tanah Abang mengeluhkan sepinya pembeli yang datang ke pusat grosir terbesar di Asia Tenggara itu belakangan ini. Ada yang mengatakan jika keramaian saat pandemi Covid-19 masih lebih baik.

Tempo berkunjung ke Blok A Pasar Tanah Abang pada Sabtu, 16 September 2023. Para pedagang aktif menawarkan dagangan kepada orang yang melewati kiosnya. “Tanya-tanya aja dulu," kata mereka.

Suasana di tempat perbelanjaan terbesar se Asia Tenggara itu kelihatan tidak seramai biasanya. Semakin siang, memang semakin banyak orang yang memadati pasar. Namun, jumlah mereka bisa dikatakan belum bisa menandingi banyaknya penjual.

"Ini hitungannya sepi. Covid masih mending malahan. Kayaknya mulai habis lebaran sepi, sepi, sepi, sampai sekarang tambah sepi, tambah sepi," ujar Wasmah penjual kopi yang terletak di luar gedung pasar.

Advertising
Advertising

Ucapan Wasmah diamini Dafirly, penjual baju yang memulai usahanya di Tanah Abang sejak 2007. Tanah Abang tak seramai dulu sebelum pandemi Covid-19. Meski pandemi sudah berakhir, jumlah pengunjung belum membaik.

"Kadang Sabtu-Minggu ramai, hari biasa sepi. Kadang hari biasa ramai, Sabtu-Minggu sepi, gak tetap," ujarnya.

Di lantai dasar Blok A, jumlah pengunjung cukup ramai. Mereka berlalu-lalang dan berhenti untuk melihat-lihat barang yang dijajakan di sana. Barang-barang yang ditawarkan pun beragam dan terlihat semakin menarik dengan terangnya cahaya lampu yang menyinari seluruh bagian bangunan.

Namun, semakin ke atas, dapat terlihat perbedaan jumlah pengunjung. Di lantai tujuh, misalnya, area yang dikhususkan untuk berjualan sepatu, sedikit sekali pengunjung yang terlihat.

Sedangkan, area Blok B yang berada dekat dengan Blok A di lantai bawah juga memiliki beberapa pengunjung.

"Menurut kami sepi. Pedagang-pedagang lain juga ngeluhnya sama. Istilah kita mah juga rame, rame rojali, rombongan jarang beli," ujar salah satu penyedia layanan pijat yang berlokasi di dekat pintu masuk Blok A. Kepadatan pada hari itu, kata dia, masih tergolong sepi untuk Pasar Tenabang.

Pun di Lobi Barat Blok A. Meski ramai lalu-lalang pengunjung yang sedang menikmati jajanan kuliner di luar gedung, tapi kondisi ini tak seperti beberapa tahun lalu. Tidak semua vendor terisi.

Menurut Wasmah si penjual kopi, Pasar Tanah Abang dianggap ramai seperti sedia kala jika pengunjung harus sampai berdesak-desakan.

Di tempatnya berjualan, biasanya ramai orang yang membeli kopi ataupun jajanan lain sampai ia sulit untuk makan siang. "Layaninnya aja kadang sampe engap-engapan,” kata dia.

Ia mengenang sesaknya Tanah Abang zaman dulu yang kadang bisa sampai menimbulkan korban jiwa. “Kan sempet juga ada yang bawa orok ke stasiun meninggal, desak-desakan. Terus orang hamil, desak-desak sama pengunjung akhirnya keguguran," kata Wasmah.

Selanjutnya respons Heru Budi Pasar Tanah Abang sepi pembeli...

<!--more-->

2. Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Begini Respons Heru Budi

Sejumlah pedagang Tanah Abang menuding perang harga yang ditawarkan melalui live shopping di platform media sosial membuat penjualan mereka berkurang signifikan. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan hal ini terjadi karena perubahan gaya belanja konsumen dan pastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tak akan beri bantuan dana untuk pedagang.

Heru Budi sebut cara berbelanja konsumen berubah
Heru Budi mengatakan penjualan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat kini sepi karena cara berbelanja konsumen yang berubah.

"Yang pertama itu mungkin itu adalah bagian dari perubahan konsumen untuk membeli sesuatu kan. Di sini sudah ada online dan lain-lain dan kita semua juga harus mencermati itu," kata Heru saat ditemui di RTH Kalijodo, Jakarta Utara, Sabtu, 16 September 2023.

Pada saat ini, kata Heru, sebagian masyarakat sudah beralih ke berbelanja daring (online shopping). Masyarakat yang berbelanja ke pasar konvensional pun menurun. Menurutnya, fenomena ini juga terjadi di luar negeri, tidak hanya terjadi di Indonesia.

