Kronologi Kasus Penipuan Perekrutan Satpol PP Tangsel Sebut Nama Dewan dan Wali Kota

Senin, 16 Oktober 2023 19:13 WIB

Ilustrasi Satpol PP / Satuan Polisi Pamong Praja. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Bersedia membayar hingga 36 juta rupiah, Nadia Nuke (32 tahun) yang ingin jadi anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangerang Selatan mengatakan kalau penipu menyebut nama Wali Kota Benyamin Davnie sebagai tiket masuk. Dirinya pun kini hanya bisa pasrah menyerahkan proses hukum berjalan atas penipuan yang dialaminya di Satpol PP Tangsel tersebut.

Nadia menuturkan, penipuan uang pelicin untuk bisa menjadi pegawai Satpol PP Kota Tangsel ini terjadi sejak 2021 lalu. Dia ingat terakhir penyerahan pada Oktober. Tapi, kata Nadia, setelah menyetorkan uang senilai total Rp 36 juta, dirinya malah tidak pernah mendapat kejelasan.

"Berbulan bulan saya tanya, 'Kok ga masuk masuk ini?'. Berbulan bulan saya dilempar lempar, lama kelamaan malah ga da tanggung jawabnya," katanya saat dihubungi, Senin 16 Oktober 2023.

Dia kemudian diarahkan agar sabar menunggu perekrutan angkatan baru 2022. Tapi, mulai dari Februari 2022 sampai Mei 2022, semua berlalu begitu saja.

Nadia membeberkan kronologi penipuan yang dialaminya itu. Dia menyebut ada peran tiga pegawai honorer di Satpol PP. Ketiganya adalah orang yang diinisialkan sebagai A dan tertera bernama Azis dalam lembar kwitansi pembayaran uang senilai Rp 34 juta dari Nadia pada 27 Oktober 2021 dan dua rekannya yang lain.

Advertising
Advertising

Dari penelusuran Nadia ke A dan dua rekannya itu, untuk mencari pertanggungjawaban, diketahui mereka bertiga bekerja sama dengan nama lain, yakni N. Informasi yang didapat Nadia dari antara tiga pegawai honorer Satpol PP itu, N adalah 'anggota Dewan' di Kota Tangsel.

Bukti pembayaran oleh Nadia Nuke (32 tahun) yang ingin jadi anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangerang Selatan. Pembayaran total senilai Rp 36 juta sudah dilakukan pada 2021 namun dia tak kunjung direkrut, sehingga akhirnya mengadukannya sebagai penipuan pada 20 Maret 2023. (ISTIMEWA)

"Saya ke rumahnya, saya datangi ternyata dia bukan anggota DPRD, jadi cuma kader posyandu. Dia bilang, 'Saya baru calon anggota Dewan Pariwisata'," ujarnya.

Kata Nadia, dalam pertemuan itu, N mencatut nama Wali Kota Benyamin Davnie. N menyebut bahwa berkas lamaran milik Nadia sudah sampai di meja orang nomor satu di Kota Tangerang Selatan itu.

"Sebenarnya nama kamu sudah ada di BKD tapi yang bisa buka nama kamu di BKD itu wali kota, cuma tunggu arahan buat dipanggil," kata Nadia menirukan ucapan N.

Nadia mengejar lagi untuk minta dikembalikan uangnya tapi ditolak. "Ga bisa, uang kamu sudah dibagi bagi, karena saya masukin kamu lewat ajudan wali kota," kata N lagi, ditirukan Nadia. Dia kemudian dilempar lagi ke nama terakhir yang disebut sebagai ajudan Benyamin itu.

Nadia mengaku saat itu sudah menemukan banyak kejanggalan. Terlebih, orang terakhir yang dimaksud tidak dapat ditemui, hanya bisa berkomunikasi lewat aplikasi WhatsApp. Tapi itu pun hanya awalnya karena kemudian nomor tidak aktif.

Nadia pun memutuskan melapor ke polisi. Laporan dibuatnya di Polres Metro Tangerang Kota pada 20 Maret 2023.

Dari pemeriksaan di polisi, Nadia menuturkan, N mengaku ditipu. Sedangkan nama orang terakhir yang disebut N, berdasarkan informasi yang didapatnya dari kepolisian, adalah nama palsu. Tapi orang itu sudah terima uang bagian sebesar Rp 25 juta. "Sudah pembagian mereka."

