Alasan Jakarta Masih Banjir Meski Sudah Dilakukan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca, Ini Kata BRIN

Kamis, 11 Januari 2024 11:48 WIB

Persiapan penerbangan operasi Teknologi Operasi Cuaca (TMC) di laut barat daya Ujung Kulon, Banten, Rabu, 10 Januari 2023. Penerbangan menggunakan pesawat Cassna 208B Grand Caravan dengan membawa 50 karung garam dengan total berat satu ton. TEMPO/Savero Aristia Wienanto

TEMPO.CO, Jakarta - Perekayasa Madya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jon Arifian menjelaskan alasan banjir masih terjadi di Jabodetabek meski operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sudah digelar sejak 3 Januari lalu.

"Yang terjadi seminggu hingga dua minggu ke belakang, tanah sudah mulai jenuh," kata Jon saat ditemui Tempo di Pangkalan Udara Pondok Cabe, Rabu, 10 Januari 2024.

Tanah sudah jenuh apabila partikel dalam tanah sudah penuh air. Akibatnya, tanah tidak lagi mampu menyerap air sehingga air hujan akan langsung melintasi permukaan tanah tersebut.

Perekayasa madya BRIN itu juga mengatakan operasi TMC hanya menyasar awan cumulus congestus--awan yang berpotensi membawa hujan--di wilayah laut agar tidak mencapai daratan. Namun awan cumulonimbus atau awan hujan, masih dapat terbentuk di wilayah daratan sehingga hujan yang menyebabkan banjir tetap bisa terjadi.

Faktor penyebab Jakarta banjir adalah kontur antarprovinsi. Banjir kiriman dari wilayah Jawa Barat yang menuju Jabodetabek kerap mendatangkan bencana baru.

Advertising
Advertising

"Mungkin Jakarta enggak hujan, tapi yang hujan lebat di Bogor. Airnya dikirim dari Bogor ke Jakarta," ujarnya.

Jon juga menyinggung aliran air di sungai dan kanal yang kerap bermasalah. Sampah yang menyumbat aliran air sehingga sungai meluap dan menyebabkan banjir.

"Biasanya, pada saat tidak terjadi banjir, orang buang sampah sembarangan hingga kapasitas saluran pembuangannya jadi menurun," ucapnya.

Pada puncak musim hujan di Januari 2024 ini, BNPB bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta BRIN menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sejak 3 sampai 10 Januari. Pemantauan dilakukan secara terpusat di Pangkalan Udara Pondok Cabe.

Operasi TMC untuk mengurangi potensi banjir akibat curah hujan tinggi ini dilakukan dengan menaburkan satu ton garam di awan cumulus congestus, yakni awan yang menjulang tinggi dan berpotensi membawa hujan. Garam itu nantinya dibawa oleh pesawat menuju titik-titik yang telah ditargetkan untuk mencegat awan hujan.

Pilihan Editor: Top 3 Metro: Flyover Cisauk Wujudkan Mimpi Cisauk Bebas Macet, Warga Tangerang Geruduk Kantor Debt Collector karena Motor Ditarik


Berita terkait

Dasarian Akhir Mei, Curah Hujan di Jawa Barat Masih Tinggi

2 jam lalu

Dasarian Akhir Mei, Curah Hujan di Jawa Barat Masih Tinggi

BMKG memperkirakan curah hujan diJawa Barat meningkat pada sepuluh hari terakhir atau dasarian ketiga Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pegawai Aktif BRIN juga Diminta Kosongkan Rumah Dinas Puspiptek Serpong

2 jam lalu

Pegawai Aktif BRIN juga Diminta Kosongkan Rumah Dinas Puspiptek Serpong

BRIN meminta para pensiunan mengosongkan rumah dinas yang masih dihuni di Kompleks Puspiptek Serpong

Baca Selengkapnya

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

6 jam lalu

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

Presiden Jokowi memerintahkan Basuki Hadimuljono untuk menambah sabo dam dalam mencegah bencana galodo di wilayah Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Peneliti Mahakam Ungkap 3 Kontradiksi dalam Bencana Banjir Besar Mahulu

8 jam lalu

Peneliti Mahakam Ungkap 3 Kontradiksi dalam Bencana Banjir Besar Mahulu

Secara morfologi dan topografi, banjir besar di Mahakam Ulu tak mungkin terjadi untuk kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Radiasi, Bertugas Sejak 1985 Kini Harus Hengkang dari Rumah Dinas BRIN

8 jam lalu

Kisah Dokter Radiasi, Bertugas Sejak 1985 Kini Harus Hengkang dari Rumah Dinas BRIN

Mendiami rumah dinas BRIN (dulu Batan) sejak 1985, Tri Mayhayati bersama pensiunan lainnya kini harus meninggalkan kediaman yang ditempati 38 tahun.

Baca Selengkapnya

FAO Dapat Penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize

8 jam lalu

FAO Dapat Penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize

FAO mendapat penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize atas kontribusinya mempromosikan perlindungan dan pelestarian sumber air

Baca Selengkapnya

Daftar Wilayah di Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini Menurut BMKG

13 jam lalu

Daftar Wilayah di Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini Menurut BMKG

Menurut BMKG, tak ada potensi hujan lebat di seluruh Pulau Jawa pada hari ini, Selasa 21 Mei 2024. Bahkan di seluruh Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Hari Ini untuk Jakarta dan Sekitarnya, Ada Hujan di Mana Saja?

14 jam lalu

Prediksi Cuaca Hari Ini untuk Jakarta dan Sekitarnya, Ada Hujan di Mana Saja?

Prediksi cuaca BMKG menyebutkan potensi hujan antara lain di Jakarta Selatan siang nanti, itu pun intensitas hujan ringan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Konstelasi 10 Satelit NEI untuk Prediksi Bencana, Mengorbit di Ekuatorial

1 hari lalu

BRIN Kembangkan Konstelasi 10 Satelit NEI untuk Prediksi Bencana, Mengorbit di Ekuatorial

Penggunaan satelit ini bakal meningkatkan efisiensi pembiayaan 9,5 kali lipat dibandingkan menyewa satelit asing.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Soal Perpanjangan Usia Pensiun Polisi dalam Revisi UU Polri

1 hari lalu

Beda Sikap Soal Perpanjangan Usia Pensiun Polisi dalam Revisi UU Polri

Efektivitas kerja personel di usia lanjut perlu dipertimbangkan jika DPR membahas revisi UU Polri.

Baca Selengkapnya