Pemprov DKI tak beri kucuran dana
Heru Budi juga mengatakan tidak ada kucuran dana bantuan dari Pemprov DKI untuk pedagang Pasar Tanah Abang yang pemasukannya merosot akibat sepi pembeli. Menurut dia, Pemprov DKI dapat memberikan jenis bantuan lain seperti bantuan pendidikan dan pelatihan digitalisasi.

Untuk mengatasi perdagangan di Pasar Tanah Abang yang sepi karena kalah bersaing dengan online shopping, Heru mengatakan pemerintah dapat memberikan pelatihan digitalisasi kepada pedagang pasar tekstil terbesar itu. Selain berdagang langsung di tempat, para pedagang juga bisa menjual secara online sehingga penjualannya dapat meningkat.

Namun, Mereka juga sudah mengikuti cara berjualan para selebgram itu dengan cara yang sama, lewat live shopping, namun hasilnya tidak memuaskan. Akibatnya, biaya operasional pedagang lebih tinggi daripada pemasukan. Tak hanya pedagang Pasar tanah Abang, pegawai, porter hingga pedagang makanan juga ikut terdampak sepinya pembeli.

Keluhan lain juga datang dari pedagang Pasar Tanah Abang. Dari sejumlah unggahan di media sosial, tampak kios-kios di Pasar Tanah Abang banyak yang tutup. Sepinya pasar Tanah Abang dari pengunjung berdampak pada turun drastisnya omzet penjualan mereka.

Pemilik akun Tiktok @tanahabangcollection, misalnya, mengungkapkan banyak pedagang yang mengeluhkan sepinya Pasar Tanah Abang usai pandemi Covid-19. Akibatnya, para pedagang harus memutar otak dengan berjualan online lewat Tiktok Live atau Shopee Live.

“Pasar sekarang kayaknya lebih sepi daripada tahun kemarin,” ucap salah satu pedagang, dikutip Senin, 11 September 2023.

Pedagang Pasar Tanah Abang lainnya melalui akun @grosirbajuwanita, mengaku sedih karena barang dagangan banyak yang belum laku. Padahal, ia mengaku sudah mencoba mengikuti cara lain berjualan melalui live media sosial.

"Dulu datang barang sekarung besar, sehari sudah habis. Sekarang sudah beberapa minggu, pajangan masih ini-ini aja. Padahal harga udah dimurahin banget. Jual online dan live dengan berbagai strategi tetap sulit ditembus," tulis unggahan @grosirbajuwanita pada Jumat, 11 Agustus 2023.

Menkop Teten sebut Indonesia belum punya strategi nasional transformasi digital
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki membeberkan alasan pedagang di Pasar Tanah Abang semakin sepi pembeli lantaran Indonesia belum memiliki strategi nasional transformasi digital atau badan yang mengaturnya.

"Maka para menteri enggak ada acuan. Padahal, transformasi digital melibatkan banyak aspek," kata dia dalam pesan tertulis pada Sabtu, 16 September 2023.

Menurut Teten, transformasi digital di Indonesia hanya berkembang di sektor perdagangan (e-commerce), khususnya sektor hilir. Sementara sektor produksi lesu. Akibatnya, produk nasional kalah bersaing dengan barang dari luar negeri yang lebih murah.

Selanjutnya curhat pedagang Tanah Abang...

<!--more-->

3. Curhat Pedagang Tanah Abang: Katanya Ekonomi Bakal Bangkit, Ternyata Terpuruk

Pedagang Blok G Tanah Abang mengeluhkan minimnya pendapatan mereka karena pengunjung yang kian sepi dan kondisi pasar yang tak terurus. Rencana pemerintah merevitalisasi Blok G tak kunjung terealisasi.

"Liat sendiri lah yang lewat aja kagak ada,” kata Sukril, seorang pedagang saat ditemui di Blok G Tanah Abang, Sabtu, 16 September 2023.

Sukril menuturkan sepinya pembeli di Blok G sudah terjadi sejak 2012 dan semakin parah saat pandemi Covid-19.

Namun, saat pandemi Covid-19 sebenarnya jumlah pembeli yang datang ke Blok G Tanah Abang masih lebih baik daripada saat ini.

"Kalau Corona, dari menurut perhitungan pemerintah, kan, katanya ekonomi bakal bangkit, katanya. Corona udah selesai, justru malah tambah terpuruk,” tuturnya.

Kondisi bangunan Blok G pun seperti dianaktirikan. Dibanding dengan Blok A, kondisi gedung Blok G berbanding terbalik.

Di Blok A, seluruh gedung terasa sejuk dengan adanya pendingin ruangan. Penerangan di gedung Blok A pun baik sehingga barang dagang terlihat menarik.

