Walhi Jakarta Nilai RUU DKJ Akan Menambah Beban Kota Jakarta

Rabu, 3 Januari 2024 15:52 WIB

Pengendara sepeda motor melintasi Bundaran Hotel Indonesia di Jakarta, Senin, 18 September 2023. Perubahan ini akan ditetapkan setelah ibu kota negara nantinya resmi pindah ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta menilai Rancangan Undang-undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) mengandung subtansi yang kontraproduktif dengan argumentasi awal perpindahan ibu kota negara. Jakarta akan menjadi DKJ setelah ibu kota negara dipindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

"Di awal argumentasi yang disampaikan pemerintah kepada masyarakat, Jakarta yang kompleks dan sulit untuk diperbaiki sehingga dianggap tidak lagi mampu menopang status ibu kota negara," kata Direktur Eksekutif Walhi Jakarta, Suci Fitriah Tanjung ketika dihubungi, Rabu, 3 Januari 2024.

Argumentasi itu, menurut dia tidak sejalan dengan lahirnya RUU DKJ. Jika menilik isi RUU DKJ, Suci menilai beban Jakarta secara daya dukung dan daya tampung justru semakin ditambah.

Ia juga mempersoalkan target DKJ sebagai kota global. "Bagaimana rezim ini membangun Jakarta hari ini, prediksi kami adalah akan sangat memberikan beban bagi Jakarta," ujarnya.

Target kota global itu akan memunculkan pembangunan infrastruktur yang luar biasa. Sementara keadilan ruang yang ada di Jakarta masih jauh dari yang diharapkan.

Advertising
Advertising

"Penguasaan ruang di Jakarta itu 85 persen justru dikuasai oleh korporasi-korporasi besar. Sementara ruang masyarakatnya minim," ucapnya.

Namun, jika orientasi kota global adalah pembangunan yang berkeadilan, Suci mengatakan tidak menjadi masalah secara status.

Walhi Jakarta juga menolak subtansi soal kawasan aglomerasi di RUU DKJ. Apalagi ada klausul kawasan aglomerasi ini akan dipimpin oleh wakil presiden sebagai Dewan Aglomerasi.

"Ini jadi masalah karena ada prinsip-prinsip yang sangat sentralistik," kata Suci.

RUU DKJ ini membuka potensi cawe-cawe dari wakil presiden dalam urusan pembangunan kota Jakarta. "Presiden memilih gubernur dan wakilnya. Tersentralisasi ke pemerintah pusat, sehingga menjauhkan masyarakat dari haknya untuk menentukan arah pembangunan kota," ujarnya.

Dalam sejarahnya, kata Suci, undang-undang kekhususan di Indonesia biasanya mengandung aspek sosial-kultural dari masyarakat. Namun, ia tidak melihat pertimbangan aspek itu dalam penyusunan RUU DKJ ini. "Jadi bukan negara yang menentukan, tapi masyarakatnya maunya seperti apa. Itu penting," ucapnya.

Pilihan Editor: Begini Penjelasan Pj Wali Kota Bekasi Soal Viral Foto ASN Pamer Jersey Nomor Punggung 2

Berita terkait

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

23 jam lalu

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

Partai Hijau Indonesia batal mengusung Haris Azhar sebagai cagub Jakarta jalur ndependen. Ini profil Sarekat Hijau Indonesia, cikal bakal Partai Hijau Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenhub: Jakarta Masuk Daftar 50 Kota Maritim Terkemuka di Dunia

1 hari lalu

Kemenhub: Jakarta Masuk Daftar 50 Kota Maritim Terkemuka di Dunia

Jakarta masuk dalam daftar 50 kota maritim terkemuka di dunia, peringkat satu sebagai kota dengan kantor pusat perusahaan pelayaran terbanyak di dunia

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

1 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

1 hari lalu

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

Walhi Jabar menanggapi rencana pemerintah Indonesia yang ingin pamer proyek Citarum Harum di ajang World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

1 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

2 hari lalu

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

BMKG memperkirakan Jakarta berawan hari ini, Selasa, 14 Mei 2024, dengan sedikit potensi hujan pada siang nanti.

Baca Selengkapnya

Saran Walhi Sumbar Agar Tidak Terjadi Lagi Bencana Ekologis di Kawasan Lembah Anai

2 hari lalu

Saran Walhi Sumbar Agar Tidak Terjadi Lagi Bencana Ekologis di Kawasan Lembah Anai

Risiko bencana ekologis di kawasan Lembah Anai telah sering diingatkan banyak pihak.

Baca Selengkapnya

WALHI Bangka Belitung dan Masyarakat Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Timah Batu Beriga

3 hari lalu

WALHI Bangka Belitung dan Masyarakat Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Timah Batu Beriga

Kandungan logam berat (Pb, Cd, Cr) pada limbah cair kegiatan penambangan timah, menjadi bahan pencemar lingkungan.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kondisi Terkini di Pulau Rempang: Masyarakat Diadu Domba oleh Pemerintah

3 hari lalu

Walhi Beberkan Kondisi Terkini di Pulau Rempang: Masyarakat Diadu Domba oleh Pemerintah

Tim solidaritas nasional untuk Rempang membeberkan kondisi di Rempang saat ini tidak sedang baik-baik saja.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Jakarta Cerah Hingga Siang, Beberapa Area Bahkan Minim Awan

3 hari lalu

BMKG Prakirakan Jakarta Cerah Hingga Siang, Beberapa Area Bahkan Minim Awan

BMKG memperkirakan Jakarta cerah sepanjang hari ini, Senin, 13 Mei 2024. Tak ada potensi hujan hingga esok dinihari.

Baca Selengkapnya