Apa Kata Satpol PP Tangsel?

Sementara itu, saat dimintakan keterangannya, Sekretaris Dinas Satpol PP Kota Tangerang Selatan Sapta Mulyana membantah praktik pungutan uang untuk penerimaan calon pegawai di Satpol PP. Dia juga meyakini Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie tidak mengetahui ihwal lamaran tersebut.

"Tidak mungkin," katanya. "Lamaran itu kalau misalnya ditujukan ke Satpol PP kita sebagai pimpinan aja tidak tahu. Keterangan sampai ke meja pak wali tidak bisa dipertanggungjawabkan."

Dia menegaskan tidak pernah mengetahui adanya penerimaan calon pegawai yang disebutnya di luar prosedur itu. "Itu oknum," kata dia.

Penegasan Sapta bertolak belakang dari apa yang disampaikan Nadia sebelumnya bahwa dia berani memberikan sejumlah uang lantaran kemungkinan besar dapat diterima. Nadia mengaku mendapat informasi langsung dari internal Satpol PP.

"Dia ngejelasin bahwa di situ lamaran rata-rata pada bawaan wali kota, dewan, pejabat, dan lain-lain. Jadi kalau lu ga pake duit, lu kalah," katanya.

Nadia yang tidak kunjung diterima bekerja di Satpol PP Tangsel kini memutuskan untuk melanjutkan pendidikan profesi advokat. "Nerusin pendidikan advokat saya. Jadi tim lawyer," kata dia.

Pilihan Editor: Aneka Isi Spanduk dan Poster Massa Demonstran di Luar Sidang MK

Berita terkait

Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

4 hari lalu

Kuasa Hukum Ungkap Modus Staf Kelurahan Setubuhi Anak di Bawah Umur hingga Depresi

Kasus persetubuhan anak yang diduga dilakukan oleh Holid, pengurus komite sekolah yang juga staf kelurahan, ini terjadi beberapa tahun silam.

Baca Selengkapnya

Gagal Menyalip Dump Truck, Pengendara Motor Tewas Kecelakaan di Jalan Puspitek Tangsel

4 hari lalu

Gagal Menyalip Dump Truck, Pengendara Motor Tewas Kecelakaan di Jalan Puspitek Tangsel

Pengendara motor berinisial IZA (laki-laki, 27 tahun) tewas setelah terlibat kecelakaan di Jalan Puspitek, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Baca Selengkapnya

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

4 hari lalu

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polres Metro Bekasi menelusuri kasus dugaan penipuan beasiswa S3 ke Filipina yang diduga dilakukan oleh Bambang Tri Cahyono.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

4 hari lalu

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

Setelah sempat gaduh soal pembubaran doa rosario yang dilakukan mahasiswa Katolik Unpam, Wali Kota Tangerang Selatan gelar pertemuan.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut Libatkan Siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Pemkot Tangsel Evaluasi Study Tour Luar Daerah

4 hari lalu

Kecelakaan Maut Libatkan Siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Pemkot Tangsel Evaluasi Study Tour Luar Daerah

Pasca-kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang pelajar SMK di Depok, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel melalukan evaluasi.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pembunuhan Berencana Mayat dalam Sarung di Pamulang

4 hari lalu

Kronologi Pembunuhan Berencana Mayat dalam Sarung di Pamulang

Pelaku pembunuhan berencana menghabisi sepupunya dengan alasan sakit hati karena diperlakuan tak baik.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

5 hari lalu

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

Program pendidikan yang dia ikuti itu akan dilaksanakan di Philippine Women's University pada 2024 di Manila dengan skema beasiswa parsial doktoral.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru

5 hari lalu

OJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ungkap sejumlah modus penipuan baru.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

7 hari lalu

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Cabang Purwakarta memastikan 233 pekerja pabrik Sepatu Bata yang di PHK akan menerima pesangon pada Senin.

Baca Selengkapnya

Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa di Tangsel, Wali Kota: Komunikasi yang Tersumbat

9 hari lalu

Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa di Tangsel, Wali Kota: Komunikasi yang Tersumbat

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie meminta seluruh ketua RT dan RW menjalin komunikasi yang lebih baik dengan warganya

Baca Selengkapnya