Sebaliknya, pertokoan di Blok G terasa sunyi. Saat berada di dalam, yang terdengar hanyalah suara burung peliharaan yang tergantung di langit-langit pasar.

Kondisi pasar Blok G terlihat suram dan gelap karena banyak toko sudah tutup dan cahaya yang tidak memadai. Lantai-lantai retak dan hilang, bahkan ada yang sampai bolong dan berpotensi membahayakan.

Beberapa waktu lalu pun ramai jika Blok G Tana Abang dijadikan sarang preman. Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya tak kunjung melakukan revitalisasi Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Rencana pembaruan pasar tersebut sudah digaungkan sejak 2018.

Tidak seperti di Blok A, di Blok G dapat ditemukan banyak kucing di dalam gedung. Selain kucingnya, terdapat kotoran mereka di mana-mana sehingga menyebabkan bau tidak sedap di beberapa sudut.

Eskalator di Blok G Tanah Abang juga sudah dinonaktifkan karena tersisa dua lantai yang masih aktif digunakan sebagai tempat berjualan.

"Banyak yang tutup (toko) dari covid. Ini tadinya mau direnovasi, sekarang belum ada keputusan dari PD. Sudah seminggu belum laris," ujar Asmardi, salah satu pedagang penjual tas sekolah di Blok G. Akibat minimnya pelanggan, ia bergantung secara finansial kepada anak-anaknya.

Saat ditanya mengenai kapan pelanggan ramai datang, ia menjawab biasanya saat puasa Ramadan dan musim masuk sekolah.

Namun, menurut Asmardi, salah satu penyebab sepinya Pasar Blok G Tanah Abang karena jembatan layang menghubungkan blok lain dengan Stasiun Tanah Abang.

"Itu, kan, dibentuk jembatan di situ ke stasiun langsung. (Dulu) Orang mau ke stasiun mampir dulu, kan, di sini. Sekarang langsung ke stasiun. Dari Blok A ke stasiun, kalau dulu kan bisa jalan-jalan lewat bawah," ujarnya.

Berita Pilihan: Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Heru Budi Pastikan Tidak Ada Dana Bantuan untuk Pedagang

Berita terkait

Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

10 jam lalu

Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

Sebelumnya ledakan serupa terjadi sekitar 18.40 waktu Indonesia tengah, Kamis, 16 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Firasat Orang Tua Siswa SMK Lingga Kencana Lihat Kondisi Bus, Ojol Geberek Lapak Tambal Ban Sebar Ranjau Paku

6 hari lalu

Top 3 Hukum: Firasat Orang Tua Siswa SMK Lingga Kencana Lihat Kondisi Bus, Ojol Geberek Lapak Tambal Ban Sebar Ranjau Paku

Orang tua siswa SMK Lingga Kencana Depok kecewa pihak sekolah memaksakan jalan dengan kondisi bus yang tidak baik.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

9 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya: Berantas Parkir Liar tidak Sulit

10 hari lalu

Polda Metro Jaya: Berantas Parkir Liar tidak Sulit

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengklaim tidak sulit memberantas parkir liar

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Kronologi Pembubaran Mahasiswa Katolik UNPAM Saat Doa Rosario, 4 Warga Tangsel Jadi Tersangka

11 hari lalu

Top 3 Hukum: Kronologi Pembubaran Mahasiswa Katolik UNPAM Saat Doa Rosario, 4 Warga Tangsel Jadi Tersangka

Polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka kasus pembubaran dan penganiayaan mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) yang sedang doa Rosario.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Penjelasan Ketua RW Soal Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang, TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop

12 hari lalu

Top 3 Hukum: Penjelasan Ketua RW Soal Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang, TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop

Pengeroyokan terhadap sekelompok mahasiswa Universitas Pamulang itu terjadi ketika mereka beribadah doa rosario.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

15 hari lalu

Terpopuler: Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani, Investigasi Tempo soal Produk Spyware Israel Dijual ke RI

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Jumat, 3 Mei 2024, dimulai dari harta kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang belakangan jadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Warga Tolak Permintaan TPNPB-OPM Tinggalkan Intan Jaya, Kata Pakar Hukum Soal Modus Pinjol Ilegal Salah Transfer

16 hari lalu

Top 3 Hukum: Warga Tolak Permintaan TPNPB-OPM Tinggalkan Intan Jaya, Kata Pakar Hukum Soal Modus Pinjol Ilegal Salah Transfer

Kelompok bersenjata TPNPB-OPM menyerang Polsek Homeyo dan membakar gedung SD di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Bicara Pentingnya Sosialisasi UU DKJ

18 hari lalu

Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Bicara Pentingnya Sosialisasi UU DKJ

Heru Budi menegaskan bahwa perpindahan ibu kota ke Kalimantan Timur harus diterima dengan baik.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

19 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya